Pemerintah Diminta Serius Atasi Fenomena Antrean BBM di Merauke 

1 day ago 10

Disinyalir Karena Ribuan  Alat Pertanian Masuk ke Papua Selatan

MERAUKE– Pemerintah Provinsi Papua Selatan maupun Kabupaten Merauke diminta untuk lebih serius lagi memperhatikan antrean  BBM ke SPBU di Merauke. Sebab, antrean  BBM  di Merauke ini  bukan baru terjadi 1-2 tahun tapi sudah kurang lebih 4-5 tahun.

‘’Kita sebagai masyarakat  tentu antrean  kendaraan ke SPBU di Merauke itu menjadi tanda tanya bagi kita. Kenapa timbul antrean  sedekian yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini.

Sementara  kalau kita lihat pembagian kuota untuk BBM ini sudah diatur pemerintah. Tapi kalau sudah  terjadi antrean   begini kan kita sebagai masyarakat yang awam ini bertanya, ada apa?  Ada permainan apa,  sehingga ini mungkin pemerintah harus serius memperhatikan masalah ini,’’ tandas seorang ibu rumah tangga di Merauke bernama Umi kepada media ini, Selasa (3/6) kemarin.

Antrean   atau tumpukan kendaraan setiap harinya ke SPBU tersebut lanjut  Umi akan memberikan dampak psikologis juga bagi masyarakat. Selain karena  menyebabkan  kemacetan di mana SPBU itu berada juga berdampak pada masalah ekonomi di Merauke.

‘’Sedih  juga kita melihat kondisi di Merauke  seperti itu. Sementara kalua kita lihat  di daerah lain tidak terjadi antrean  seperti ini. Ini  yang menjadi pertanyaan kita. Karena antrean  ini  tidak hanya terjadi di pagi hari tapi juga di  malam hari mobil-mobil itu sudah antri meski SPBU sudah tutup,’’ katanya.

Sebelumnya Wakil gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa meminta kepada Kasatgas Pangan Mayor  Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani untuk ikut memperjuangkan tambahan BBM subsidi bagi masyarakat di Papua Selatan.Pasalnya, kata Wagub  Paskalis Imadawa, ratusan bahkan ribuan  alat pertanian masuk ke Papua Selatan namun tidak dibarengi dengan  tambahan kuota BBM subsidi untuk Papua Selatan.   

Disinyalir Karena Ribuan  Alat Pertanian Masuk ke Papua Selatan

MERAUKE– Pemerintah Provinsi Papua Selatan maupun Kabupaten Merauke diminta untuk lebih serius lagi memperhatikan antrean  BBM ke SPBU di Merauke. Sebab, antrean  BBM  di Merauke ini  bukan baru terjadi 1-2 tahun tapi sudah kurang lebih 4-5 tahun.

‘’Kita sebagai masyarakat  tentu antrean  kendaraan ke SPBU di Merauke itu menjadi tanda tanya bagi kita. Kenapa timbul antrean  sedekian yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini.

Sementara  kalau kita lihat pembagian kuota untuk BBM ini sudah diatur pemerintah. Tapi kalau sudah  terjadi antrean   begini kan kita sebagai masyarakat yang awam ini bertanya, ada apa?  Ada permainan apa,  sehingga ini mungkin pemerintah harus serius memperhatikan masalah ini,’’ tandas seorang ibu rumah tangga di Merauke bernama Umi kepada media ini, Selasa (3/6) kemarin.

Antrean   atau tumpukan kendaraan setiap harinya ke SPBU tersebut lanjut  Umi akan memberikan dampak psikologis juga bagi masyarakat. Selain karena  menyebabkan  kemacetan di mana SPBU itu berada juga berdampak pada masalah ekonomi di Merauke.

‘’Sedih  juga kita melihat kondisi di Merauke  seperti itu. Sementara kalua kita lihat  di daerah lain tidak terjadi antrean  seperti ini. Ini  yang menjadi pertanyaan kita. Karena antrean  ini  tidak hanya terjadi di pagi hari tapi juga di  malam hari mobil-mobil itu sudah antri meski SPBU sudah tutup,’’ katanya.

Sebelumnya Wakil gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa meminta kepada Kasatgas Pangan Mayor  Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani untuk ikut memperjuangkan tambahan BBM subsidi bagi masyarakat di Papua Selatan.Pasalnya, kata Wagub  Paskalis Imadawa, ratusan bahkan ribuan  alat pertanian masuk ke Papua Selatan namun tidak dibarengi dengan  tambahan kuota BBM subsidi untuk Papua Selatan.   

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|