BIAK– Kabar kurang mengenakan dari Kabupaten Biak Numfor. maskapai plat merah Garuda Indonesia resmi menghentikan penerbangan ke Bandara Frans Kaisiepo, Biak mulai 7 Oktober 2024 lalu.
Dengan pemberhentian sementara yang tidak ditentukan batas waktunya, kini hanya tersisa dua maskapai yang melayani penerbangan dari Biak ke luar daerah, yakni Lion Air dan Sriwijaya Air, serta Trigana Air untuk penerbangan lokal Papua.
General Manager Garuda Indonesia Biak, Syaiful, melalui pesan singkat menyatakan bahwa keputusan ini diambil oleh pihak direksi setelah mempertimbangkan kerugian yang terus dialami pada rute Jayapura-Biak PP.
“Keputusan ini adalah hasil pertimbangan manajemen kami yang telah melihat penurunan revenue selama setahun terakhir ini. Biaya operasional yang tinggi di rute ini sayangnya tidak dapat ditutupi oleh pendapatan yang ada,” ujarnya.
Syaiful menambahkan bahwa, meski keputusan untuk menghentikan operasi ini sudah lama dipertimbangkan, manajemen tetap mempertahankan rute Jayapura-Biak selama beberapa waktu terakhir. Namun, ketidakseimbangan antara biaya dan pendapatan membuat keputusan penghentian rute ini akhirnya tidak bisa dihindari.
Dengan berkurangnya maskapai yang beroperasi, frekuensi penerbangan di Biak kini menjadi terbatas. Masyarakat yang bergantung pada akses udara ke wilayah ini harus menyesuaikan diri dengan jadwal maskapai yang ada, yang kini tidak tersedia setiap hari. Situasi ini memunculkan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis, wisatawan, serta masyarakat yang bepergian dari dan ke Biak. (il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
BIAK– Kabar kurang mengenakan dari Kabupaten Biak Numfor. maskapai plat merah Garuda Indonesia resmi menghentikan penerbangan ke Bandara Frans Kaisiepo, Biak mulai 7 Oktober 2024 lalu.
Dengan pemberhentian sementara yang tidak ditentukan batas waktunya, kini hanya tersisa dua maskapai yang melayani penerbangan dari Biak ke luar daerah, yakni Lion Air dan Sriwijaya Air, serta Trigana Air untuk penerbangan lokal Papua.
General Manager Garuda Indonesia Biak, Syaiful, melalui pesan singkat menyatakan bahwa keputusan ini diambil oleh pihak direksi setelah mempertimbangkan kerugian yang terus dialami pada rute Jayapura-Biak PP.
“Keputusan ini adalah hasil pertimbangan manajemen kami yang telah melihat penurunan revenue selama setahun terakhir ini. Biaya operasional yang tinggi di rute ini sayangnya tidak dapat ditutupi oleh pendapatan yang ada,” ujarnya.
Syaiful menambahkan bahwa, meski keputusan untuk menghentikan operasi ini sudah lama dipertimbangkan, manajemen tetap mempertahankan rute Jayapura-Biak selama beberapa waktu terakhir. Namun, ketidakseimbangan antara biaya dan pendapatan membuat keputusan penghentian rute ini akhirnya tidak bisa dihindari.
Dengan berkurangnya maskapai yang beroperasi, frekuensi penerbangan di Biak kini menjadi terbatas. Masyarakat yang bergantung pada akses udara ke wilayah ini harus menyesuaikan diri dengan jadwal maskapai yang ada, yang kini tidak tersedia setiap hari. Situasi ini memunculkan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis, wisatawan, serta masyarakat yang bepergian dari dan ke Biak. (il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos