BATANGKUIS, SUMUTPOS.CO – Pusat Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Poltekkes Kemenkes Medan yang memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan dan mengembangkan Pengabdian Masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi serta Renstra Poltekkes Kemenkes Medan, telah melaksanakan kegiatan PKM lanjutan untuk tahun 2024 yang mengusung tema ‘Anc dan Penyuluhan Perawatan Payudara pada masa Kehamilan dan Pemberian ASI Eksklusif’ dengan peserta para ibu hamil di Kantor Desa Tanjung Sari Kecamatan Batangkuis Kabupaten Deliserdang, Selasa (8/10) lalu.
Target sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah ibu hamil. Hal ini menjadi fokus perhatian Poltekkes Kemenkes Medan yang mengacu pada Sentra Unggulan Pendidikan (SUP) sesuai dengan upaya penanggulangan masalah-masalah prioritas Kementerian Kesehatan yang berfokus pada Kesehatan Ibu dan Anak serta penyakit menular dan tidak menular. Hal ini merupakan upaya mengentaskan atau menurunkan kasus stunting.
Sejak tahun 2023, Poltekkes Kemenkes Medan telah turut bersinergi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan upaya penanggulangan stunting. Tahun 2023 telah dilakukan upaya penanggulangan stunting dan gizi kurang di desa Tanjungsari, dan pada tahun 2024 upaya tersebut dilanjutkan kembali dengan fokus perhatian pada pelayanan ibu hamil, yang bertujuan untuk memelihara proses kehamilan sehat dan dengan harapan akan lahir bayi sehat yang terhindar dari stunting.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang wajib dilakukan civitas akademika. Perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.
Kegiatan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni terutama dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa yang turut serta mendukung upaya Transformasi Kesehatan pada pilar pertama yaitu transformasi layanan primer.
Pada bulan Maret Tahun 2024, Poltekkes kemenkes Medan memperoleh data ibu hamil yang mencapai 70 orang di Desa Tanjungsari. Hal inilah yang melatarbelankangi kegiatan PKM berkelanjutan dilakukan di desa tersebut. Pelaksanaan PKM dengan kegiatan pemeriksaan kelamilan dan laboratorium serta pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara, sebagai persiapan pemberian ASI Eksklusif setelah melahirkan.
Kepala Puskesmas (Kapus) Kecamatan Batangkuis, dr Lenny Estiani pada pemaparan nya menyampaikan bahwa pendidikan tentang ASI eksklusif dirasakan perlu disosialisasikan kepada ibu hamil, agar mereka memahami bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara penuh kepada bayi, tanpa tambahan makanan atau minuman lain, selama 6 bulan pertama kehidupan.
ASI eksklusif sangat penting karena memberikan nutrisi optimal, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung perkembangan bayi. Setelah 6 bulan, makanan pendamping bisa mulai diperkenalkan, tetapi ASI tetap dianjurkan hingga usia 2 tahun atau lebih,” ujarnya.
beliau menambabkan, ibu hamil harus diberikan pengertian tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Jika ASI eksklusif tidak diberikan, dampaknya bisa cukup signifikan bagi bayi dan ibu. Beberapa dampak yang mungkin terjadi pada bayi antara lain kekurangan nutrisi, risiko infeksi yang tinggi, masalah pencernaan, risiko obesitas dan penyakit kronis, ikatan emosional yang kurang antara ibu dan bayi. Sedangkan dampak pada ibu bisa berupa ibu yang tidak menyusui mungkin akan mengalami masalah seperti peningkatan risiko kanker payudara dan ovarium, serta masalah kesehatan mental seperti depresi pasca persalinan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Penanggung jawab Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Medan, Dr Dame Evalina Simangunsong, SKM MKes bersama dosen dan mahasiswa memberikan pendidikan tentang perawatan payudara mulai dari usia kehamilan trimester 3, sangat memungkinkan membantu payudara bersiap untuk memproduksi ASI, sehingga proses menyusui dapat berjalan lebih lancar setelah melahirkan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh dosen dari jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan dan pemeriksaan antrophometri dan laboratorium (pemeriksaan Hb dan urin) dilakukan oleh dosen dari jurusan keperawatan dan jurusan tehnik laboratorium Medis,” pungkasnya. (rel/azw)
BATANGKUIS, SUMUTPOS.CO – Pusat Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Poltekkes Kemenkes Medan yang memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan dan mengembangkan Pengabdian Masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi serta Renstra Poltekkes Kemenkes Medan, telah melaksanakan kegiatan PKM lanjutan untuk tahun 2024 yang mengusung tema ‘Anc dan Penyuluhan Perawatan Payudara pada masa Kehamilan dan Pemberian ASI Eksklusif’ dengan peserta para ibu hamil di Kantor Desa Tanjung Sari Kecamatan Batangkuis Kabupaten Deliserdang, Selasa (8/10) lalu.
Target sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah ibu hamil. Hal ini menjadi fokus perhatian Poltekkes Kemenkes Medan yang mengacu pada Sentra Unggulan Pendidikan (SUP) sesuai dengan upaya penanggulangan masalah-masalah prioritas Kementerian Kesehatan yang berfokus pada Kesehatan Ibu dan Anak serta penyakit menular dan tidak menular. Hal ini merupakan upaya mengentaskan atau menurunkan kasus stunting.
Sejak tahun 2023, Poltekkes Kemenkes Medan telah turut bersinergi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan upaya penanggulangan stunting. Tahun 2023 telah dilakukan upaya penanggulangan stunting dan gizi kurang di desa Tanjungsari, dan pada tahun 2024 upaya tersebut dilanjutkan kembali dengan fokus perhatian pada pelayanan ibu hamil, yang bertujuan untuk memelihara proses kehamilan sehat dan dengan harapan akan lahir bayi sehat yang terhindar dari stunting.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang wajib dilakukan civitas akademika. Perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.
Kegiatan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni terutama dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa yang turut serta mendukung upaya Transformasi Kesehatan pada pilar pertama yaitu transformasi layanan primer.
Pada bulan Maret Tahun 2024, Poltekkes kemenkes Medan memperoleh data ibu hamil yang mencapai 70 orang di Desa Tanjungsari. Hal inilah yang melatarbelankangi kegiatan PKM berkelanjutan dilakukan di desa tersebut. Pelaksanaan PKM dengan kegiatan pemeriksaan kelamilan dan laboratorium serta pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara, sebagai persiapan pemberian ASI Eksklusif setelah melahirkan.
Kepala Puskesmas (Kapus) Kecamatan Batangkuis, dr Lenny Estiani pada pemaparan nya menyampaikan bahwa pendidikan tentang ASI eksklusif dirasakan perlu disosialisasikan kepada ibu hamil, agar mereka memahami bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara penuh kepada bayi, tanpa tambahan makanan atau minuman lain, selama 6 bulan pertama kehidupan.
ASI eksklusif sangat penting karena memberikan nutrisi optimal, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung perkembangan bayi. Setelah 6 bulan, makanan pendamping bisa mulai diperkenalkan, tetapi ASI tetap dianjurkan hingga usia 2 tahun atau lebih,” ujarnya.
beliau menambabkan, ibu hamil harus diberikan pengertian tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Jika ASI eksklusif tidak diberikan, dampaknya bisa cukup signifikan bagi bayi dan ibu. Beberapa dampak yang mungkin terjadi pada bayi antara lain kekurangan nutrisi, risiko infeksi yang tinggi, masalah pencernaan, risiko obesitas dan penyakit kronis, ikatan emosional yang kurang antara ibu dan bayi. Sedangkan dampak pada ibu bisa berupa ibu yang tidak menyusui mungkin akan mengalami masalah seperti peningkatan risiko kanker payudara dan ovarium, serta masalah kesehatan mental seperti depresi pasca persalinan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Penanggung jawab Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Medan, Dr Dame Evalina Simangunsong, SKM MKes bersama dosen dan mahasiswa memberikan pendidikan tentang perawatan payudara mulai dari usia kehamilan trimester 3, sangat memungkinkan membantu payudara bersiap untuk memproduksi ASI, sehingga proses menyusui dapat berjalan lebih lancar setelah melahirkan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh dosen dari jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan dan pemeriksaan antrophometri dan laboratorium (pemeriksaan Hb dan urin) dilakukan oleh dosen dari jurusan keperawatan dan jurusan tehnik laboratorium Medis,” pungkasnya. (rel/azw)