Bidik Kalangan Muda Berkarier, Batik Prabuseno Solo Manfaatkan Celah Layanan Shopee Instant

7 hours ago 3
Koleksi Batik Prabuseno Solo. Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Semakin banyak saingan bisnis batik saat ini tidak mematahkan semangat Owner Batik Prabuseno Solo, Aditya Bayu Pamungkas. Pria kelahiran Temanggung ini terus menajamkan instingnya demi memajukan bisnis yang telah dirintisnya sejak 1 Juni 2020 tersebut.

Prabuseno dibesarkan lewat pemasaran online sejak awal. Bayu memulai langkahnya dengan tekad untuk memiliki usaha sebelum lukis kuliah dari Fakultas Pertanian UNS. Ia mengaku sempat terjun di dunia bisnis kuliner ayam krispi di Kota Solo. Sempat berkembang dan memiliki lima gerobak di berbagai tempat, bisnis itu ambruk karena kurangnya perhitungan keuangan.

Tak terpuruk lama, ia langsung menyusun langkah terjun ke dunia bisnis fashion. Bayu memulai usaha batiknya dengan menjadi reseller di Beteng Trade Center (BTC) Solo. Perlahan namun pasti, Bayu mampu memiliki satu kios di BTC untuk berjualan. Namun hingga usai menikah, kemudian ia merasa stuck karena bisnisnya tak bisa berkembang.

“Saya merasa tidak boleh terus seperti ini. Harus ada yang dibangun dari bisnis ini. Maka saya ingin membangun aset digital dan membangun sebuah brand sendiri sambil menganalisis kompetitor dan sumber daya. Karena saya kenalan suplier batik, akhirnya saya mencoba kerja sama untuk membuat brand batik. Saya minta beberapa motif untuk dites dan kami jual secara online dengan foto seadanya. Ternyata respons pasar bagus,” bebernya, Minggu (16/3/2025).

Berjalannya waktu, ia kemudian menemukan segmen Batik Prabuseno, yakni kalangan muda berkarier. Bahwa batiknya menyasar pada kalangan muda berkarier khususnya laki-laki di bawah 30 tahun. Ia terus memegang teguh pemasaran produknya di jalur online.

“Saya mengambil range harga di tengah-tengah, kisaran Rp200.000-Rp400.000. Banyak yang ingin beli batik di butik, tapi uang tidak cukup. Tapi kalau beli batik di pasar mereka juga gengsi. Akhirnya kami ambil produk dengan harga yang tengah-tengah,” terangnya.

Setelah berjalan stabil beberapa saat, Bayu berinovasi dengan mendekatkan diri ke customer. Berdasarkan data yang ia miliki, konsumen Batik Prabuseno lebih banyak berasal dari kota besar, terutama Jabodetabek.

“Akhirnya kami ekspansi ke sana. Sekitar akhir 2023 kami membuka outlet di Thamrin City dengan akun baru di platform-platform yang kami pakai,” tutur ayah dua anak tersebut.

Hingga kemudian ia menemukan celah konsumen banyak memanfaatkan layanan Shoppee Instamt terutama di outlet Thamrin City. Bahkan dalam satu hari, layanan maksimal dua jam tersebut bisa menerima 30 orderan.

“Kami juga tidak menyangka. Dan ternyata minat konsumen melalui layanan Instant ini merupakan celah tersendiri yang tidak bisa dilewatkan,” ungkapnya.

Selain itu, Batik Prabuseno menjadi salah satu peserta di Smesco akhir 2024 lalu. Smesco Indonesia yakni lembaga resmi di bawah Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah.

“Saya mendapatkan pelatihan tentang optimasi ekspor melalui platform Shopee. Di Shopee ada Ekspor Shopee, layanan penjualan ke beberapa negara. Sebelum ikut Smesco ini kami sebenarnya sudah melayani pembelian ke luar negeri, selain penjualan dalam negeri yang utama. Ya lumayan lah ada sekitar 10 baju batik setiap bulan yang terjual ke Singapura, ke Malaysia, dll. Pada bulan Oktober 2024 ada pendaftaran di Smesco bagi teman-teman seller yang sudah ekspor, untuk dikurasi dan dari dari 50-60 seller Shopee hanya diambil 18 salah satunya Batik Prabuseno,” ucapnya.

Selain konsisten di dunia pemasaran online, Batik Prabuseno kini juga memiliki dua toko offline, yakni di kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo dan di Thamrin City Mall, Jakarta. Dengan bantuan 14 karyawan, baik yang di Solo maupun Jakarta, kini Batik Prabuseno melayani 30-50 penjualan per hari baju batik di masing-masing toko online. Prihatsari

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|