Debat Perdana Pilgub Bali, Ini Program Dua Paslon Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

2 weeks ago 5
Tangkapan layar debat perdana Pilgub Bali yang menghadirkan paslon nomor urut 1, Mulia-PAS dan Koster-Giri. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang akan berkompetisi dalam Pilkada Bali Tahun 2024, yaitu paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya – Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan paslon nomor urut 2 Wayan Koster – I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) mengikuti debat terbuka perdana yang digelar KPU Provinsi Bali, Rabu (30/10) malam. Bertempat di Sanur, kedua paslon diberikan kesempatan menyampaikan visi misi dan programnya yang berkaitan dengan tema debat “Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan”.

Sejumlah program ditawarkan dua pasangan kandidat untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Bali.

Mulia-PAS memaparkan berbagai program unggulan mereka untuk membangun Bali lebih baik. Dalam kluster Hukum dan Kamtibmas, Mulia-PAS berfokus pada pengembangan aplikasi layanan wisatawan yang terintegrasi serta membentuk tim pengendali bersama untuk meningkatkan keamanan wisatawan.

Paslon ini juga menekankan pentingnya menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH), taman ramah anak dan lansia, serta menyelesaikan masalah lingkungan, seperti pengelolaan sampah melalui badan khusus yang akan mereka bentuk.

Pada isu lingkungan dan tata ruang, Mulia-PAS mengusulkan penanganan banjir dan peningkatan cadangan air tanah melalui pembangunan biopori, sumur resapan, dan gorong-gorong baru.

Selain itu, mereka berencana melanjutkan program Simantri Plus, memberikan subsidi pertanian, dan mengembalikan insentif subak hingga Rp50 juta per subak.

Di kluster Infrastruktur dan Ekonomi Pariwisata, mereka memprioritaskan pembangunan Bandara Bali Utara serta peningkatan kualitas Pelabuhan Celukan Bawang hingga standar internasional. Infrastruktur jalan di daerah terisolir pun akan diperbaiki untuk memperluas aksesibilitas.

Selain itu, Mulia-PAS berencana mengembangkan sistem transportasi untuk mengurangi kemacetan melalui transport and traffic management, melanjutkan proyek MRT, jalan tol, dan sarana park-and-ride di daerah wisata padat. Program penguatan community-based tourism dan Bali Trade Centre yang akan memperkuat UMKM serta industri kreatif juga diusung dalam kampanye mereka.

“Pembangunan Bali Trade Centre dalam bentuk Factory Outlet dan Nusantara Outlet sebagai pusat wisata belanja, yang sekaligus akan memperkuat UMKM dan industri kreatif lokal. Kami juga berencana memberikan bantuan untuk pengembangan usaha bagi 1.000 startup berbasis UMKM di Bali,” kata De Gadjah.

Sementara itu, dalam dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Bali, Koster-Giri telah merestorasi parahyangan Pura Agung Besakih di Karangasem pada periode pertama sebagai Gubernur Bali. Sebab, banyak pelinggih yang sudah rusak berat. Apalagi, Pura Besakih merupakan pusat spiritual Bali, sehingga Bali memiliki aura yang sangat kuat yang menjadi daya tarik wisata dunia.

Tidak hanya itu, program lainnya yaitu pembangunan kawasan pusat kebudayaan Bali di Klungkung untuk menjadi objek wisata berkelas dunia, meningkatkan daya saing pariwisata Bali agar bisa berkelanjutan.

“Kawasan ini akan menjadi ikon baru pariwisata Bali, yang tidak hanya menarik wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara,” kata Koster.

Koster juga menyinggung proyek pembangunan Turyapada di Buleleng, yang menurutnya akan menciptakan destinasi pariwisata kelas dunia di wilayah tersebut. “Proyek Turyapada akan menjadi pusat pariwisata baru yang bisa bersaing di tingkat global,” tandasnya.

Untuk mengatasi kemacetan di sejumlah kawasan pura, seperti Pura Batur, Koster mengusulkan pembangunan gedung parkir di sekitar pura tersebut. “Kami berencana membangun gedung parkir di Pura Batur, mengingat sering terjadi kemacetan saat upacara berlangsung,” ujar Koster.

Dalam sektor infrastruktur, Koster-Giri juga berkomitmen melanjutkan pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan.

Rencana lain yang disampaikan Koster meliputi pengembangan pelabuhan untuk mendukung sektor perikanan dan pariwisata di kawasan Amed, Karangasem, serta Pelabuhan Sangsit di Buleleng.

Koster juga menyoroti pentingnya mengurangi kemacetan di Denpasar dengan membangun beberapa jalan baru, termasuk Sunset Road Mahendradatta dan underpass di Tohpati, Denpasar dan underpass di Jimbaran. Program infrastruktur yang diusung Koster-Giri juga mencakup pembangunan gedung parkir di Sanur, dilengkapi dengan jalur shuttle bus untuk mengurangi kemacetan menuju pelabuhan.

Pada debat terbuka perdana ini, panelis yang dilibatkan untuk menyusun pertanyaan, yaitu Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, ST.,S.Sos.,MM.,IPM.,Asean.Eng., (Rektor Undiknas Denpasar), Prof. Dr. I Gede Suwindia, MA. (Guru Besar Ilmu Agama dan Budaya), Prof. Dr. Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, SH.,MH. (Guru Besar Tetap FH Unud), Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc.,PhD. (Ketua Pusat Unggulan Ipteks Pariwisata LPPM Unud), Dr. Ir. I Made Rai Ridartha, ATD., M.Eng.,Sc.,Dipl.UG.,ATU. (Ketua Masyarakat Transoprtasi Indonesia Wilayah Bali), Agoes Ganesha Rahyuda, PH.D.(Dekan FEB Unud), dan Made Krisna Dinata, S.Pd.,M.Pd. (Direktur Eksekutif Walhi Daerah Bali).

Jalannya debat dipandu oleh Moderator Happy Goeritman (News Anchor/Jurnalis TVRI Nasional) dan Oki Satrial SY., S.Hum. (Tv News Oroducer dan Presenter TVRI Nasional). (Ketut Winata/balipost)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|