JAYAPURA-Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua mengelar pelatihan pengolahan kayu (mebeler bagi masyarakat adat) tahun 2024. Pelatihan diberikan kepada 14 peserta yang berasal dari perwakilan masyarakat hukum adat dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Papua. Selama 10 hari pelatihan, para peserta ini dilatih membuat meja dan kursi dengan pelatih atau instruktur yang didatangkan langsung dari Jepara Jawa Tengah.
Usai menjalani pelatihan ini, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua juga memberikan bantuan peralatan kepada para peserta, agar bisa mengembangkan ketrampilan yang diperoleh untuk membuat mebeler. Termasuk untuk melatih masyarakat adat lain dalam mengolah hasil hutan kayu, menjadi beraneka macam jenis mebeler. Diharapkan bekal ketrampilan ini bisa meningkatan ekonomi masyarakat adat.
Plt Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Aristoteles mengatakan pemerintah punya kewajiban untuk membangun Papua melalui urusan kehutanan dan lingkungan hidup.
“Sesuai Tupoksi kami (DKLH), kami membina masyarakat adat Papua melalui pelatihan mebeler ini,” kata Aristoteles kepada Cenderawasih Pos, usai menutup pelatihan pengolahan kayu (mebel bagi masyarakat) tahun 2024 yang digelar Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, di Jayapura, Selasa (22/10).
Lebih lanjut dikatakan bahwa pelatihan mebeler ini menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah atau kehadiran negara bagi masyarakat adat Papua. Yang tentunya dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Papua, yakni hasil hutan kayu.
“Diharapkan 14 orang perwakilan masyarakat adat yang sudah dilatih bisa memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman bagi orang Papua khususnya OAP. Sehingga mereka mampu mengindentifikasi diri, dan bisa hidup dari apa yang dimiliki di atas tanah ini dengan memanfaatkan kayu sebagai mebeler,” ujarnya.
Sepulang dari pelatihan yang digelar selama 10 hari di Jayapura, diharapkan 14 orang ini bisa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang ada. “Sebagai pemerintah kita punya kewajiban untuk melindungi, melatih, membantu dan memfasilitasi apa yang mereka butuhkan. Dinas Kehutanan berupaya mendampingi 14 orang yang mengikuti pelatihan, sehingga mereka bisa mengembangkan usaha mebeler dengan baik dan bisa menghidupi keluarganya masing-masing,” bebernya.
Ia pun berharap 14 orang dari perwakilan masyarakat adat ini bisa mengelola kayu sendiri, menjadi mebeler tanpa harus membeli dari luar.
JAYAPURA-Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua mengelar pelatihan pengolahan kayu (mebeler bagi masyarakat adat) tahun 2024. Pelatihan diberikan kepada 14 peserta yang berasal dari perwakilan masyarakat hukum adat dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Papua. Selama 10 hari pelatihan, para peserta ini dilatih membuat meja dan kursi dengan pelatih atau instruktur yang didatangkan langsung dari Jepara Jawa Tengah.
Usai menjalani pelatihan ini, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua juga memberikan bantuan peralatan kepada para peserta, agar bisa mengembangkan ketrampilan yang diperoleh untuk membuat mebeler. Termasuk untuk melatih masyarakat adat lain dalam mengolah hasil hutan kayu, menjadi beraneka macam jenis mebeler. Diharapkan bekal ketrampilan ini bisa meningkatan ekonomi masyarakat adat.
Plt Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Aristoteles mengatakan pemerintah punya kewajiban untuk membangun Papua melalui urusan kehutanan dan lingkungan hidup.
“Sesuai Tupoksi kami (DKLH), kami membina masyarakat adat Papua melalui pelatihan mebeler ini,” kata Aristoteles kepada Cenderawasih Pos, usai menutup pelatihan pengolahan kayu (mebel bagi masyarakat) tahun 2024 yang digelar Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, di Jayapura, Selasa (22/10).
Lebih lanjut dikatakan bahwa pelatihan mebeler ini menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah atau kehadiran negara bagi masyarakat adat Papua. Yang tentunya dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Papua, yakni hasil hutan kayu.
“Diharapkan 14 orang perwakilan masyarakat adat yang sudah dilatih bisa memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman bagi orang Papua khususnya OAP. Sehingga mereka mampu mengindentifikasi diri, dan bisa hidup dari apa yang dimiliki di atas tanah ini dengan memanfaatkan kayu sebagai mebeler,” ujarnya.
Sepulang dari pelatihan yang digelar selama 10 hari di Jayapura, diharapkan 14 orang ini bisa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang ada. “Sebagai pemerintah kita punya kewajiban untuk melindungi, melatih, membantu dan memfasilitasi apa yang mereka butuhkan. Dinas Kehutanan berupaya mendampingi 14 orang yang mengikuti pelatihan, sehingga mereka bisa mengembangkan usaha mebeler dengan baik dan bisa menghidupi keluarganya masing-masing,” bebernya.
Ia pun berharap 14 orang dari perwakilan masyarakat adat ini bisa mengelola kayu sendiri, menjadi mebeler tanpa harus membeli dari luar.