Wordwall untuk Asesmen Menyimak

5 hours ago 2
Istimewa
Nur’aini Oktaviyanti
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa  Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

JOGLOSEMARNEWS.COM – Perkembangan teknologi kini telah menjadikan penggunaan perangkat digital bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aktivitas belajar siswa. Di beberapa SMA, misalnya, siswa diperkenankan membawa gawai ke sekolah. Menurut penelitian Khoirunnisa (2023), 54% siswa menyatakan mereka sulit terlepas dari gawai, sementara 45,6% lainnya merasa masih bisa menjalani hari tanpa bergantung pada perangkat tersebut.

Terlebih lagi, saat ini penerapan Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk lebih bebas dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Guru pun didorong untuk menghadirkan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan di kelas, salah satunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pendukung.

Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran interaktif dan menyenangkan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan kelebihan penggunaan gawai dalam pembelajaran, seperti kegiatan asesmen siswa. Asesmen merupakan alat yang digunakan guru untuk mengukur kompetensi siswa dalam berbagai aspek, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan siswa dalam pembelajaran.

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan, bahwa asesmen harus terintegrasi dengan proses pembelajaran. Asesmen idealnya dilakukan secara fleksibel, adil, proporsional, dan valid. Selain itu, asesmen harus mudah dipahami, informatif, serta memberikan manfaat nyata dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tidak kalah penting, guru juga perlu merancang asesmen yang menyenangkan agar siswa terdorong untuk belajar dan termotivasi meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu strategi efektif untuk menciptakan pengalaman asesmen yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat memanfaatkan media evaluasi berbasis digital yang dapat diakses melalui gawai. Salah satu media yang dapat digunakan adalah Wordwall, yang tersedia melalui situs web wordwall.net. Wordwall merupakan aplikasi pembelajaran interaktif yang dapat berfungsi sebagai media belajar sekaligus alat penilaian. Penggunaannya terbukti mampu meningkatkan daya tarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (P.M. Sari & Yarza, 2021). Aplikasi ini dapat diakses langsung melalui browser, tanpa perlu mengunduh atau memasang aplikasi tambahan, sehingga praktis bagi guru dan siswa. Guru cukup menyalin tautan aktivitas yang telah dibuat dan membagikannya kepada siswa untuk langsung digunakan.

Wordwall memiliki banyak fitur permainan yang dapat digunakan untuk melaksanakan asesmen, seperti match up, quiz, open the box, unjumble, flash cards spin the wheel, find the match, group sort, wordsearch, dan lain sebagainya. Tampilan dalam website Wordwall ini dapat diubah sesuai dengan tema yang diinginkan atau dapat disesuaikan dengan materi yang sedang berlangsung di kelas.

Wordwall juga dilengkapi dengan fitur suara atau rekaman yang dapat diputar ketika melaksanakan tes sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan asesmen elemen menyimak teks. Elemen menyimak merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk memperoleh informasi dari bahan simakan yang disajikan.

Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan fitur template kuis pada Wordwall untuk memberikan asesmen dalam bentuk tes objektif. Template ini dilengkapi dengan fitur suara yang memungkinkan guru memperdengarkan materi kepada siswa secara langsung. Guru dapat memilih teks yang relevan dengan materi pembelajaran, lalu memasukkannya ke dalam kuis dengan mengklik ikon mikrofon saat proses pengeditan. Selanjutnya, guru dapat menentukan jenis suara—wanita atau pria—yang akan membacakan teks tersebut agar siswa dapat mendengarkannya dengan jelas. Fitur ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga membantu siswa lebih memahami materi secara auditif.

Setelah rekaman teks didengarkan, guru dapat menuliskan soal di samping mikrofon. Pilihan jawaban dapat dituliskan di bagian yang sudah disediakan dan guru dapat mengatur jawaban benar atau salah. Dengan demikian, siswa dapat menyimak rekaman untuk mengerjakan soal kuis dan nilai akan muncul ketika sudah selesai mengerjakan. Guru juga dapat melihat rekap semua nilai siswa di bawah bagian pengeditan konten.

Pemakaian fitur ini dapat mempermudah guru dalam mengoreksi jawaban siswa. Hal ini seperti dalam penelitian Prasetia (2024) yang menggunakan fitur template kuis untuk melakukan tes penguasaan kosakata. Pelaksanaan tes tersebut dilakukan dengan cara memilih pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan durasi yang sudah diatur, yakni 10 menit. Setelah selesai menjawab soal, siswa menyerahkan jawaban dan akan langsung muncul skor yang didapatkan.

Penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi belajar siswa tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu cara yang efektif untuk melaksanakan penilaian. Seperti yang dikatakan oleh guru di SD Muhammadiyah 2 Wonogiri dalam penelitian Mujahidin (2021), yang memaparkan bahwa Wordwall memberikan kemudahan bagi guru untuk membuat arsip penilaian yang bisa diunduh sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Pelaksanaannya juga mendapatkan respons positif dari siswa yang lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini dapat memacu siswa untuk meningkatkan prestasinya menjadi lebih baik lagi.

Namun, penggunaan Wordwall dalam evaluasi pembelajaran ini tidak sepenuhnya dapat berjalan dengan sempurna. Untuk mengakses website Wordwall, guru dan siswa harus memiliki akses internet yang memadai agar dapat melaksanakan asesmen dengan lancar. Kemudian, siswa dapat menyerahkan jawaban lebih dari satu kali yang menyebabkan data masuk dapat lebih dari satu sehingga guru harus lebih teliti dalam menyeleksi hasil jawaban siswa.

Pengguna Wordwall juga memiliki batasan pada fitur gratis dan harus membayar langganan premium untuk mendapatkan banyak fitur dan menggunakan lebih dari 3 template. Selain itu, apabila digunakan terus-menerus, tidak menutup kemungkinan siswa bosan dengan pembelajaran menggunakan Wordwall sehingga guru harus mencari inovasi dan alternatif lain.

Dengan demikian, Wordwall dapat menjadi pertimbangan dan alternatif bagi guru sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran, terutama pada elemen menyimak sebuah teks. Penggunaan Wordwall dapat memberikan pengalaman baru dan menarik bagi peserta didik sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di kelas. Namun dalam pelaksanaannya, guru juga harus memperhatikan persiapan agar dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan dalam proses belajar mengajar. [*]

Nur’aini Oktaviyanti
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa  Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|