USU Lakukan Penyuluhan Gizi Seimbang dan Sadari di SMP dan SMA Baktiraja, Humbahas

2 hours ago 1

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kejadian bencana hidometeorologi di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, pada tahun 2023, telah berdampak terhadap hidup dan kehidupan masyarakat baik aspek ekonomi, sosial, kesehatan maupun lingkungan. Oleh karena itu, desa Simangulampe terpilih menjadi salah satu program desa binaan Universitas Sumatera Utara (USU) periode tahun 2024-2025.

Tahun pertama, difokuskan pada reboisasi, pemetaan jalur hijau dan pendampingan pengembangan ekonomi bagi ibu-ibu melalui produksi bawang goreng. Pada tahun kedua, berfokus pada lingkungan yang dimanifestasikan dengan pembuatan pupuk kompos sedangkan aspek kesehatan berfokus pada manajemen diri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Mobilitas yang tinggi, dengan pola hidup yang cenderung kurang sehat, memunculkan banyak masalah kesehatan pada masyarakat termasuk remaja. Banyak remaja mengalami obesitas karena kurang bergerak dan pola makan yang kurang baik.

Oleh karena itu fokus manajemen diri remaja awal pada para siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Baktiraja mengusung tema “Pola Hidup Sehat dan Gizi Seimbang”.

Sedangkan pada remaja akhir, tepatnya para siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Baktiraja, mengusung tema “Periksa Payudara Sendiri (Sadari)”. Sadari merupakan deteksi dini terhadap kanker payudara yang angka kejadiannya setiap tahun terus meningkat.

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada 12 Agustus 2025. Sesi pertama penyuluhan dilaksanakan di SMPN Baktiraja dengan tema “Pola Hidup Sehat dan Gizi Seimbang. Seimbang”. Penyuluhan dilaksanakan di Aula SMP Negeri Bakti Raja, Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbahas dan ikuti 90 siswa dari kelas 7, 8, dan 9 dengan rentang usia 11–15 tahun yang terdiri dari 37 siswa laki-laki dan 53 siswa perempuan.

Penyuluhan berlangsung interaktif dengan metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung. Dalam penyuluhan ini digunakan media poster piramida makanan dan leaflet menu sehat untuk mempermudah pemahaman siswa dalam menerima informasi dan termotivasi untuk mengubah kebiasaan makan sehari-hari dengan menerapkan pola makan sehat.

Tim penyuluh dalam paparannya menyampaikan pentingnya gizi seimbang, kebiasaan sarapan, dan bahaya jajanan tidak sehat. Penyuluh juga menyampaikan pentingnya konsumsi makanan bergizi, beragam, dan berimbang untuk mendukung pertumbuhan fisik serta kecerdasan anak dan remaja.

“Kami ingin adik-adik remaja di Baktiraja menyadari bahwa menjaga kesehatan bukan hanya soal tidak sakit, tetapi bagaimana menerapkan pola hidup sehat sejak dini,” kata Dr. Rika Endah Nurhidayah,SKp.M.Pd, selaku koordinator tim pengabdian USU.

Dengan gizi seimbang, kata Dr Rika, maka tubuh lebih kuat. “Karenanya, perlu ada peningkatan pengetahuan dan sikap remaja terhadap pola makan sehat, serta mendorong mereka untuk mengurangi konsumsi makanan tidak sehat,” ujarnya.

Sementara Kepala SMP Baktiraja, Rodya Togatorop, S.Pd menyampaikan apresiasinya atas materi penyuluhan yang diberikan. “Kami merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. Selama ini anak-anak sering kurang memperhatikan pola makan sehari-hari. Banyak yang lebih suka jajanan instan, padahal belum tentu sehat,” kata Rodya.

Dengan penyuluhan gizi berimbang dari USU, Rodya berharap, para siswa jadi lebih paham akan pentingnya makan makanan yang bervariasi, mulai dari sayur, buah, sumber protein, hingga menjaga asupan air putih. “Saya yakin materi ini akan berpengaruh positif terhadap kebiasaan makan mereka, baik di sekolah maupun di rumah,” ujarnya.

Rodya menambahkan, materi gizi berimbang sangat sesuai dengan kondisi siswa di pedesaan yang sebagian besar masih terbiasa dengan pola makan sederhana.

Sementara penyuluhan sesi kedua, dilakukan di SMA Negeri Baktiraja dengan tema “Periksa Payudara Sendiri (Sadari)”, yang merupakan sebuah metode sederhana untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya kelainan pada payudara. Kegiatan ini diikuti 97 siswi SMA dengan rentang usia 14-18 tahun yang merupakan siswi kelas 10, 11, dan 12.

Melalui penyuluhan ini, diharapkan kesadaran kesehatan reproduksi pada remaja putri semakin meningkat. Selain Penyuluhan, juga dilakukan demonstrasi Sadari dengan alat peraga. Para siswi diberi kesempatan untuk mencoba secara langsung sehingga tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membekali keterampilan praktis yang bisa dipraktikkan secara mandiri.

Dalam paparannya, Dr Rika Endah menyampaikan, kanker payudara bisa dicegah sedini mungkin jika kita rajin memeriksa sendiri. “Caranya gampang dengan Sadari, yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Kalau ada benjolan kecil di payudara atau di ketiak, payudara bentuknya jadi aneh, kulitnya mengerut seperti kulit jeruk, putingnya masuk ke dalam atau keluar cairan yang tidak normal, atau terasa sakit terus, itu harus segera diberitahukan ke orang tua dan diperiksakan ke dokter,” terangnya.

Kemudian, Dr Rika mengajarkan waktu dan langkah sederhana melakukan Sadari. Menurutnya, waktu yang paling bagus melakukan Sadari itu, seminggu setelah hari pertama menstruasi, karena payudara tidak bengkak. “Caranya, lihat dulu di depan cermin, apakah ada perubahan. Lalu, raba dengan jari dari bagian luar ke dalam atau dari atas ke bawah. Jangan lupa juga periksa bagian ketiak dan puting,” bebernya.

Antusiasme para siswi terlihat dari keberanian mereka mencoba praktik Sadari dan mengajukan pertanyaan seputar kesehatan reproduksi. Dari hasil post-test lisan, sebagian besar siswi mampu menjelaskan kembali langkah-langkah Sadari dan memahami pentingnya dilakukan setiap bulan.

Seorang siswi SMA Baktiraja, Regardame mengaku sangat terbantu dengan penyuluhan tersebut. “Saya baru tahu cara melakukan Sadari. Ternyata mudah dilakukan sendiri di rumah. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kami, apalagi untuk menjaga kesehatan ke depannya,” katanya.

Dalam kegiatan pengabdian ini, Tim pengabdian USU menekankan, penyuluhan ini bukan hanya sebatas kegiatan seremonial, tetapi langkah nyata dalam membangun budaya hidup sehat di kalangan generasi muda. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gizi seimbang dan kesehatan reproduksi, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, produktif, dan berdaya saing.

Kegiatan ini juga sejalan dengan misi USU untuk terus hadir di tengah masyarakat, membawa kontribusi nyata dalam menjawab berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan kesehatan yang dihadapi masyarakat pedesaan di Sumatera Utara. Kedua kegiatan ditutup dengan foto bersama serta penyerahan plakat, leaflet dan banner yang dapat dijadikan media pendidikan kesehatan di sekolah. (adz)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|