Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 5 Persen di 2026

9 hours ago 4

JAKARTA–Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5 persen pada 2026 dan naik tipis menjadi 5,2 persen pada 2027. Proyeksi tersebut lebih rendah dibanding target pertumbuhan dalam APBN 2026 yang dipatok sebesar 5,4 persen.

Meski berada di bawah target pemerintah, Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia tetap berada pada jalur yang relatif stabil. Dalam laporan Foundations for Digital Growth edisi Desember 2025, lembaga internasional itu menyebut ekonomi Indonesia masih cukup tangguh di tengah berbagai tekanan global.

“Perekonomian Indonesia diperkirakan tetap resilien dengan profil risiko yang relatif berimbang,” ucap Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk di Jakarta kemarin (16/12).

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026–2027 akan ditopang oleh peningkatan investasi secara bertahap. Dukungan tersebut berasal dari investasi negara melalui Danantara, pelonggaran kebijakan moneter untuk mendorong kredit sektor swasta, serta aliran penanaman modal asing (PMA).

Di sisi lain, inflasi yang relatif rendah dan stimulus fiskal diperkirakan tetap menopang konsumsi rumah tangga. Namun, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi dinilai mulai menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.“Penurunan pendapatan masyarakat, khususnya kelas menengah, menjadi salah satu faktor yang membatasi dorongan konsumsi,” imbuhnya.

Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada dalam rentang sasaran Bank Indonesia (BI), yakni 2,5 persen plus minus 1 persen. Kendati demikian, volatilitas harga pangan dan energi masih menjadi tantangan utama. Sementara itu, Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai 2026 akan menjadi periode penentuan bagi perekonomian Indonesia. Hal itu seiring pemerintahan baru mulai memasuki fase operasional penuh setelah melalui masa konsolidasi sepanjang 2025.

JAKARTA–Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5 persen pada 2026 dan naik tipis menjadi 5,2 persen pada 2027. Proyeksi tersebut lebih rendah dibanding target pertumbuhan dalam APBN 2026 yang dipatok sebesar 5,4 persen.

Meski berada di bawah target pemerintah, Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia tetap berada pada jalur yang relatif stabil. Dalam laporan Foundations for Digital Growth edisi Desember 2025, lembaga internasional itu menyebut ekonomi Indonesia masih cukup tangguh di tengah berbagai tekanan global.

“Perekonomian Indonesia diperkirakan tetap resilien dengan profil risiko yang relatif berimbang,” ucap Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk di Jakarta kemarin (16/12).

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026–2027 akan ditopang oleh peningkatan investasi secara bertahap. Dukungan tersebut berasal dari investasi negara melalui Danantara, pelonggaran kebijakan moneter untuk mendorong kredit sektor swasta, serta aliran penanaman modal asing (PMA).

Di sisi lain, inflasi yang relatif rendah dan stimulus fiskal diperkirakan tetap menopang konsumsi rumah tangga. Namun, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi dinilai mulai menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.“Penurunan pendapatan masyarakat, khususnya kelas menengah, menjadi salah satu faktor yang membatasi dorongan konsumsi,” imbuhnya.

Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada dalam rentang sasaran Bank Indonesia (BI), yakni 2,5 persen plus minus 1 persen. Kendati demikian, volatilitas harga pangan dan energi masih menjadi tantangan utama. Sementara itu, Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai 2026 akan menjadi periode penentuan bagi perekonomian Indonesia. Hal itu seiring pemerintahan baru mulai memasuki fase operasional penuh setelah melalui masa konsolidasi sepanjang 2025.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|