Menaikkelaskan UMKM Bukan Persoalan Gampang, Permasalahan Klasik Harus Dituntaskan

2 days ago 6
Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Helvi Y. Moraza saat membuka MIKROEX Summit, Kamis (14/11) di Kuta, Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menaikkelaskan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bukan persoalan mudah. Permasalahan klasik, yakni permodalan dan akses pasar harus dituntaskan. Demikian disampaikan Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Helvi Y. Moraza, Kamis (14/11) di Kuta, Badung.

Menurut Helvi untuk persoalan permodalan, rata-rata terbentur permodalan dan legalitas. Hal ini telah dibantu lewat akses Permodalan Nasional Madani (PNM), bank Himbara, dan bank swasta. “Ada yang sudah berusaha dan ingin usahanya berkembang, ini sudah dibantu pihak perbankan, yakni Himbara dan swasta,” sebutnya.

Dari sisi legalitas pun, sudah diupayakan pendampingan dan bimbingan sehingga pelaku UMKM bisa naik kelas. Untuk menaikkelaskan UMKM, lanjut Helvi, bukan persoalan gampang.

“Kami mencoba untuk menginventarisasi, mana usaha mikro yang bisa naik kelas ke atasnya, kemudian dari kecil ke menengah,” jelas Helvi di sela-sela peninjauan pameran UMKM bertema “The Beautiful Journey of Mentorship,” yang merupakan kegiatan Kementerian UMKM berkolaborasi dengan GoTo.

Terkait upaya naik kelas ini, ia juga menyoroti pentingnya akses pasar. Platform e-commerce ditegaskannya harus menjadi mitra dari UMKM, seperti yang telah dilakukan oleh GoTo.

“Saat ini, UMKM Indonesia menghadapi persaingan yang semakin ketat, baik di tingkat domestik maupun global. Saya melihat ada tiga hal utama yang harus menjadi perhatian kita bersama, yaitu konsistensi, disiplin, dan inovasi dari para pemilik UMKM,” paparnya.

Head of PPGR Government Partnership GoTo, Dhani Priatna mengatakan formalisasi bisnis menjadi salah satu pilar transformasi UMKM di era digital. Sebagai wujud komitmen mendukung transformasi UMKM Indonesia ini, pihaknya menghadirkan Gerakan Online Usaha Kecil Menengah Mandiri Pintar dan Andal (GoNusantara).

Dijelaskan, program ini dirancang untuk membangun UMKM sebagai bisnis formal, bersertifikasi, dan mampu memanfaatkan ekosistem GoTo untuk memperluas pasar sekaligus meningkatkan omset.

“Dengan keberadaan jutaan mitra merchants dan 99 persen di antaranya adalah UMKM kuliner, GoTo merupakan ekosistem utama dalam mendorong transformasi digital UMKM secara nasional. Melalui inovasi layanan digital dan akses pasarnya, GoTo terbukti mampu hadir sebagai mitra strategis pemerintah dalam melanjutkan agenda transformasi UMKM,” ungkapnya.

Sejak peluncurannya, GoNusantara telah berhasil mentransformasi lebih dari 4.000 pelaku UMKM yang merupakan mitra Kementerian UMKM dan belum menjadi bagian dari ekosistem GoTo. Sepanjang 2024, sebanyak 39 kelas pelatihan telah dilaksanakan secara daring dan luring di 28 kota.

“Semenjak diluncurkan, kami menyaksikan dampak signifikan program terhadap UMKM peserta program. Dengan memanfaatkan layanan ekosistem digital GoTo, para peserta UMKM telah mampu meningkatkan omset dan memperkuat daya saing bisnis,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|