Dosen Teknik USU Bantu UKM Tingkatkan Produksi Makanan Ringan dengan Mesin Pengaduk Adonan

2 weeks ago 7

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (FT USU) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dengan tema ‘Peningkatan Produksi dan Penghasilan Usaha Makanan Ringan Melalui Penggunaan Mesin Pengaduk Adonan Kapasitas 20Kg di Kelompok UKM HIPPI Sumatera Utara’

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kemitraan FT USU, yang berlangsung di Jalan Darussalam Nomor 63, Kecamatan Medan Baru, pada Kamis (24/10) lalu, dengan tujuan untuk membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), dalam meningkatkan efisiensi produksi makanan ringan melalui penerapan teknologi tepat guna.

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 WIB ini, dihadiri oleh Tim Dosen FT USU, yakni Dian Morfi Nasution ST MT sebagai ketua tim, serta Prof Dr Ir Bustami Syam MSME, Ade Irwan ST MT, dan Maraghi Muttaqin ST MT, sebagai anggota tim.

Selain itu, tim dosen ini juga didampingi oleh tiga mahasiswa Prodi S1 Teknik Mesin semester akhir FT USU, yaitu Muhammad Khairul Hafiz, Revaldo Rahmansyah, dan Husnul Fuad Ritonga. Kehadiran mahasiswa tersebut turut memperkaya kegiatan dengan semangat dan kontribusi mereka dalam membantu pelaksanaan program kemitraan ini.

Kegiatan ini diikuti para kelompok UKM HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Sumut, yang diwakili oleh Ketua HIPPI UKM, Sujiane AK yang juga pemilik usaha Jiane Snack, serta anggota lainnya, yakni Ruslina Diana SSos dari Rafqaz Snack, Nursaadah Harahap dari KAAYRA, Ismi dari Mulya Barokah, dan Tentram dari Tentram ‘MS’.

Mereka menyambut baik program pengabdian ini dan menyatakan harapan besar mereka, bahwa teknologi baru tersebut dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi mereka sekaligus kualitas produk.

Anggota UKM HIPPI Sumut, Ruslina Diana mengatakan, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh kelompok UKM HIPPI, adalah proses pengadukan adonan makanan ringan yang selama ini dilakukan secara manual. Proses ini memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak, belum lagi tantangan menjaga kualitas hasil adonan secara konsisten.

Ia menambahkan, bahwa metode manual ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga mempengaruhi kapasitas produksi yang mereka hasilkan setiap harinya. “Dengan cara manual, kami terbatas dalam jumlah produksi setiap harinya. Belum lagi kualitas adonan kadang sulit dijaga, karena faktor tenaga manusia yang tentu memiliki keterbatasan. Dengan adanya mesin pengaduk, kami berharap bisa menghemat waktu dan meningkatkan kualitas produk kami,” ujarnya.

Mendengar permasalahan yang dihadapi, melalui program pengabdian ini, Tim Dosen FT USU memperkenalkan mesin pengaduk adonan dengan kapasitas 20Kg sebagai solusi tepat guna untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil produksi makanan ringan. “Mesin ini didesain agar sesuai dengan kebutuhan para pelaku usaha makanan ringan yang membutuhkan pengadukan adonan untuk produk, seperti roti, kue, dan berbagai jenis makanan ringan lainnya,” kata Ketua Tim Dosen FT USU, Dian Morfi Nasution ST MT.

Mesin pengaduk ini, lanjutnya, mampu mengaduk adonan dengan kapasitas besar dalam waktu singkat dan tetap menjaga kualitas hasil adonan secara konsisten. Teknologi ini juga dirancang agar hemat energi dan mudah dioperasikan, sehingga sesuai untuk digunakan oleh para pengusaha kecil menengah.

“Dengan kapasitas besar, mesin ini diharapkan mampu meningkatkan produksi, sehingga para pelaku usaha dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin besar. Penerapan mesin pengaduk ini adalah langkah yang sesuai untuk membantu UKM mengoptimalkan proses produksinya. Teknologi ini dapat memberikan hasil adonan yang konsisten dan meningkatkan kapasitas produksi harian mereka,” jelasnya.

Pihaknya berharap, mesin ini akan membawa dampak positif bagi peningkatan penghasilan para pelaku UKM makanan ringan di Sumut.

Dian mengungkapkan, selain mengenalkan mesin, Tim Dosen FT USU juga memberikan pelatihan kepada para anggota UKM mengenai cara penggunaan dan perawatan mesin pengaduk adonan. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa para pengusaha mampu mengoperasikan mesin tersebut secara mandiri dan menjaga kualitas mesin dalam jangka panjang.

“Selama pelatihan, para pengusaha dipandu untuk mencoba mengoperasikan mesin dan melihat langsung hasilnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin mampu menghasilkan adonan dengan tekstur yang lebih halus dan merata dibandingkan dengan metode manual. Hal ini langsung mendapatkan sambutan positif dari para peserta pelatihan,” ungkapnya.

Dengan pelatihan itu, Ketua HIPPI UKM dan pemilik usaha Jiane Snack, Sujiane AK sangat mengapresiasinya. “Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Selain bisa melihat langsung cara penggunaan mesin, kami juga bisa merasakan sendiri hasilnya. Hasil adonan yang dihasilkan oleh mesin ini sangat memuaskan dan tentunya akan membantu kami dalam meningkatkan kualitas produk yang kami tawarkan,” katanya.

Salah seorang Anggota Tim Disen FT USU, Prof Dr Ir Bustami Syam MSME menyatakan, harapan besarnya agar program ini tidak hanya memberikan dampak jangka pendek tetapi juga jangka panjang bagi para pelaku usaha. “Kami berharap bahwa teknologi ini dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang, baik dari segi peningkatan pendapatan, kualitas produk, maupun dalam memberikan motivasi kepada para pengusaha lokal untuk terus berkembang dan bersaing di pasar,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, FT USU berharap, dapat menjadi pelopor dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini juga diharapkan dapat menginspirasi fakultas-fakultas lainnya di lingkungan USU maupun universitas-universitas lain untuk terus mendukung pemberdayaan masyarakat dengan cara yang relevan dan efektif.

“Melalui kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan pengusaha lokal, kegiatan ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan teknologi, tetapi juga membuka peluang bagi terciptanya sinergi yang kuat antara pendidikan tinggi dan masyarakat luas,” tandas Bustami. (dwi/han)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|