Dosen Institut Kesehatan Sumut Gelar Penyuluhan Pencegahan Stunting Balita Berbasis Intervensi Gizi Dengan Metode Konsumsi Sanisa (Satu Ikan Satu Anak)

1 week ago 10

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek, adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita). Kondisi ini diakibatkan kekurangan gizi kronis dan dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu janin hingga usia 23 bulan.

Anak tergolong stunting, apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Stranas Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024).

Sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kelurahan Belawan Sicanang, serta mengurangi risiko stunting pada anak, Dosen Institut Kesehatan Sumatera Utara melakukan pengabdian masyarakat yang diketuai Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep dengan anggota Dewi Astuti Pasaribu, S.Kep, Ners, M.Kep dan Lisna Tumanggor, , S.Pd, M.Si.

Pengabdian ini mengangkat tema “Gerakan Optimalisasi Pemanfaatan Pangan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Balita Berbasis Intervensi Gizi dengan Metode Konsumsi Sanisa (Satu Ikan Satu Anak)“. Artinya, memberikan konsumsi satu ekor ikan sehari selama 90 hari kepada balita.

“Dengan adanya pemberian ikan dan telur dalam program pengabdian kepada masyarakat, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi pada anak serta dapat menurunkan angka stunting dengan cepat di Kelurahan Belawan Sicanang,” kata Ketua Tim Pengabdian, Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep.

Selain itu, juga dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya makan dalam pemenuhan gizi sehari-hari dan lebih meningkatkan pemanfaatan pangan lokal sebagai upaya pencegahan stunting kepada ibu dan bapak yang memiliki anak stunting dan beresiko stunting di Kelurahan Belawan Sicanang. “Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB) pencegahan stunting, penyuluhan kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi pendekatan personal kepada masyarakat beresiko stunting tentang manfaat ASI ekslusif dan Kolostrum sebagai upaya pencegahan stunting,” ujar Elyani.

Selain itu, dilakukan juga pembagian buku resep makanan pencegah stunting tinggi protein hewani. Juga dilakukan layanan pengukuran tinggi badan dan berat badan bagi baduta. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan resiliensi dan ketangguhan ibu yang memiliki anak stunting dan resiko stunting agar berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anaknya,” harap Elyani.

Kegiatan yang digelar di Aula Kantor Kelurahan Belawan Sicanang ini dihadiri lurah Belawan Sicanang Deby Fauziah, S.Sos, MAP, Sekretaris Lurah Pasu Fransiska, SE, Anggota PKK juga Kader Posyandu Belawan Sicanang Sri Wanti, serta masyarakat orang tua baduta stunting dan resiko stunting penerima PMT tinggi protein hewani, dan perangkat Kelurahan Belawan Sicanang. Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari, mulai 21 hingga 28 Agustus 2025.

Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah anak balita dengan stunting dan resiko stunting yang ada di wilayah Kelurahan Belawan Sicanang yaitu sebanyak 44 orang anak beserta orangtuanya. “Terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Direktorat yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini,” pungkas Elyani. (adz)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek, adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita). Kondisi ini diakibatkan kekurangan gizi kronis dan dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu janin hingga usia 23 bulan.

Anak tergolong stunting, apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Stranas Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024).

Sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kelurahan Belawan Sicanang, serta mengurangi risiko stunting pada anak, Dosen Institut Kesehatan Sumatera Utara melakukan pengabdian masyarakat yang diketuai Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep dengan anggota Dewi Astuti Pasaribu, S.Kep, Ners, M.Kep dan Lisna Tumanggor, , S.Pd, M.Si.

Pengabdian ini mengangkat tema “Gerakan Optimalisasi Pemanfaatan Pangan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Balita Berbasis Intervensi Gizi dengan Metode Konsumsi Sanisa (Satu Ikan Satu Anak)“. Artinya, memberikan konsumsi satu ekor ikan sehari selama 90 hari kepada balita.

“Dengan adanya pemberian ikan dan telur dalam program pengabdian kepada masyarakat, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi pada anak serta dapat menurunkan angka stunting dengan cepat di Kelurahan Belawan Sicanang,” kata Ketua Tim Pengabdian, Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep.

Selain itu, juga dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya makan dalam pemenuhan gizi sehari-hari dan lebih meningkatkan pemanfaatan pangan lokal sebagai upaya pencegahan stunting kepada ibu dan bapak yang memiliki anak stunting dan beresiko stunting di Kelurahan Belawan Sicanang. “Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB) pencegahan stunting, penyuluhan kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi pendekatan personal kepada masyarakat beresiko stunting tentang manfaat ASI ekslusif dan Kolostrum sebagai upaya pencegahan stunting,” ujar Elyani.

Selain itu, dilakukan juga pembagian buku resep makanan pencegah stunting tinggi protein hewani. Juga dilakukan layanan pengukuran tinggi badan dan berat badan bagi baduta. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan resiliensi dan ketangguhan ibu yang memiliki anak stunting dan resiko stunting agar berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anaknya,” harap Elyani.

Kegiatan yang digelar di Aula Kantor Kelurahan Belawan Sicanang ini dihadiri lurah Belawan Sicanang Deby Fauziah, S.Sos, MAP, Sekretaris Lurah Pasu Fransiska, SE, Anggota PKK juga Kader Posyandu Belawan Sicanang Sri Wanti, serta masyarakat orang tua baduta stunting dan resiko stunting penerima PMT tinggi protein hewani, dan perangkat Kelurahan Belawan Sicanang. Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari, mulai 21 hingga 28 Agustus 2025.

Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah anak balita dengan stunting dan resiko stunting yang ada di wilayah Kelurahan Belawan Sicanang yaitu sebanyak 44 orang anak beserta orangtuanya. “Terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Direktorat yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini,” pungkas Elyani. (adz)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|