Konflik Iran-Israel Bisa Guncang Ekonomi dan Geopolitik Global, Indonesia Diminta Tidak Pasif

1 week ago 13
Ilustrasi situasi ekonomi sebagai dampak perang Iran-Israel yang eksalasinya makin meluas | pixabay

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Ketegangan antara Iran dan Israel yang terus memanas bukan sekadar persoalan kawasan, namun dipandang sebagai sinyal ancaman terhadap stabilitas global—termasuk Indonesia. Berbagai kalangan akademisi dan pakar hubungan internasional mengingatkan, eskalasi ini bisa membawa dampak merambat ke ranah ekonomi, energi, bahkan ketahanan politik dalam negeri.

Pakar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Faris Al-Fadhat, menilai konflik terbuka ini telah memasuki fase yang mengancam rantai pasok global, termasuk ekspor-impor dari dan ke Iran. “Mungkin nilai dagang Indonesia dengan Iran tidak besar, tapi jika terganggu, bisa menghambat produksi domestik yang menggunakan bahan baku dari sana,” ujarnya, Sabtu (21/6/2025).

Yang lebih mengkhawatirkan, menurut Faris, adalah jika ketegangan meluas dan menyeret negara-negara mitra energi Indonesia seperti Arab Saudi dan Qatar. “Sektor energi kita sangat tergantung dari kawasan Teluk. Jika harga minyak naik drastis, beban fiskal Indonesia bisa melonjak,” imbuhnya.

Senada dengan itu, Guru Besar Ekonomi dari Universitas Andalas, Prof. Dr. Syafruddin Karimi, mengingatkan bahwa Indonesia tak bisa lagi bersikap pasif. Apalagi saat konflik telah melibatkan Amerika Serikat secara langsung melalui serangan udara ke fasilitas nuklir Iran. “Pemerintah harus mulai menyusun skenario darurat, terutama terkait harga minyak dan stabilisasi rupiah,” ujarnya, Minggu (22/6/2025).

Syafruddin menyebut, harga minyak yang melonjak bisa membebani APBN secara serius, apalagi jika revisi kebijakan subsidi energi terus ditunda. Ia juga mendorong agar Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan meningkatkan koordinasi untuk mencegah gejolak nilai tukar dan potensi arus modal keluar dari pasar domestik.

Lebih jauh, ia mendesak agar Indonesia memanfaatkan posisi strategisnya dalam forum global, terutama G7 dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), untuk mendorong gencatan senjata dan penyelesaian damai. “Indonesia punya rekam jejak kuat dalam diplomasi Selatan-Selatan. Sekarang waktunya kita ambil posisi yang lebih aktif,” tandasnya.

Sementara itu, dari perspektif keamanan, Dosen Hubungan Internasional UMY, Dr. Sugeng Riyanto, melihat bahwa konflik Iran-Israel punya dampak laten yang tak kalah serius: polarisasi kekuatan global. “Situasi ini bisa menjerumuskan dunia ke dalam konfrontasi dua kutub seperti era Perang Dingin,” ujarnya.

Menurut Sugeng, salah satu titik kritis konflik ini terletak pada program nuklir Iran. Jika Iran memutuskan keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), maka dunia harus bersiap menghadapi risiko perlombaan senjata baru di Timur Tengah. “Kalau Iran sampai mencapai pengayaan uranium 90 persen, artinya mereka bisa memproduksi bom atom. Itu akan jadi pemicu ketegangan berikutnya,” terangnya.

Sugeng menambahkan bahwa sejumlah negara Arab justru cenderung mengambil posisi netral atau bahkan mendekat ke Israel dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat respons keras terhadap Iran justru datang dari negara-negara non-Arab seperti Korea Utara atau Pakistan.

Dalam jangka pendek, dampak yang paling nyata akan terasa pada sektor energi dan logistik global. Namun jika konflik tak diredam, Sugeng memperingatkan bisa terjadi blokade narasi global yang membelah dunia menjadi dua: pendukung Israel dan pendukung Iran.

“Masyarakat internasional perlu bergerak cepat. Ketegangan ini bukan hanya soal politik atau agama, tapi soal masa depan tata dunia yang lebih adil dan seimbang,” tandasnya.

Indonesia, kata para pakar, berada di posisi yang rawan tapi strategis. Di satu sisi, terpapar dampak ekonomi dan geopolitik, namun di sisi lain, punya peluang besar untuk mengambil peran sebagai penengah dan penggerak solusi damai. [*]

Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|