Belajar Penanganan Sampah dari Transformasi TPA Maiyuan Nanchang

1 week ago 6
Sejumlah petugas TPA Domestik Maiyuan Nanchang Jiangxi China melakukan tugas memantau proses pengolahan sampah yang sudah terkomputerisasi. (BP/ata)

NANCHANG, BALIPOST.com – Rombongan delegasi dari Bali atas undangan Konjen China yang terdiri dari 2 kepala desa, 1 lurah dan 2 bendesa, Kamis (7/11) berkesempatan berkunjung ke TPA Domestik Maiyuan di Nanchang, Jiangxi.

Mulai memasuki kawasan inti TPA yang berlokasi sekitar 30 km dari pusat kota, sama sekali tidak tercium bau sampah. Juga tidak tampak kepulan asap sisa proses insenerasi.

Tampak depan bangunan pengolahan sampah terlihat elegan mirip perkantoran bank. Bagian lobby kantornya sangat bersih dan tertata. Ruang kontrol pengolahan sampah yang memantau kedatangan truk pengangkut sampah, tungku pembakaran hingga cerobong pembuangan sisa pembakaran yang berupa uap air berada dilantai 2. Semuanya serba terkontrol secara komputerisasi.

Bali yang kini menghadapi masalah sampah dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain, salah satunya mungkin dari Kota Nanchang. Di ibu kota provinsi Jiangxi China ini, sampah pernah menjadi masalah besar.

Polusi bau dan air lindi telah mencemari udara dan sungai di sekitar Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Domestik Maiyuan yang dibuka di 1997.

Pemimpin China, Xi Jinping ketika melakukan inspeksi ke Nanchang Jiangxi kembali menegaskan apa yang disebut sebagai Peradaban Ekologis, dimana Negeri China dibangun dengan tetap menjaga ekologi lingkungan. Maka, TPA Maiyuan yang dianggap sebagai “noda”, karena menjadi sumber pencemaran lingkungan, mesti segera ditransformasi menjadi “titik terang” yang menerangi Nanchang.

Sejak September 2017 hingga Desember 2019, puluhan miliar RMB digelontorkan untuk pembangunan TPA Domestik Maiyuan yang akan menjadi solusi menyeluruh bagi persoalan sampah Kota Nanchang. Tahap awal dilakukan penutupan areal pembuangan sampah lama yang telah menampung hampir 12 juta ton sampah dengan menggunakan tanah dan membran plastik.

Pipa-pipa ditanam agar gas metana mengalir dan menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Sementara sarana pengolahan sampah dengan teknologi  insenerator modern dibangun di lahan puluhan hektar.

Keseluruhan proyek dilaksanakan Jiangxi Hongcheng Kongcheng Energy Enviromental Co.,Ltd. Kapasitas pengolahan sampah mencapai 2400 ton sampah per/hari.

Ditargetkan total kapasitas penuh nantinya akan mencapai 4.800 ton sampah per hari. Sistem pemrosesan asap pembakaran menjadi jantung teknologi dari keseluruhan sistem, karena yang dikeluarkan dari cerobong disebutkan berupa uang air.

Sampah yang diolah telah terpilah dari sumber. Juga dipisahkan proses pengolahannya antara sampah rumah tangga dan sampah sisa-sisa makanan. Tersedia pula instalasi pengolahan air lindi yang disulap menjadi air untuk kebutuhan perawatan taman dan penghijauan sekitar TPA.

Kepala Desa Tegal Harum Denpasar, I Komang Adi Widiantara mengaku terkagum-kagum dengan TPA Domestik Maiyuan. “Harusnya Denpasar bisa mengadopsi teknologi penanganan sampah TPA Domestik Maiyuan ini,” katanya.

Meski ia mengakui akan ada kendala soal lahan dan pembiayaan.

Sementara Kepala Desa Kutuh Badung, Wayan Mudana meyakini bahwa dalam penanganan sampah, para pejabat di Bali sudah pernah melakukan studi banding ke berbagai daerah dan negara. Jadi, teknologi penanganan sampah yang ada di Nanchang, sudah juga diketahui para pejabat. “Masalahnya mungkin ada di kemauan. Sementara soal dana, wilayah kaya seperti Badung, mestinya bukan masalah,” ujarnya.

Widiantara dan Mudana berharap Pemerintah Provinsi Bali dapat menindaklanjuti kerjasama soal penanganan sampah ini dengan pemerintah Jiangxi. Apalagi antara Jiangxi dan Bali sudah ada kerjasama menjadi “Sister Province”. (Nyoman Winata/balipost)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|