Panen Raya Petik Melon dan Edukasi Limbah Kohe Sapi Meriahkan Hari Bumi di Boyolali

15 hours ago 6
Suasana panen melon dalam rangka peringatan Hari Bumi di Boyolali | Foto: Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aroma manis melon yang matang sempurna menyambut setiap langkah pengunjung di Dusun Kembangsawit, Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Sabtu (19/4/2025). Di tengah hamparan kebun melon hidroponik yang hijau menyegarkan, ratusan peserta dari berbagai kelompok tani dan pegiat pertanian berkumpul merayakan dua momentum sekaligus: Panen Raya Petik Melon dan Pelatihan Potensi Pengelolaan Limbah Kohe Sapi menjadi Vermikompos.

Acara ini digelar oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Joyo Tentrem bekerja sama dengan BRAMS Institute, sebagai bentuk konkret peringatan Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April. Tak sekadar panen raya, kegiatan ini juga dirancang sebagai wisata edukatif yang memadukan pertanian, peternakan, dan inovasi pengelolaan limbah.

Melon Manis, Edukasi Bermakna

Ketua P4S Joyo Tentrem, Wisnu Wijaya Adi Putra, menjelaskan bahwa wisata petik melon terbuka untuk umum dan bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat luas—khususnya generasi muda—bahwa pertanian bukanlah pekerjaan pinggiran, melainkan peluang masa depan.

“Melon kami ini jenis premium, ditanam secara hidroponik, dengan kadar kemanisan mencapai angka 16 brix. Kami ukur dengan refraktometer agar panennya tepat dan kualitasnya terjamin,” ujar Wisnu.

Tak hanya memetik buah, pengunjung juga diajak melihat langsung kandang sapi dan sistem pengelolaan limbah yang ada di sekitar kebun. Di kompleks wisata agro-edukatif tersebut, P4S Joyo Tentrem mengembangkan pupuk vermikompos dari kotoran sapi dengan bantuan cacing tanah, serta pupuk cair dari urin sapi.

Kolaborasi Ilmu dan Praktik

Dalam pelatihan pengelolaan limbah kohe sapi menjadi vermikompos, hadir sejumlah narasumber kompeten seperti Sigit Agus Himawan (formulator pupuk Pucamadu dan Bioratu), Ir. Abdul Aziz (Direktur Utama Pucamadu), dan Adam (Founder Rumah Alam Jaya Malang). Mereka memberikan wawasan tentang pentingnya limbah ternak dikelola secara tepat demi kelestarian lingkungan dan peningkatan produktivitas pertanian.

“Boyolali punya potensi besar. Jumlah sapi menurut data BPS 2024 mencapai 144.899 ekor. Bila tak dikelola, limbahnya bisa jadi masalah lingkungan. Tapi kalau dimanfaatkan, ini sumber pupuk organik bergizi dan bernilai ekonomi tinggi,” papar Wisnu, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Dukungan Pemerintah dan Legislator

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Boyolali. Bupati Boyolali, Agus Irawan, yang diwakili Gunawan dari Dinas Pertanian, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi dan semangat swadaya yang digerakkan P4S.

“Apa yang dilakukan P4S patut didukung. Ini bentuk nyata inovasi masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian lokal, sekaligus menumbuhkan optimisme baru,” kata Gunawan.

Tak hanya dari eksekutif, apresiasi juga datang dari legislatif. Anggota DPRD Boyolali, Ali Hufroni, menilai kegiatan ini sebagai cara cerdas menyambut Hari Bumi dengan aksi nyata, bukan sekadar seremonial. Ia mendorong agar pelatihan dan metode pertanian modern berbasis limbah organik seperti ini dikembangkan lebih luas lagi.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan memadukan agrowisata, edukasi lingkungan, dan pengembangan ekonomi lokal, P4S Joyo Tentrem membuktikan bahwa inovasi di bidang pertanian tidak harus mahal atau rumit. Cukup dengan niat, kerja keras, dan kolaborasi, pertanian bisa menjadi magnet baru bagi anak muda dan solusi bagi masa depan bumi.

“Kami ingin pertanian tidak hanya dilihat sebagai pekerjaan, tapi sebagai gaya hidup yang membanggakan dan menyelamatkan lingkungan,” tutup Wisnu optimistis. Suhamdani

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|