WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Angin senja yang bertiup lembut di tepi Waduk Gajah Mungkur, Jumat (4/4/2025), membawa lebih dari sekadar semilir udara Lebaran. Ia membawa dentuman gitar, pekikan vokal penuh semangat, dan rindu akan suara rock sejati yang membakar semangat.
Di tengah panorama alam yang menawan, Lady Rocker legendaris Mel Shandy tampil membahana dalam Wonogiri Parade Rock 2025, membalut suasana liburan dengan irama kebebasan.
Diselenggarakan oleh Perusda Giri Aneka Usaha, pengelola resmi Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, gelaran ini kembali mengukuhkan diri sebagai panggung agung bagi pecinta musik cadas dari berbagai penjuru negeri.
Mel Shandy, diiringi Amartta Creative Band pimpinan Iptu Erwhin Budy Amartta, menyuguhkan penampilan yang membekas di hati. Tak hanya membawakan lagu-lagu hits penuh energi, ia juga memperkenalkan single terbaru bertajuk “Semangat Polri”—sebuah persembahan istimewa untuk para penjaga keamanan negeri.
“Polisi hari ini bukan hanya penegak hukum, tetapi penjaga harapan dan jembatan kepercayaan antara rakyat dan negara. Saya ingin lagu ini menjadi penyemangat, doa, dan penghargaan tulus,” ucap Mel Shandy di tengah gemuruh tepuk tangan.
Lagu “Semangat Polri” adalah simbol dari kolaborasi, cinta tanah air, dan pengabdian. Kini lagu tersebut dapat dinikmati secara luas melalui YouTube dengan mengetik: Amartta Creative Semangat Polri. “Jangan lupa like dan subscribe,” ujarnya seraya tersenyum, menyambung pesan serius dengan sentuhan kehangatan.
Parade rock tahun ini juga menjadi ruang nostalgia dan selebrasi bagi CROWN (Classic Rock Wonogiri) yang setiap tahunnya rutin tampil pada 4 April. Di bawah komando sang penggerak komunitas, Suhardono “Dekik”, mereka menyalakan kembali bara semangat rock klasik yang tak lekang oleh waktu.
Sebanyak sembilan band lokal turut menyemarakkan panggung, masing-masing membawa warna dan cerita:
1. Prasasti Rock Band
2. PAUD
3. Classic 09
4. Joedexs
5. Fado
6. Uncle Band
7. DRB
8. Rock United
9. Amartta Creative Band
Meski para penonton tersebar di berbagai sudut kawasan wisata, banyak yang duduk bersila di rerumputan, menikmati konser sambil menatap luasnya Waduk Gajah Mungkur, nuansa kebersamaan tetap mengalir hangat. Musik bukan hanya didengar, tapi dirasakan, menembus ke dalam hati dan membangkitkan rasa bangga sebagai bagian dari tanah kelahiran.
Wonogiri bukan sekadar tempat. Ia adalah panggung terbuka di mana suara-suara jiwa menemukan gaungnya. Dan malam itu, dengan musik sebagai bahasa dan semangat sebagai denyutnya, Wonogiri berbicara kepada dunia: bahwa cinta tanah air bisa diteriakkan melalui lagu, dan negeri ini dijaga bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan nada dan nurani. Aris Arianto