Terlebih pada sejumlah saham BUMN yang masuk dalam jajaran IDXBUMN20, di mana koreksi tajam terjadi hingga menghempaskan IHSG secara signifikan. Pantauan menunjukkan, IDXBUMN20 yang menutup sesi hari ini, Senin 28 Oktober 2024 dengan ambruk 1,16 persen di 401,97. Untuk dicatat, kontribusi saham saham BUMN terkemuka yang sangat signifikan bagi pola gerak IHSG.
Keruntuhan IDXBUMN20 tersebut sekaligus cermin betapa meyakinkan penurunan IHSG yang terjadi kali ini, di mana menutup sesi dengan anjlok 0,78 persen di 7.634,63. Kinerja saham-saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan juga mencerminkan pola serupa, yaitu cukup solidnya gerak turun IHSG.
Diantara sejumlah besar saham unggulan yang terperosok merah adalah: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, ISAT, SMGR, PTBA dan UNVR. Sedang saham unggulan yang mampu bertahan positif adalah: ASII, ADRO, dan TLKM. Kinerja suram bursa saham Indonesia terlihat terlalu kontras dengan situasi dan sentimen global yang sedang berlangsung. Serangkaian laporan sebelumnya menyebutkan, pelaku pasar global yang terselamatkan dari kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.
Hal ini dilatari oleh aksi serangan balasan Israel terhadap Iran yang hanya menimbulkan kerusakan kecil dan tidak menarget situs ladang minyak ataupun senjata nuklir. Akibatnya, sikap optimis masih cenderung bertahan di sesi perdagangan Asia dalam membuka pekan ini.
Pantauan lebih jauh menunjukkan, Indeks Nikkei (Jepang) yang konsisten menapak zona penguatan tajam dengan menutup sesi di 38.605,53 setelah melompat curam 1,82 persen. Laporan terkait menyebutkan, pelaku pasar di Jepang yang kian tersokong oleh ketidakpastian politik dari kekalahan partai koalisi pemerintah dalam pemilihan umum. Situasi tersebutbuat nilai tukar mata uang Yen merosot curam untuk kemudian melambungkan Indeks Nikkei.
Kinerja positif juga berhasil dibukukan Indeks KOSPI (Korea Selatan) yang a menutup sesi dengan melompat 1,13 persen di 2.612,43. Sedangkan Indeks ASX200 (Australia) menutup sesi dengan naik moderat 0,12 persen di 8.221,5.
Namun rangkaian kinerja mengesankan Indeks di Asia gagal membantu IHSG untuk terhindar dari tekanan jual yang justru terkesan cukup agresif.
Rupiah Belum Bangkit
Potret suram IHSG terlihat seirama dengan kinerja nilai tukar Rupiah di pasar uang. Pantauan menunjukkan, Rupiah yang konsisten menjejak zona pelemahan di sepanjang sesi perdagangan hari ini. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp15.720 atau merosot 0,55 persen.
Rupiah bahkan menahbiskan diri sebagai mata uang Asia dengan pelemahan tertajam. Sementara serangkaian sentimen global yang melingkupi memperlihatkan ekspektasi pelaku pasar yang mungkin sulit terpenuhi. Kebijakan penurunan suku bunga lanjutan oleh The Fed yang sebelumnya diekspektasikan akan kembali seagresif pada September lalu sebesar 0,5 persen, terlalu sulit untuk terealisir akibat serangkaian rilis data perekonomian terkini yang kurang mendukung.
Sikap investor akhirnya cenderung melakukan aksi memburu Dolar AS hingga menjungkalkan seluruh mata uang utama dunia. Catatan RMOL menunjukkan, mata uang utama dunia yang sempat berupaya menguat di sesi pagi, namun dengan mudah kembali melanjutkan gerak melemah hingga sesi perdagangan sore ini. Pola buruk tersebut kemudian menyeret mata uang Asia dalam pelemahan. Dan sayangnya, Rupiah menjadi yang paling terpukul.