DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Limbah kayu yang sebelumnya tidak memiliki nilai, kini justru menjadi sumber energi alternatif yang bisa dimanfaatkan. Selain mendukung transisi energi, juga membawa dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Selama ini, limbah kayu di Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Deliserdang, hanya dibuang begitu saja. Melihat potensi yang ada, dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang layak jual.
Penyuluhan ini dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema pemberdayaan berbasis masyarakat Desa Tadukan Raga. Kegiatan ini diketuai Ir. Rivaldi Sidabutar S.T., M.T, dengan anggota Chindy Elsanna Revadi, M.T., dan Ir. Muthiah Putrilan Syamnah Harahap S.T., M.T. Mereka dibantu 6 orang mahasiswa S-1 Fakultas Teknik USU, yakni Luke Gilbert Buysang, Selvia Geraldine Silaban, Maya Azhari Butarbutar, Nova Ronauli Silalahi, Khori Ramadani, dan Fairuz Fuad Hasibuan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Hari Jumat, 19 September 2025 ini bertajuk “Eco-waste Stove: Teknologi Konversi Limbah Kayu Menjadi Energi Ramah Lingkungan Berbasis Circular Economy”.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sekaligus pengembangan dari program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya di Desa Tadukan Raga,” kata Ir. Rivaldi Sidabutar S.T., M.T dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Minggu (21/9/2025).
Menurut Rivaldi, dalam kegiatan ini para dosen dan mahasiswa kembali memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang layak jual. “Selama ini, limbah kayu hanya dibuang begitu saja, sehingga dapat dijadikan potensi menjadi produk yang layak jual,” ujarnya.
Dijelaskan Rivaldi, pada program pengabdian ini, mereka mengembangkan metode pengolahan limbah kayu dan dicetak menjadi briket menggunakan alat pencetak khusus yang sederhana serta mudah dioperasikan.
Selain memanfaatkan produk briket dari limbah kayu, ungkap Rivaldi, kompor yang akan digunakan juga merupakan kompor khusus dimana tungku pembakaran kompor tersebut dibakar menggunakan sampah organik seperti daun kering, kertas bekas, atau sampah nonorganik seperti plastik, dibantu oleh minyak jelantah atau oli bekas yang membantu proses pembakaran dan mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular di masyarakat.
“Limbah kayu pada masyarakat biasanya hanya dibuang begitu saja. Namun apabila diolah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil briket yang dapat digunakan apalagi dijual oleh masyarakat sekitar desa,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan, kegiatan kali ini bukan hanya bertujuan untuk mengurangi timbunan limbah, tetapi juga diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah kayu tersebut sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. “Apalagi jika briket tersebut dijual, akan menghasilkan unit usaha baru di masyarakat desa,” pungkasnya. (adz)
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Limbah kayu yang sebelumnya tidak memiliki nilai, kini justru menjadi sumber energi alternatif yang bisa dimanfaatkan. Selain mendukung transisi energi, juga membawa dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Selama ini, limbah kayu di Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Deliserdang, hanya dibuang begitu saja. Melihat potensi yang ada, dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang layak jual.
Penyuluhan ini dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema pemberdayaan berbasis masyarakat Desa Tadukan Raga. Kegiatan ini diketuai Ir. Rivaldi Sidabutar S.T., M.T, dengan anggota Chindy Elsanna Revadi, M.T., dan Ir. Muthiah Putrilan Syamnah Harahap S.T., M.T. Mereka dibantu 6 orang mahasiswa S-1 Fakultas Teknik USU, yakni Luke Gilbert Buysang, Selvia Geraldine Silaban, Maya Azhari Butarbutar, Nova Ronauli Silalahi, Khori Ramadani, dan Fairuz Fuad Hasibuan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Hari Jumat, 19 September 2025 ini bertajuk “Eco-waste Stove: Teknologi Konversi Limbah Kayu Menjadi Energi Ramah Lingkungan Berbasis Circular Economy”.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sekaligus pengembangan dari program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya di Desa Tadukan Raga,” kata Ir. Rivaldi Sidabutar S.T., M.T dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Minggu (21/9/2025).
Menurut Rivaldi, dalam kegiatan ini para dosen dan mahasiswa kembali memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan limbah kayu menjadi produk yang layak jual. “Selama ini, limbah kayu hanya dibuang begitu saja, sehingga dapat dijadikan potensi menjadi produk yang layak jual,” ujarnya.
Dijelaskan Rivaldi, pada program pengabdian ini, mereka mengembangkan metode pengolahan limbah kayu dan dicetak menjadi briket menggunakan alat pencetak khusus yang sederhana serta mudah dioperasikan.
Selain memanfaatkan produk briket dari limbah kayu, ungkap Rivaldi, kompor yang akan digunakan juga merupakan kompor khusus dimana tungku pembakaran kompor tersebut dibakar menggunakan sampah organik seperti daun kering, kertas bekas, atau sampah nonorganik seperti plastik, dibantu oleh minyak jelantah atau oli bekas yang membantu proses pembakaran dan mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular di masyarakat.
“Limbah kayu pada masyarakat biasanya hanya dibuang begitu saja. Namun apabila diolah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil briket yang dapat digunakan apalagi dijual oleh masyarakat sekitar desa,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan, kegiatan kali ini bukan hanya bertujuan untuk mengurangi timbunan limbah, tetapi juga diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah kayu tersebut sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. “Apalagi jika briket tersebut dijual, akan menghasilkan unit usaha baru di masyarakat desa,” pungkasnya. (adz)

1 month ago
31

















































