MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan bersama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nurul Al Ridha resmi menutup program pelatihan menjahit bagi warga binaan, Senin (28/10).
Acara penutupan ini dihadiri oleh Kepala Lapas, M Pithra Jaya Saragih, tim pelatih dari LKP Nurul Al Ridha, serta 40 peserta pelatihan. Penutupan juga menampilkan hasil karya menjahit yang telah dihasilkan selama pelatihan, mulai dari pakaian kemeja, kaos hingga aksesori tekstil lainnya, sebagai bukti keberhasilan program pembinaan kemandirian ini.
Dalam sambutannya, Pithra menyampaikan apresiasi mendalam kepada LKP Nurul Al Ridha atas dukungan dan kontribusi mereka dalam menyukseskan program pelatihan ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada LKP Nurul Al Ridha yang telah bekerja sama dengan penuh dedikasi, membimbing para warga binaan kami agar memiliki keterampilan baru yang bermanfaat,” ucapnya.
“Pelatihan ini adalah bekal penting bagi para warga binaan untuk memulai hidup baru dengan kemandirian setelah mereka kembali ke masyarakat,” sambungnya.
Pimpinan LKP Nurul Al Ridha, Arya Susanti, turut mengapresiasi dedikasi peserta dalam mengasah keterampilan. “Kami berharap ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh dapat berkembang menjadi peluang usaha dan kemandirian ekonomi setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan, yang akrab dipanggil AN (43), memberikan testimoni tentang pengalamannya. Menurutnya, pelatihan ini benar-benar membuka wawasan dan pemahaman dibidang menjahit.
“Awalnya saya merasa tidak memiliki keahlian, tapi di sini saya belajar membuat pola dan menjahit pakaian dari nol. Harapannya, keterampilan ini bisa saya manfaatkan untuk memulai usaha kecil-kecilan saat saya bebas nanti,” tandasnya.
Diketahui, program pelatihan ini mengajarkan keterampilan menjahit dari dasar hingga tingkat mahir, termasuk pembuatan pola, pemotongan kain, dan teknik jahit yang benar. Setiap peserta yang menyelesaikan pelatihan juga mendapatkan sertifikat keterampilan sebagai bukti kompetensi, yang dapat digunakan untuk bekerja atau memulai usaha konveksi mandiri. (man/han)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan bersama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nurul Al Ridha resmi menutup program pelatihan menjahit bagi warga binaan, Senin (28/10).
Acara penutupan ini dihadiri oleh Kepala Lapas, M Pithra Jaya Saragih, tim pelatih dari LKP Nurul Al Ridha, serta 40 peserta pelatihan. Penutupan juga menampilkan hasil karya menjahit yang telah dihasilkan selama pelatihan, mulai dari pakaian kemeja, kaos hingga aksesori tekstil lainnya, sebagai bukti keberhasilan program pembinaan kemandirian ini.
Dalam sambutannya, Pithra menyampaikan apresiasi mendalam kepada LKP Nurul Al Ridha atas dukungan dan kontribusi mereka dalam menyukseskan program pelatihan ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada LKP Nurul Al Ridha yang telah bekerja sama dengan penuh dedikasi, membimbing para warga binaan kami agar memiliki keterampilan baru yang bermanfaat,” ucapnya.
“Pelatihan ini adalah bekal penting bagi para warga binaan untuk memulai hidup baru dengan kemandirian setelah mereka kembali ke masyarakat,” sambungnya.
Pimpinan LKP Nurul Al Ridha, Arya Susanti, turut mengapresiasi dedikasi peserta dalam mengasah keterampilan. “Kami berharap ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh dapat berkembang menjadi peluang usaha dan kemandirian ekonomi setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan, yang akrab dipanggil AN (43), memberikan testimoni tentang pengalamannya. Menurutnya, pelatihan ini benar-benar membuka wawasan dan pemahaman dibidang menjahit.
“Awalnya saya merasa tidak memiliki keahlian, tapi di sini saya belajar membuat pola dan menjahit pakaian dari nol. Harapannya, keterampilan ini bisa saya manfaatkan untuk memulai usaha kecil-kecilan saat saya bebas nanti,” tandasnya.
Diketahui, program pelatihan ini mengajarkan keterampilan menjahit dari dasar hingga tingkat mahir, termasuk pembuatan pola, pemotongan kain, dan teknik jahit yang benar. Setiap peserta yang menyelesaikan pelatihan juga mendapatkan sertifikat keterampilan sebagai bukti kompetensi, yang dapat digunakan untuk bekerja atau memulai usaha konveksi mandiri. (man/han)