KARO, SUMUTPOS.CO – Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan skema ekonomi dan sosial Lembaga Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM-USU) di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Rabu (10/9/2025).
Pengabdian ini diketuai Dr. Ir. Bambang Trisakti, M.Si., dengan anggota Ir. Rivaldi Sidabutar, S.T., M.T., Prof. Ir. Indra Surya, M.Sc., Ph.D, Dr. Ir. Taslim, M.Si, IPM, dan Mersi Suriani Sinaga, S.T., M.T dibantu lima orang mahasiswa S-1 Fakultas Teknik USU, yakni Daniel S Marbun, Lusti Angelica Sitepu, M. Fadillah Juniansyah, Muhammad Faiz Abdurrahman, dan Wahyu Pramudya Syafutra.
Pengabdian ini berjudul “Pengembangan Sistem Penyulingan Bahan Bakar Bioetanol dari Sampah Organik Pertanian Di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut sekaligus pengembangan dari program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya di Desa Sempajaya.
Dalam kegiatan ini, para dosen dan mahasiswa kembali memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan sampah organik hasil pertanian yang tidak layak jual. Selama ini, sampah tersebut hanya dibuang ke tempat penampungan akhir (TPA) sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti timbulnya gas rumah kaca (metana) yang dilepaskan ke udara serta bau menyengat yang mengganggu masyarakat.
Melalui program pengabdian ini, dikembangkan metode pengolahan sampah organik pertanian seperti kentang, tomat, wortel, sawi, kubis, nanas, semangka dan organik lainnya menjadi produk bernilai jual (Bioetanol) menggunakan peralatan sederhana dan mudah dioperasikan. Selain menghasilkan bioetanol, residu dari proses penyulingan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sehingga memberikan nilai tambah dan mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular di masyarakat.
“Limbah organik pertanian biasanya dipandang hanya sebagai sisa buangan semata, namun apabila diolah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil bioetanol yang dapat digunakan oleh warga sekitar. Kegiatan kali ini bukan hanya bertujuan mengurangi timbunan limbah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah organik tersebut sebagai sumber energi yang ramah lingkungan” ungkap Ketua Tim Pengabdian Dr. Ir. Bambang Trisakti, M.Si.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang baru diselenggarakan ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru dalam pengembangan energi alternatif berbasis limbah organik pertanian. Acara diawali dengan pemaparan materi yang komprehensif mengenai potensi pemanfaatan limbah organik sebagai bahan baku bioetanol yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi proses pengolahan dan penyulingan bioetanol, yang berhasil menarik antusiasme serta partisipasi aktif dari warga setempat.
“Warga di sini kelihatan sangat antusias waktu mengikuti demonstrasi yang diperagakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik. Kami juga tidak lupa mengajak warga langsung mencoba menggunakan alat distilatornya, supaya warga tidak hanya melihat, tetapi juga memahami cara pengoperasiannya secara langsung,” papar salah satu anggota pengabdian.
Selain kami memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan limbah organik pertanian yang dapat dijadikan sebagai bioetanol, kami juga menjelaskan cara memanfaatkan residu dari proses fermentasi menjadi pupuk organik, sehingga tidak ada yang terbuang. Harapannya, ilmu ini bisa bermanfaat dan membantu menambah perekonomian warga sekitar.” imbuh Bambang Trisakti lagi.
Sementara, Kepala Desa Sempajaya menyambut positif kegiatan ini. “Saya melihat sendiri bagaimana warga sangat antusias dengan kedatangan para dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik USU. Menurut saya, program ini berhasil dan bagus sekali,” ujarnya.
“Dengan sistem yang sudah dikembangkan, kami sama sekali tidak merasa kecewa, malah justru senang. Saya menilai pengabdian ini benar-benar layak dan bermanfaat bagi masyarakat kami.” imbuhnya.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini, bisa memberikan wawasan yang baru bagi warga setempat mengingat masih sangat jarang teknologi semacam ini digunakan di lingkungan mereka. “Oleh sebab itu, kami sangat berharap melalui pengabdian ini perekonomian masyarakat dapat meningkat, sekaligus pengetahuan tentang pemanfaatan limbah juga semakin bertambah,” harapnya.
Menurutnya, program ini tepat sasaran mengingat ketersediaan bahan baku yang melimpah di daerah tersebut. Melalui penyuluhan yang diberikan oleh tim USU, dia juga berharap masyarakat mampu mengolah limbah organik pertanian menjadi produk yang bermanfaat. “Jadi, tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan perekonomian warga setempat, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi limbah yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal,” pungkasnya. (rel/adz)