Miliki 2 Jenis Ular Paling Mematikan di Dunia, Kenali dan Jangan Dibunuh

2 days ago 9

Melihat Jayapura Pet Fest Pameran Hewan Unik dan Edukasi di Kota Jayapura (Bagian 2-Habis)

Hari terakhir event Jayapura Pet Fest 2025 digelar Minggu (1/6). Ada  banyak edukasi yang disampaikan. Satu contohnya tidak semua ular memiliki racun yang mematikan. Ada yang menggunakan lilitan, itupun jika terusik

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Kekayaan keanekaragaman hayati dan satwa endemik di Papua tak bisa diragukan lagi. Sangat beragam dan terbilang cukup lengkap. Untuk jenis satwa juga berbagai ragam ada disini. Meski begitu perlu banyak informasi yang patut disampaikan kepada masyarakat terkait bagaimana ikut menjaga atau melestarikan kekayaan yang Tuhan titipkan tersebut. Event Jayapura Pet Fest 2025 menjadi satu ajang untuk itu.

  Disini diberikan banyak ilmu bagaimana menangani hewan yang bisa dipelihara seperti anjing maupun kucing, begitu juga dengan penanganan satwa liar. Para pecinta anakan bulu (anabul) juga sepakat bahwa anjing bukan hewan untuk dikonsumsi, begitu juga dengan kucing. Pasalnya di Jayapura masih ditemukan kelompok orang yang kerap memburu dan meracuni anjing untuk kemudian dijual di warung-warung tertentu selanjutnya dikonsumsi.

  “Sangat salah jika menganggap anjing bisa dikonsumsi, kami menolak itu. Anjing adalah sahabat yang bisa diajari dan mampu memahami. Kami menolak sikap menyakiti apalagi sampai membunuh,” kata Grace  salah satu pecinta anabul di lokasi event,  Minggu (1/6).    

  Doggy atau anjing maupun kucing merupakan hewan yang menyenangkan dan tidak patut disakiti. Lalu jika sudah memiliki keinginan untuk memelihara maka sudah harus tahu konsekwensi  semisal biaya pakan, kandang maupun perawatan lainnya.

Kedua hewan ini juga tidak patut diberikan makanan sisa apalagi tulang. “Mereka itu ibarat manusia juga, jika diberi tulang tentu tidak mau dan tidak jarang kucing juga merasa kesakitan karena  tenggorokannya tertusuk duri karena hanya diberi tulang.” sambung Grace.   

  Kegiatan untuk cukup meriah karena menghadirkan influencer satwa liar, Audrey. Pria nyentrik yang suka menggunakan kostum loreng layaknya macan tutul ini sangat kagum dengan berbagai hewan yang ditampilkan.

Melihat Jayapura Pet Fest Pameran Hewan Unik dan Edukasi di Kota Jayapura (Bagian 2-Habis)

Hari terakhir event Jayapura Pet Fest 2025 digelar Minggu (1/6). Ada  banyak edukasi yang disampaikan. Satu contohnya tidak semua ular memiliki racun yang mematikan. Ada yang menggunakan lilitan, itupun jika terusik

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Kekayaan keanekaragaman hayati dan satwa endemik di Papua tak bisa diragukan lagi. Sangat beragam dan terbilang cukup lengkap. Untuk jenis satwa juga berbagai ragam ada disini. Meski begitu perlu banyak informasi yang patut disampaikan kepada masyarakat terkait bagaimana ikut menjaga atau melestarikan kekayaan yang Tuhan titipkan tersebut. Event Jayapura Pet Fest 2025 menjadi satu ajang untuk itu.

  Disini diberikan banyak ilmu bagaimana menangani hewan yang bisa dipelihara seperti anjing maupun kucing, begitu juga dengan penanganan satwa liar. Para pecinta anakan bulu (anabul) juga sepakat bahwa anjing bukan hewan untuk dikonsumsi, begitu juga dengan kucing. Pasalnya di Jayapura masih ditemukan kelompok orang yang kerap memburu dan meracuni anjing untuk kemudian dijual di warung-warung tertentu selanjutnya dikonsumsi.

  “Sangat salah jika menganggap anjing bisa dikonsumsi, kami menolak itu. Anjing adalah sahabat yang bisa diajari dan mampu memahami. Kami menolak sikap menyakiti apalagi sampai membunuh,” kata Grace  salah satu pecinta anabul di lokasi event,  Minggu (1/6).    

  Doggy atau anjing maupun kucing merupakan hewan yang menyenangkan dan tidak patut disakiti. Lalu jika sudah memiliki keinginan untuk memelihara maka sudah harus tahu konsekwensi  semisal biaya pakan, kandang maupun perawatan lainnya.

Kedua hewan ini juga tidak patut diberikan makanan sisa apalagi tulang. “Mereka itu ibarat manusia juga, jika diberi tulang tentu tidak mau dan tidak jarang kucing juga merasa kesakitan karena  tenggorokannya tertusuk duri karena hanya diberi tulang.” sambung Grace.   

  Kegiatan untuk cukup meriah karena menghadirkan influencer satwa liar, Audrey. Pria nyentrik yang suka menggunakan kostum loreng layaknya macan tutul ini sangat kagum dengan berbagai hewan yang ditampilkan.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|