Mohammad Saleh Yakin Jateng Mampu Jadi Penopang Swasembada Pangan Nasional

6 hours ago 5
Mohammad Saleh. Foto: dok

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM —Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Mohammad Saleh optimistis bahwa ekosistem pertanian di Jawa Tengah mampu menjadi penopang swasembada pangan nasional.

Menurut Saleh, Jateng memiliki posisi strategis dalam mendukung program nasional untuk mencapai swasembada pangan. Terlebih selama ini Jateng berhasil menyumbang sekitar 17 persen produksi beras nasional, menjadi provinsi kedua setelah Jawa Timur.

“Jawa Tengah sangat potensial di sektor swasembada pangan, kita menyumbang 17 persen produksi beras nasional. Artinya Jawa Tengah posisinya sangat strategis,” kata Saleh dalam siaran persnya, Rabu (25/6/2025).

Saleh melanjutkan, potensi tersebut juga didukung oleh iklim tropis beserta letak geografis Jateng yang dikelilingi gunung, daratan rendah, dan pantai. Sehingga dengan kekayaan alam ini, Jateng memiliki beragam komoditas yang mendukung ketahanan pangan.

Selain itu, hal tersebut juga didukung oleh Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang menetapkan bahwa kawasan lahan sawah dilindungi di Jawa Tengah harus di atas 1,30 juta hektare.

Sementara itu pada tahun 2024, luas panen padi di Jateng sebanyak 1.554.777 hektare, dengan produksi mencapai 8,891 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 5,11 juta ton.

Mohammad Saleh mendorong agar capaian ini bisa dipertahankan. Jika Jawa Tengah konsisten, maka stok cadangan beras surplus dan bisa berkontribusi pada produksi beras nasional.

“Artinya kalau itu dipertahakan, kita masih surplus. Kita juga masih bisa menopang 17 persen dari produksi beras nasional. Kalau ini dipertahankan tentu kita bisa tetap menjaga swsembada pangan nasional,” ungkapnya.

Menurut Ketua DPD Golkar Jawa Tengah ini, pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memiliki program-program yang berpihak pada sektor pertanian dan pangan.

Mulai dari serapan gabah petani langsung dari Bulog, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan menjadi Rp 6.500 per kilogram, serta perbaikan irigasi dan saluran pertanian.

Lebih lanjut pihaknya mendorong semua pihak saling bersinergi dalam menyukseskan visi besar swasembada pangan di tengah tantangan krisis iklim, konflik geopolitik, dan perang dagang.

“Saya optimis bahwa Jawa Tengah bisa melakukan upaya-upaya atau langkah-langkah terkait dengan swasembada pangan,” tandas Mohammad Saleh.(ali)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|