Disinyalir Karena Ribuan Alat Pertanian Masuk ke Papua Selatan
MERAUKE– Pemerintah Provinsi Papua Selatan maupun Kabupaten Merauke diminta untuk lebih serius lagi memperhatikan antrean BBM ke SPBU di Merauke. Sebab, antrean BBM di Merauke ini bukan baru terjadi 1-2 tahun tapi sudah kurang lebih 4-5 tahun.
‘’Kita sebagai masyarakat tentu antrean kendaraan ke SPBU di Merauke itu menjadi tanda tanya bagi kita. Kenapa timbul antrean sedekian yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini.
Sementara kalau kita lihat pembagian kuota untuk BBM ini sudah diatur pemerintah. Tapi kalau sudah terjadi antrean begini kan kita sebagai masyarakat yang awam ini bertanya, ada apa? Ada permainan apa, sehingga ini mungkin pemerintah harus serius memperhatikan masalah ini,’’ tandas seorang ibu rumah tangga di Merauke bernama Umi kepada media ini, Selasa (3/6) kemarin.
Antrean atau tumpukan kendaraan setiap harinya ke SPBU tersebut lanjut Umi akan memberikan dampak psikologis juga bagi masyarakat. Selain karena menyebabkan kemacetan di mana SPBU itu berada juga berdampak pada masalah ekonomi di Merauke.
‘’Sedih juga kita melihat kondisi di Merauke seperti itu. Sementara kalua kita lihat di daerah lain tidak terjadi antrean seperti ini. Ini yang menjadi pertanyaan kita. Karena antrean ini tidak hanya terjadi di pagi hari tapi juga di malam hari mobil-mobil itu sudah antri meski SPBU sudah tutup,’’ katanya.
Sebelumnya Wakil gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa meminta kepada Kasatgas Pangan Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani untuk ikut memperjuangkan tambahan BBM subsidi bagi masyarakat di Papua Selatan.Pasalnya, kata Wagub Paskalis Imadawa, ratusan bahkan ribuan alat pertanian masuk ke Papua Selatan namun tidak dibarengi dengan tambahan kuota BBM subsidi untuk Papua Selatan.
Disinyalir Karena Ribuan Alat Pertanian Masuk ke Papua Selatan
MERAUKE– Pemerintah Provinsi Papua Selatan maupun Kabupaten Merauke diminta untuk lebih serius lagi memperhatikan antrean BBM ke SPBU di Merauke. Sebab, antrean BBM di Merauke ini bukan baru terjadi 1-2 tahun tapi sudah kurang lebih 4-5 tahun.
‘’Kita sebagai masyarakat tentu antrean kendaraan ke SPBU di Merauke itu menjadi tanda tanya bagi kita. Kenapa timbul antrean sedekian yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini.
Sementara kalau kita lihat pembagian kuota untuk BBM ini sudah diatur pemerintah. Tapi kalau sudah terjadi antrean begini kan kita sebagai masyarakat yang awam ini bertanya, ada apa? Ada permainan apa, sehingga ini mungkin pemerintah harus serius memperhatikan masalah ini,’’ tandas seorang ibu rumah tangga di Merauke bernama Umi kepada media ini, Selasa (3/6) kemarin.
Antrean atau tumpukan kendaraan setiap harinya ke SPBU tersebut lanjut Umi akan memberikan dampak psikologis juga bagi masyarakat. Selain karena menyebabkan kemacetan di mana SPBU itu berada juga berdampak pada masalah ekonomi di Merauke.
‘’Sedih juga kita melihat kondisi di Merauke seperti itu. Sementara kalua kita lihat di daerah lain tidak terjadi antrean seperti ini. Ini yang menjadi pertanyaan kita. Karena antrean ini tidak hanya terjadi di pagi hari tapi juga di malam hari mobil-mobil itu sudah antri meski SPBU sudah tutup,’’ katanya.
Sebelumnya Wakil gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa meminta kepada Kasatgas Pangan Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani untuk ikut memperjuangkan tambahan BBM subsidi bagi masyarakat di Papua Selatan.Pasalnya, kata Wagub Paskalis Imadawa, ratusan bahkan ribuan alat pertanian masuk ke Papua Selatan namun tidak dibarengi dengan tambahan kuota BBM subsidi untuk Papua Selatan.