JAYAPURA –Kegelisahan mahasiswa di Papua terkait adanya rencana program transmigrasi yang masuk ke Papua hingga dilakukan beberapa aksi turun ke jalan juga mendapat perhatian dari salah satu anggota DPD RI Dapil Papua, Lalita.
Dibantu dua anggota DPR Papua, Giovano Pattipawae dan Johanes Markus Wakum, ketiganya mengumpulkan perwakilan pimpinan BEM se Papua dan mendengarkan aspirasi tersebut.
Lalita sendiri pekan kemarin berada di Jayapura untuk kepentingan reses. Disaat bersamaan ia mendapati adanya aksi protes terkait isu penolakan program transmigrasi.
“Kami mengumpulkan Presiden BEM Universitas Cenderawasih memimpin para Presiden BEM lainnya dan yang disampaikan adalah soal penolakan transmigrasi. Pertemuan kami dilakukan lebih dari dua jam,” beber Lalita usai pertemuan pekan kemarin.
Disini Lalita mengaku cukup memahami apa isi hati para mahasiswa. Ia melihat dengan pemikiran kritis para mahasiswa menyampaikan sikap peduli terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah dan hal ini menurutnya bagian dari demokrasi.
“Mahasiswa di Papua adalah anak-anak kami, tentu mereka ingin diberikan atensi juga terhadap apa yang mereka perjuangkan. Kami coba lakukan pendekatan persuasif dan humanis untuk mencari solusi atas permasalah yang timbul,” ungkap Lalita usai pertemuan.
Dari aspirasi yang disampaikan oleh pimpinan BEM secara kolektif kata Lalita ia memastikan jika aspirasi tersebut akan diteruskan dalam bentuk kajian analisi kepada lembaga dan departemen terkait serta dalam rapat-rapat di DPD RI.
“Saya berusaha untuk membawa aspirasi adik-adik ke pemerintah pusat dimana kami melihat ada keresahan teman-teman mahasiswa di Papua. Semoga ada jalan tengah yang dihasilkan,” harap Senator Perempuan Papua ini.
Sementara selain isu transmigrasi, ada berbagai isu lain yang juga disampaikan antara lain, isu pendidikan, kesehatan, generasi muda, budaya Papua dan isu-isu general lainnya.
“Saya mencatat semua yang menjadi buah pikiran adik – adik mahasiswa ini dan ternyata ada banyak aspirasi yang bisa digali dari para pemuda dan mahasiswa di Papua ini dan tugas kami adalah meneruskan ke pusat dan lembaga-lembaga terkait,” pungkasnya. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
JAYAPURA –Kegelisahan mahasiswa di Papua terkait adanya rencana program transmigrasi yang masuk ke Papua hingga dilakukan beberapa aksi turun ke jalan juga mendapat perhatian dari salah satu anggota DPD RI Dapil Papua, Lalita.
Dibantu dua anggota DPR Papua, Giovano Pattipawae dan Johanes Markus Wakum, ketiganya mengumpulkan perwakilan pimpinan BEM se Papua dan mendengarkan aspirasi tersebut.
Lalita sendiri pekan kemarin berada di Jayapura untuk kepentingan reses. Disaat bersamaan ia mendapati adanya aksi protes terkait isu penolakan program transmigrasi.
“Kami mengumpulkan Presiden BEM Universitas Cenderawasih memimpin para Presiden BEM lainnya dan yang disampaikan adalah soal penolakan transmigrasi. Pertemuan kami dilakukan lebih dari dua jam,” beber Lalita usai pertemuan pekan kemarin.
Disini Lalita mengaku cukup memahami apa isi hati para mahasiswa. Ia melihat dengan pemikiran kritis para mahasiswa menyampaikan sikap peduli terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah dan hal ini menurutnya bagian dari demokrasi.
“Mahasiswa di Papua adalah anak-anak kami, tentu mereka ingin diberikan atensi juga terhadap apa yang mereka perjuangkan. Kami coba lakukan pendekatan persuasif dan humanis untuk mencari solusi atas permasalah yang timbul,” ungkap Lalita usai pertemuan.
Dari aspirasi yang disampaikan oleh pimpinan BEM secara kolektif kata Lalita ia memastikan jika aspirasi tersebut akan diteruskan dalam bentuk kajian analisi kepada lembaga dan departemen terkait serta dalam rapat-rapat di DPD RI.
“Saya berusaha untuk membawa aspirasi adik-adik ke pemerintah pusat dimana kami melihat ada keresahan teman-teman mahasiswa di Papua. Semoga ada jalan tengah yang dihasilkan,” harap Senator Perempuan Papua ini.
Sementara selain isu transmigrasi, ada berbagai isu lain yang juga disampaikan antara lain, isu pendidikan, kesehatan, generasi muda, budaya Papua dan isu-isu general lainnya.
“Saya mencatat semua yang menjadi buah pikiran adik – adik mahasiswa ini dan ternyata ada banyak aspirasi yang bisa digali dari para pemuda dan mahasiswa di Papua ini dan tugas kami adalah meneruskan ke pusat dan lembaga-lembaga terkait,” pungkasnya. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos