Keluarga Masa Kini Banyak Alami Krisis Figur Ayah 

7 hours ago 3

JAYAPURA_ Pdt. Rainer Scheunemann menyoroti fenomena krisis figur ayah dalam keluarga-keluarga masa kini. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang ia paparkan, sekitar 30 persen keluarga hidup tanpa kehadiran sosok ayah, dan 80 persen pria belum menjalankan peran maksimal sebagai pendidik anak.

  Gereja memiliki tanggung jawab moral untuk mendata dan memperhatikan anak-anak yang tidak memiliki figur ayah atau kurang mendapatkan perhatian.

“Jika hal ini dibiarkan, akan berdampak pada rendahnya kepercayaan diri anak, bahkan bisa menjurus pada masalah sosial dan kriminal,” jelas Rainer Schienumen saat menjadi pemateri dalam Seminar Kaum Bapa di Aula Gereja Pniel Kotaraja, Kamis (22/5).

  Rainer mengajak kaum bapak untuk merenungkan kembali panggilan mereka sebagai pemimpin rohani dalam keluarga. “Meski pernah gagal, selalu ada kesempatan untuk berubah dan menjadi teladan iman bagi anak-anak kita,” ujarnya.

   Ia juga menekankan pentingnya kehadiran gereja dalam membina generasi muda, khususnya mereka yang tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah.

“Gereja harus hadir, membimbing, dan memastikan tidak ada generasi yang hilang arah karena kurangnya figur bapak dalam hidup mereka,” pungkasnya.

  Sementara itu, pemateri lainnya,  Pdt. Marthinus Liur menekankan pentingnya peran pria dalam keluarga berdasarkan prinsip Alkitab. Ia menegaskan bahwa pria diciptakan sebagai sumber kehidupan dan pemimpin rohani dalam rumah tangga.

   “Seorang pria yang hidup takut akan Tuhan akan membawa dampak besar bagi keluarganya. Ia dipanggil menjadi imam, berdoa, melayani, menyampaikan firman Tuhan, serta menjadi pengambil keputusan yang bijak,” ujarnya.

   Ia menambahkan bahwa kekuatan sebuah kota atau bangsa dimulai dari keluarga yang sehat, dan keluarga yang sehat dibentuk dari pria yang menjalankan perannya secara bertanggung jawab.

  “Pria bukan menjadi kuat karena jabatan atau harta, tetapi karena hidup takut Tuhan dan bertanggung jawab atas keluarganya,” pesan Pdt. Marthinus.

JAYAPURA_ Pdt. Rainer Scheunemann menyoroti fenomena krisis figur ayah dalam keluarga-keluarga masa kini. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang ia paparkan, sekitar 30 persen keluarga hidup tanpa kehadiran sosok ayah, dan 80 persen pria belum menjalankan peran maksimal sebagai pendidik anak.

  Gereja memiliki tanggung jawab moral untuk mendata dan memperhatikan anak-anak yang tidak memiliki figur ayah atau kurang mendapatkan perhatian.

“Jika hal ini dibiarkan, akan berdampak pada rendahnya kepercayaan diri anak, bahkan bisa menjurus pada masalah sosial dan kriminal,” jelas Rainer Schienumen saat menjadi pemateri dalam Seminar Kaum Bapa di Aula Gereja Pniel Kotaraja, Kamis (22/5).

  Rainer mengajak kaum bapak untuk merenungkan kembali panggilan mereka sebagai pemimpin rohani dalam keluarga. “Meski pernah gagal, selalu ada kesempatan untuk berubah dan menjadi teladan iman bagi anak-anak kita,” ujarnya.

   Ia juga menekankan pentingnya kehadiran gereja dalam membina generasi muda, khususnya mereka yang tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah.

“Gereja harus hadir, membimbing, dan memastikan tidak ada generasi yang hilang arah karena kurangnya figur bapak dalam hidup mereka,” pungkasnya.

  Sementara itu, pemateri lainnya,  Pdt. Marthinus Liur menekankan pentingnya peran pria dalam keluarga berdasarkan prinsip Alkitab. Ia menegaskan bahwa pria diciptakan sebagai sumber kehidupan dan pemimpin rohani dalam rumah tangga.

   “Seorang pria yang hidup takut akan Tuhan akan membawa dampak besar bagi keluarganya. Ia dipanggil menjadi imam, berdoa, melayani, menyampaikan firman Tuhan, serta menjadi pengambil keputusan yang bijak,” ujarnya.

   Ia menambahkan bahwa kekuatan sebuah kota atau bangsa dimulai dari keluarga yang sehat, dan keluarga yang sehat dibentuk dari pria yang menjalankan perannya secara bertanggung jawab.

  “Pria bukan menjadi kuat karena jabatan atau harta, tetapi karena hidup takut Tuhan dan bertanggung jawab atas keluarganya,” pesan Pdt. Marthinus.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|