Perang Trump-China Segera Dimulai, IHSG Longsor 1,9 Persen

1 week ago 6

Sentimen positif, datang dari China di mana kinerja perdagangan internasional perekonomian terbesar Asia itu membukukan lonjakan ekspor yang fantastis. Laporan lebih jauh menyebutkan, ekspor China pada Oktober lalu secara keseluruhan tumbuh 12,7 persen dan merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Sedangkan impor China justru dilaporkan turun 2,3 persen. Kinerja ekspor China kini dalam sorotan, terutama untuk pasar AS, yang dilaporkan tumbuh 8,1 persen sementara impor dari AS hanya tumbuh 6,6 persen.

Laporan ini tentu saja langsung menjadi menu utama pekerjaan rumah bagi Donald Trump yang baru terpilih. Sikap tegas Trump pada China tentu saja akan segera memantik perang dagang Trump-China jilid II.

Meski demikian rilis kinerja perdagangan internasional China mendapatkan sambutan positif dari bursa saham Hong Kong dan Shanghai, di mana Indeks di kedua Bursa tersebut melambung hingga lebih dari 2 persen.

Situasi berbeda terjadi di bursa saham Asia lainnya, dengan gerak Indeks berakhir mixed dalam menyambut terpilih nya Trump. Hingga sesi perdagangan ditutup, Indeks Nikkei (Jepang) turun 0,25 persen di 39.381,41, sementara indeks ASX200 (Australia) naik moderat 0,33 persen di 8.226,3 serta Indeks KOSPI (Korea Selatan) berakhir flat dengan naik sangat tipis 0,04 persen di 2.574,63.

Kecenderungan lesu pada sesi perdagangan di Asia menjadikan sesi perdagangan di Jakarta lebih suram. Sikap pelaku pasar di Jakarta terkesan kukuh dalam pesimisme hingga menghantarkan penurunan IHSG dalam rentang tajam. Pantauan juga memperlihatkan, gerak IHSG yang konsisten menjejak zona penurunan tajam di sepanjang sesi hari ini.

IHSG kemudian menutup sesi dengan rontok 1,9 persen di 7.243,86 untuk semakin kukuh menembus ke bawah level psikologis nya di kisaran 7.300. kinerja merah IHSG kali ini juga tercermin kuat dari gerak saham unggulan yang berjatuhan. Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan kembali runtuh, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, ADRO, ASII, PTBA, CPIN, JPFA, UNVR, serta ICBP.

Rupiah Terus Menguat

Di tengah kinerja bursa saham Indonesia yang suram, laporan mengejutkan datang dari nilai tukar Rupiah di pasar uang. Pantauan menunjukkan, Rupiah yang mampu menapak zona penguatan secara konsisten di sepanjang sesi perdagangan kali ini. Kecenderungan menguat juga dilaporkan terjadi pada hampir seluruh mata uang Asia.

Sentimen dari upaya gerak balik penguatan mata uang utama dunia, menjadi pendorong menguat nya mata uang Asia. Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, seluruh mata uang utama dunia yang ambruk dalam rentang sangat tajam pada sesi perdagangan Rabu malam waktu Indonesia Barat.

Akibat keruntuhan curam tersebut, mata uang utama dunia mampu berbalik menguat di sesi perdagangan sore ini di Asia. Gerak balik penguatan atau rebound teknikal tersebut kemudian dimaksimalkan mata uang Asia untuk turut terangkat.

Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah terpantau bertengger di kisaran Rp 15.730 per Dolar AS atau menguat 0,59 persen untuk sekaligus menahbiskan diri sebagai.mata uang Asia yang mengalami penguatan tertajam.

Sementara pada mata uang Asia, Rupee India kini tercatat sebagai satu-satunya yang melemah di Asia, namun pelemahan yang terjadi berada di rentang sangat tipis dan berisiko besar untuk beralih ke zona penguatan.

Sesi perdagangan sepanjang pekan ini, pelaku pasar akan menantikan rilis keputusan The Fed dalam penurunan suku bunga lanjutan dan tentu saja perkembangan terkini dari langkah yang akan diambil Trump, untuk menentukan arah gerak lebih lanjut.rmol news logo article

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|