
SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suatu ketika, kejengkelan terhadap sesuatu kadangkala memunculkan sebuah inovasi baru. Demikian pula yang terjadi di Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Kabupaten Sleman. Jengkel dengan hama tikus yang merusak tanaman padi, pemerintah setempat mengadakan lomba unik menembak tikus sebagai upaya pengendalian hama.
Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, kegiatan ini digelar di lapangan Tiban pada Sabtu (15/2/2025) malam. Sebanyak 102 penembak ikut serta dalam lomba yang berlangsung mulai pukul 18.30 hingga pukul 24.00 WIB tersebut. Mereka berhasil memburu 954 ekor tikus yang meresahkan para petani.
Plt. Kepala DP3 Sleman, Ir. Suparmono, menjelaskan bahwa pihaknya memberikan reward sebesar Rp 3.000 per ekor tikus hasil buruan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi masyarakat dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). “Kami membantu Rp 3.000 per ekor dengan kuota 2.000 ekor. Ini sebagai apresiasi atas peran serta masyarakat,” ujarnya, Senin (17/2/2025).
Ia menuturkan, kegiatan pengendalian hama ini dilakukan karena serangan tikus dapat menurunkan produksi padi hingga 30 – 50 persen. Normalnya, 1 hektar lahan menghasilkan sekitar 6 ton, namun jika terserang tikus bisa turun menjadi 3-4 ton saja.
Suparmono menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen memberikan reward di kegiatan pengendalian berikutnya. “Kegiatan berburu tikus paling tepat dilaksanakan pada fase vegetatif padi, kira-kira usia 1-1,5 bulan, karena di fase generatif para penembak akan kesulitan membidik target,” jelasnya.
Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto, mengungkapkan bahwa lomba menembak tikus ini sudah diselenggarakan untuk ketiga kalinya, mengingat hasil yang cukup memuaskan pada dua gelaran sebelumnya. “Petani bisa panen dengan hasil bagus. Kali ini kami bekerjasama dengan DP3 Kabupaten Sleman. Bagi penembak ini untuk menyalurkan hobi, dan bagi kami untuk membantu petani Sendangmulyo,” terangnya.
Kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari Direktur Perbenihan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gunawan, SP., M.Si., yang membuka acara tersebut. Ia menyebut lomba menembak tikus sebagai inisiatif positif dalam gerakan pengendalian hama. “Apresiasi luar biasa kami sampaikan kepada komunitas penembak yang berguna bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Gunawan menjelaskan bahwa dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), istilah yang digunakan adalah pengendalian, bukan pemberantasan. Setelah dilakukan gerakan pengendalian (Gerdal), tujuannya agar tikus tidak menyerang kembali tetapi berpindah ke tempat lain.
Menariknya, tikus hasil buruan tidak dibuang begitu saja. Bangkai tikus dijadikan pupuk organik yang nantinya dimanfaatkan oleh para petani. “Tikus yang dikumpulkan tidak sia-sia tetapi bisa bermanfaat untuk petani,” tambahnya.
Dengan inovasi unik ini, para petani di Sendangmulyo berharap dapat meminimalisir serangan hama tikus dan meningkatkan hasil panen mereka.