Dari Puncak Dies Natalis ke-62 Tahun Universitas Cenderawasih
Segenap Civitas Akademika Universitas Cendrawasih (Uncen) menggelar acara syukuran Dies Natalis Ke-62 di Auditoroum Uncen, Senin (11/11). Dies Natalis Uncen sebenarnya jatuh pada 10 November, namun karena bertepatan hari Minggu, sehingga baru digelar Senin kemarin. Lantas apa saja yang terungkap dari momen ini?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Moment Dies Natalis ke-62 ini, kemarin diawali dengan pembacaan maklumat sejarah berdirinya Uncen di tanah Papua. Maklumat ini dibacakan Rektor, Oscar Oswald Wambrauw, di Gedung OSIBA. Di Gedung itu, Ketua Presidium atau Rektor Pertama, Prof R. Soegarda Purbakawatja pertamakali memotori lembaga pendidikan tinggi untuk mencerdaskan putra putri yang ada di tanah Irian Jaya atau sekarang menjadi Papua.
Rektor Uncen, Oscar Oswald Wambrauw menyampaikan dalam usia 62 tahun ini, Uncen telah memasuki fase baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU).
Ini bukan hanya sekadar status, tetapi juga amanah dan tantangan untuk menjadi universitas yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari mahasiswa, dosen, masyarakat Papua, hingga bangsa Indonesia.
Adapun di usia yang terbilang cukup matang ini, ada beberapa hal yang harus civitas akademika Uncen lakukan. Pertama, Meningkatkan mutu pendidikan yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Transformasi menuju PTN-BLU menuntut Uncen untuk terus berinovasi, memastikan kurikulum selalu relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, serta memberikan keterampilan kompetensi kepada mahasiswa. Selain itu, Uncen juga telah berkomitment untuk terus meningkatkan akreditasi program studi dan institusi.
Peningkatan mutu dan kualitas melalui ketersediaan ratio jumlah dosen dan mahasiswa dari tahun ke tahun. Adapun sampai pada tahun 2023, jumlah tenaga kependidikan berjumlah 560 orang, jumlah tenaga dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 703 orang, jumlah dosen berpendidikan S-3 (Doktor) diproyeksikan akan bertambah dari tahun ke tahun.
“Mengingat saat ini dosen-dosen sedang menempuh studi lanjut S-3 (Doktor) yang menyebar di semua program studi di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pengembangan jenjang akademik dosen S3 juga akan terus kita lakukan, sehingga target minimal 509 dosen tetap berpendidikan S3 bisa tercapai,” bebernya.
Kedua, Memperkuat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai universitas yang lahir dari tanah Papua, Uncen memiliki tanggung jawab untuk menjawab kebutuhan serta aspirasi masyarakat Papua. Penelitian dan pengabdian harus lebih berfokus pada potensi-potensi lokal, isu lingkungan, budaya, serta pemberdayaan masyarakat.
Dari Puncak Dies Natalis ke-62 Tahun Universitas Cenderawasih
Segenap Civitas Akademika Universitas Cendrawasih (Uncen) menggelar acara syukuran Dies Natalis Ke-62 di Auditoroum Uncen, Senin (11/11). Dies Natalis Uncen sebenarnya jatuh pada 10 November, namun karena bertepatan hari Minggu, sehingga baru digelar Senin kemarin. Lantas apa saja yang terungkap dari momen ini?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Moment Dies Natalis ke-62 ini, kemarin diawali dengan pembacaan maklumat sejarah berdirinya Uncen di tanah Papua. Maklumat ini dibacakan Rektor, Oscar Oswald Wambrauw, di Gedung OSIBA. Di Gedung itu, Ketua Presidium atau Rektor Pertama, Prof R. Soegarda Purbakawatja pertamakali memotori lembaga pendidikan tinggi untuk mencerdaskan putra putri yang ada di tanah Irian Jaya atau sekarang menjadi Papua.
Rektor Uncen, Oscar Oswald Wambrauw menyampaikan dalam usia 62 tahun ini, Uncen telah memasuki fase baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU).
Ini bukan hanya sekadar status, tetapi juga amanah dan tantangan untuk menjadi universitas yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari mahasiswa, dosen, masyarakat Papua, hingga bangsa Indonesia.
Adapun di usia yang terbilang cukup matang ini, ada beberapa hal yang harus civitas akademika Uncen lakukan. Pertama, Meningkatkan mutu pendidikan yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Transformasi menuju PTN-BLU menuntut Uncen untuk terus berinovasi, memastikan kurikulum selalu relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, serta memberikan keterampilan kompetensi kepada mahasiswa. Selain itu, Uncen juga telah berkomitment untuk terus meningkatkan akreditasi program studi dan institusi.
Peningkatan mutu dan kualitas melalui ketersediaan ratio jumlah dosen dan mahasiswa dari tahun ke tahun. Adapun sampai pada tahun 2023, jumlah tenaga kependidikan berjumlah 560 orang, jumlah tenaga dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 703 orang, jumlah dosen berpendidikan S-3 (Doktor) diproyeksikan akan bertambah dari tahun ke tahun.
“Mengingat saat ini dosen-dosen sedang menempuh studi lanjut S-3 (Doktor) yang menyebar di semua program studi di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pengembangan jenjang akademik dosen S3 juga akan terus kita lakukan, sehingga target minimal 509 dosen tetap berpendidikan S3 bisa tercapai,” bebernya.
Kedua, Memperkuat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai universitas yang lahir dari tanah Papua, Uncen memiliki tanggung jawab untuk menjawab kebutuhan serta aspirasi masyarakat Papua. Penelitian dan pengabdian harus lebih berfokus pada potensi-potensi lokal, isu lingkungan, budaya, serta pemberdayaan masyarakat.