Ada yang Tawarkan Gratis, Ada yang Subsidi hingga Terjangkau

3 weeks ago 10

Menakar Gagasan Para Calon Walikota Jayapura Terkait Persoalan Pendidikan di Jayapura

Berbagai program pembangunan disiapkan empat paslon Walikota dan Wakil Walikota Jayapura, salah satunya pendidikan. Mana yang dianggap cocok untuk diterapkan.

Laporan:  Abdel Gamel Naser – Jayapura

Sudah tiga pekan empat pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Jayapura melakukan kampanye terbuka. Ada yang dilakukan dengan blusukan, ada yang dilakukan dengan dialogis, hingga menyebarkan alat peraga maupun kampanye lewat media social.

Masing – masing paslon juga telah menyiapkan “produk jualan” untuk dipromosikan kepada masyarakat. Bentuknya adalah program. Ada yang masuk lewat isu kearifan local, isu social, isu kesehatan, isu kenaikan upah, isu fasilitas hingga isu pendidikan. Isu yang pastinya “manis” untuk saat ini.

Untuk pendidikan bisa dibilang cukup menarik mengingat keempat pasangan mulai dari Frans Pekei-Mansur (Pekman), Jhony Banua Rouw-Darwis Massi (JBR-Hadir), Boy Markus Dawir-Dipo Wibowo (BMD-Dipo) hingga Abisai Rollo-Rustan Saru (ABR-Harus) sama – sama telah menyiapkan program menarik.

Persoalan pendidikan di Kota Jayapura kerap dikeluhkan para ibu rumah tangga akibat mahalnya uang pendaftaran masuk sekolah. Jutaan yang harus disiapkan untuk pendaftaran masuk dan ini membuat para orang tua sakit kepala. Jika anak hanya satu tentu lebih mudah namun jika tiga anak masuk bersamaan bisa – bisa pinjol yang jadi tujuan.

Mirisnya lagi pihak sekolah seperti tidak bisa memberikan solusi dan memberi kesan bahwa ini menjadi keharusan dan tanggungjawab orang tua jika anaknya ingin bersekolah. Isu ini menjadi menarik setelah pasangan JBR-Hadir mengeluarkan statemen bakal menggratiskan semua biaya pendidikan.

Hal tersebut lantas menjadi pemantik tidak hanya bagi warga kota tetapi juga para paslon. Warga kota tentunya sangat mengharapkan biaya pendidikan yang gratis mengingat selama ini beban biaya pendidikan terbilang tinggi.

Mulai dari biaya pendaftaran, biaya seragam, biaya buku maupun biaya komite. Alhasil ada kalimat yang muncul dan menyebut jika tak ada pendidikan yang gratis bahkan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas harus merogoh kocek lebih dalam. Sepertinya tak ada yang gratis untuk pendidikan.

Menakar Gagasan Para Calon Walikota Jayapura Terkait Persoalan Pendidikan di Jayapura

Berbagai program pembangunan disiapkan empat paslon Walikota dan Wakil Walikota Jayapura, salah satunya pendidikan. Mana yang dianggap cocok untuk diterapkan.

Laporan:  Abdel Gamel Naser – Jayapura

Sudah tiga pekan empat pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Jayapura melakukan kampanye terbuka. Ada yang dilakukan dengan blusukan, ada yang dilakukan dengan dialogis, hingga menyebarkan alat peraga maupun kampanye lewat media social.

Masing – masing paslon juga telah menyiapkan “produk jualan” untuk dipromosikan kepada masyarakat. Bentuknya adalah program. Ada yang masuk lewat isu kearifan local, isu social, isu kesehatan, isu kenaikan upah, isu fasilitas hingga isu pendidikan. Isu yang pastinya “manis” untuk saat ini.

Untuk pendidikan bisa dibilang cukup menarik mengingat keempat pasangan mulai dari Frans Pekei-Mansur (Pekman), Jhony Banua Rouw-Darwis Massi (JBR-Hadir), Boy Markus Dawir-Dipo Wibowo (BMD-Dipo) hingga Abisai Rollo-Rustan Saru (ABR-Harus) sama – sama telah menyiapkan program menarik.

Persoalan pendidikan di Kota Jayapura kerap dikeluhkan para ibu rumah tangga akibat mahalnya uang pendaftaran masuk sekolah. Jutaan yang harus disiapkan untuk pendaftaran masuk dan ini membuat para orang tua sakit kepala. Jika anak hanya satu tentu lebih mudah namun jika tiga anak masuk bersamaan bisa – bisa pinjol yang jadi tujuan.

Mirisnya lagi pihak sekolah seperti tidak bisa memberikan solusi dan memberi kesan bahwa ini menjadi keharusan dan tanggungjawab orang tua jika anaknya ingin bersekolah. Isu ini menjadi menarik setelah pasangan JBR-Hadir mengeluarkan statemen bakal menggratiskan semua biaya pendidikan.

Hal tersebut lantas menjadi pemantik tidak hanya bagi warga kota tetapi juga para paslon. Warga kota tentunya sangat mengharapkan biaya pendidikan yang gratis mengingat selama ini beban biaya pendidikan terbilang tinggi.

Mulai dari biaya pendaftaran, biaya seragam, biaya buku maupun biaya komite. Alhasil ada kalimat yang muncul dan menyebut jika tak ada pendidikan yang gratis bahkan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas harus merogoh kocek lebih dalam. Sepertinya tak ada yang gratis untuk pendidikan.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|