TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi terus memperkuat perannya dalam mencegah stunting demi mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan mengajak seluruh elemen masyarakat ikut serta dalam Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Ajakan tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Tebingtinggi, Muhammad Syah Irwan saat menjadi narasumber bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Tebingtinggi, Dedi Parulian Siagian, dalam acara talk show di salah satu radio swasta di Kota Tebingtinggi.
Bertemakan, Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting Genting, Penjabat Sekdako Syah Irwan menegaskan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya ditangani pemerintah semata, tetapi harus melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Dikatakannya bahwa program ini harus menjadi gerakan gotong royong yang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari ASN, pengusaha, BUMN, BUMD, perbankan, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum.
“Program Genting ini adalah gerakan gotong royong. Bukan hanya ASN atau OPD yang bergerak, tetapi juga pengusaha, BUMN, BUMD, perbankan, perguruan tinggi, komunitas, organisasi masyarakat, hingga perorangan. Semua harus ikut berperan agar target pencegahan stunting bisa tercapai,” ujar Syah Irwan.
Syah Irwan menambahkan, sebelumnya Pemko Tebingtinggi sudah membentuk program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Namun, model ini masih terbatas di kalangan aparatur pemerintah.
“Ke depan, kita ingin gerakan ini lebih luas, sehingga masyarakat juga merasa terpanggil untuk membantu,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB, Dedi Parulian Siagian, menjelaskan bahwa Genting merupakan bagian dari lima program Quick Win BKKBN, bersama program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), Sidaya untuk pemberdayaan lansia, serta aplikasi AI Super Apps tentang keluarga.
“Untuk Kota Tebingtinggi, fokus utama kita adalah menggerakkan masyarakat agar mau menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko stunting, terutama dari keluarga dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah dua tahun,” papar Dedi Parulian.
Dedi juga mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Badan Gizi Nasional di Kota Tebingtinggi terkait alokasi program makan bergizi gratis.
“Dari sembilan dapur yang ada, sekitar 10 persen alokasi program makan bergizi gratis akan diarahkan untuk mempercepat penanganan stunting di daerah,” ujarnya.
Senada dengan Pj Sekdako, Dedi juga mengatakan, kepedulian dan peran serta masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan program Genting dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
“Tanpa peran serta masyarakat, program ini tidak bisa berjalan optimal. Mari bersama kita wujudkan generasi sehat, cerdas, dan kuat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Dedi Parulian. (ian/azw)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi terus memperkuat perannya dalam mencegah stunting demi mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan mengajak seluruh elemen masyarakat ikut serta dalam Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Ajakan tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Tebingtinggi, Muhammad Syah Irwan saat menjadi narasumber bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Tebingtinggi, Dedi Parulian Siagian, dalam acara talk show di salah satu radio swasta di Kota Tebingtinggi.
Bertemakan, Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting Genting, Penjabat Sekdako Syah Irwan menegaskan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya ditangani pemerintah semata, tetapi harus melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Dikatakannya bahwa program ini harus menjadi gerakan gotong royong yang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari ASN, pengusaha, BUMN, BUMD, perbankan, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum.
“Program Genting ini adalah gerakan gotong royong. Bukan hanya ASN atau OPD yang bergerak, tetapi juga pengusaha, BUMN, BUMD, perbankan, perguruan tinggi, komunitas, organisasi masyarakat, hingga perorangan. Semua harus ikut berperan agar target pencegahan stunting bisa tercapai,” ujar Syah Irwan.
Syah Irwan menambahkan, sebelumnya Pemko Tebingtinggi sudah membentuk program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Namun, model ini masih terbatas di kalangan aparatur pemerintah.
“Ke depan, kita ingin gerakan ini lebih luas, sehingga masyarakat juga merasa terpanggil untuk membantu,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB, Dedi Parulian Siagian, menjelaskan bahwa Genting merupakan bagian dari lima program Quick Win BKKBN, bersama program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), Sidaya untuk pemberdayaan lansia, serta aplikasi AI Super Apps tentang keluarga.
“Untuk Kota Tebingtinggi, fokus utama kita adalah menggerakkan masyarakat agar mau menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko stunting, terutama dari keluarga dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah dua tahun,” papar Dedi Parulian.
Dedi juga mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Badan Gizi Nasional di Kota Tebingtinggi terkait alokasi program makan bergizi gratis.
“Dari sembilan dapur yang ada, sekitar 10 persen alokasi program makan bergizi gratis akan diarahkan untuk mempercepat penanganan stunting di daerah,” ujarnya.
Senada dengan Pj Sekdako, Dedi juga mengatakan, kepedulian dan peran serta masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan program Genting dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
“Tanpa peran serta masyarakat, program ini tidak bisa berjalan optimal. Mari bersama kita wujudkan generasi sehat, cerdas, dan kuat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Dedi Parulian. (ian/azw)