Trensains Sragen Jadi Pusat Diskusi Nasional, Muhammadiyah Bahas Standar Baru untuk Pesantren Masa Depan

2 days ago 14
SMA Trensains Muhammadiyah Sragen || dok trensains.sch.id

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Suasana berbeda tampak di kompleks Trensains Sragen sejak Jumat (27/6/2025). Selama tiga hari ke depan, pondok pesantren berbasis sains ini menjadi pusat perhatian nasional. Pasalnya, Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar workshop nasional yang memfokuskan diri pada penguatan peran dan mutu pesantren Muhammadiyah di era modern.

Workshop ini bukan sekadar forum formal. Di balik layar, terdapat semangat besar untuk mereformasi wajah pendidikan pesantren Muhammadiyah melalui penyusunan standar kurikulum dan naskah akademik yang menyeluruh.

Kegiatan ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, mulai dari Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, Ketua LP2 PP Muhammadiyah, Maskuri, hingga tokoh nasional sekaligus Ketua Dewan Pakar LP2, Habib Chirzin. Mereka berkumpul di aula pertemuan Trensains, tempat yang kini dikenal sebagai laboratorium pembaruan pendidikan pesantren.

Dalam sambutannya, Bupati Sigit menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM sebagai fondasi kemajuan daerah dan bangsa.

“Alhamdulillah, anak saya juga alumni MBS Ki Bagus Hadikusumo Jampang. Harapan saya tentu perlunya generasi sekarang ini untuk mempelajari Future Skills, seperti Cyber Security, Crypto, dan juga digitalisasi,” ungkap Bupati seperti dikutip dari laman resmi Pemkab Sragen.

Sementara itu, Maskuri menilai bahwa keberadaan Trensains bukan hanya simbol inovasi, tetapi juga contoh nyata bagaimana pesantren dapat menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan sains dan teknologi. Ia berharap pesantren-pesantren lain bisa meneladani model pendidikan yang diterapkan di Trensains.

Dari sisi kurikulum, Dr. Kyai Saad Ibrahim, Ketua PP Muhammadiyah, menggarisbawahi pentingnya ilmu alat dalam memperkuat tradisi keilmuan klasik yang menjadi ciri khas pesantren.

“Pesantren bukan hanya tempat melahirkan ulama, tetapi juga ladang lahirnya ilmuwan modern,” terangnya.

Tak kurang dari 70 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia hadir dalam workshop ini. Mereka terdiri dari pengurus LP2 PP Muhammadiyah, LP2 PWM Jawa Tengah, serta para mudir (pimpinan) pesantren Muhammadiyah.

Selama tiga hari ke depan, para peserta akan terlibat dalam diskusi intensif membahas praktik terbaik dan strategi penguatan pesantren Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan yang adaptif, unggul, dan relevan dengan zaman. (cs)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|