Kasus TB di Sumut Tembus 18 Ribu, Dinkes Dorong PHBS dan Skrining Aktif

18 hours ago 4

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tuberkulosis (TB) di Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Hingga 14 Mei 2025, tercatat 18.411 kasus TB di provinsi ini, yang setara dengan sekitar 25 persen dari estimasi total 74.297 kasus nasional.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Sumut, Novita Rohdearni Saragih, penemuan kasus TB di wilayah ini sebagian besar melalui penyuluhan serta skrining aktif yang dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan. Aktivitas tersebut menyasar komunitas-komunitas rentan seperti sekolah, pesantren, serta lembaga pemasyarakatan (lapas/rutan).

Novita juga menekankan pentingnya penguatan jejaring layanan kesehatan, baik internal maupun eksternal, untuk deteksi dini TB. “Kelompok usia produktif menjadi kelompok paling terdampak, terutama di Kota Medan, yang mencatat angka penularan cukup tinggi,” jelas Novita dalam wawancara dengan wartawan baru-baru ini.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyebaran TB, menurut Novita, adalah kontak erat dengan pasien yang sudah terinfeksi, terutama di lingkungan rumah tangga. “Individu yang tinggal serumah dengan pasien TB memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini,” ujarnya.

Namun, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sejak dini menjadi masalah utama dalam penanggulangan penyakit ini. “Banyak kasus yang terlambat didiagnosis dan diobati karena masyarakat enggan memeriksakan diri lebih awal,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Sumut terus mendorong penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah preventif untuk mencegah penularan TB. Salah satu upaya penting yang disarankan adalah penggunaan masker, terutama bagi mereka yang tinggal dengan penderita TB atau berada di lingkungan yang berisiko. “Kelompok usia produktif menjadi yang paling terdampak. Kota Medan mencatat angka penularan yang cukup tinggi,” ungkap Novi.

Dengan penerapan PHBS, diharapkan penularan penyakit ini bisa ditekan, terutama di komunitas-komunitas yang rentan. Meski angka kasus TB di Sumatera Utara cukup tinggi, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya diharapkan dapat menurunkan angka penularan. Masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri mereka dan melakukan pemeriksaan lebih awal, guna mencegah penyebaran penyakit ini yang semakin meluas.

Dengan kolaborasi antar lembaga, penguatan jejaring kesehatan, serta kesadaran masyarakat yang lebih tinggi, diharapkan Sumut dapat segera menurunkan jumlah kasus TB dan mencegah penularan lebih lanjut.
Vaksin TBC dari Yayasan Bill Gates

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap penanggulangan TB, muncul pula berita mengenai uji coba vaksin TB yang dikembangkan oleh yayasan milik Bill Gates. Namun, hingga saat ini, pihak Dinas Kesehatan Sumut belum menerima informasi resmi terkait hal tersebut dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus tuberkulosis (TB) di Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Hingga 14 Mei 2025, tercatat 18.411 kasus TB di provinsi ini, yang setara dengan sekitar 25 persen dari estimasi total 74.297 kasus nasional.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Sumut, Novita Rohdearni Saragih, penemuan kasus TB di wilayah ini sebagian besar melalui penyuluhan serta skrining aktif yang dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan. Aktivitas tersebut menyasar komunitas-komunitas rentan seperti sekolah, pesantren, serta lembaga pemasyarakatan (lapas/rutan).

Novita juga menekankan pentingnya penguatan jejaring layanan kesehatan, baik internal maupun eksternal, untuk deteksi dini TB. “Kelompok usia produktif menjadi kelompok paling terdampak, terutama di Kota Medan, yang mencatat angka penularan cukup tinggi,” jelas Novita dalam wawancara dengan wartawan baru-baru ini.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyebaran TB, menurut Novita, adalah kontak erat dengan pasien yang sudah terinfeksi, terutama di lingkungan rumah tangga. “Individu yang tinggal serumah dengan pasien TB memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini,” ujarnya.

Namun, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sejak dini menjadi masalah utama dalam penanggulangan penyakit ini. “Banyak kasus yang terlambat didiagnosis dan diobati karena masyarakat enggan memeriksakan diri lebih awal,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Sumut terus mendorong penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah preventif untuk mencegah penularan TB. Salah satu upaya penting yang disarankan adalah penggunaan masker, terutama bagi mereka yang tinggal dengan penderita TB atau berada di lingkungan yang berisiko. “Kelompok usia produktif menjadi yang paling terdampak. Kota Medan mencatat angka penularan yang cukup tinggi,” ungkap Novi.

Dengan penerapan PHBS, diharapkan penularan penyakit ini bisa ditekan, terutama di komunitas-komunitas yang rentan. Meski angka kasus TB di Sumatera Utara cukup tinggi, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya diharapkan dapat menurunkan angka penularan. Masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri mereka dan melakukan pemeriksaan lebih awal, guna mencegah penyebaran penyakit ini yang semakin meluas.

Dengan kolaborasi antar lembaga, penguatan jejaring kesehatan, serta kesadaran masyarakat yang lebih tinggi, diharapkan Sumut dapat segera menurunkan jumlah kasus TB dan mencegah penularan lebih lanjut.
Vaksin TBC dari Yayasan Bill Gates

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap penanggulangan TB, muncul pula berita mengenai uji coba vaksin TB yang dikembangkan oleh yayasan milik Bill Gates. Namun, hingga saat ini, pihak Dinas Kesehatan Sumut belum menerima informasi resmi terkait hal tersebut dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (ila)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|