Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan

1 month ago 27

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Gagasan para calon bupati Sragen 2024 paslon 01 Untung Wibowo Sukawati – Suwardi dan paslon 02 Sigit Pamungkas dan Suroto dalam menangani bencana kekeringan air bersih dan penyediaan air bersih di Sragen Utara atau utara Bengawan.

Pasalnya bencana kekeringan air bersih ini menjadi permasalahan setiap tahunnya ketika musim kemarau tiba.

Pernyataan kedua Paslon disampaikan langsung usai debat publik ke dua Pilkada Sragen 2024 di Gedung Sasana Manggala Sukawati (SMS) Sragen pada Rabu (20/11/2024) siang.

Kedua calon bupati Untung Wibowo Sukawati-Suwardi dan Sigit Pamungkas-Suroto memiliki cara sendiri untuk mengatasi kekeringan yang menjadi langganan Bumi Sukowati.

Dalam mengatasi kekeringan di utara bengawan Sigit-Suroto menggagas pemanfaatan air Waduk Kedung Ombo (WKO). Sigit mengatakan air WKO harus dialirkan melewati wilayah di utara bengawan, yang menjadi langganan kekeringan.

“Jadi gerakannya itu harus fundamental berani dan mendasar, sehingga problem bencana kekeringan di utara bengawan itu bisa diselesaikan secara permanen bukan karitatif (bantuan perorangan) atau segmentatif,” jelasnya.

Menurut Sigit, pemanfaatan air WKO bukan saja untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk pengembangan pertanian dan wisata.

“Rumah tangga terselesaikan, juga dikembangkan lebih jauh untuk pengembangan pertanian di utara bengawan. San caranya mengambil air dari WKO dialirkan di daerah daerah utara Bengawan.” Bebernya.

Gagasan Sigit itu sebenarnya bukan inovasi baru, lantaran Pemkab Sragen sudah pernah mencoba dan pada akhirnya tak diteruskan. Salah satu yang menjadi persoalan biaya pengolahan air cukup tinggi dan airnya tidak layak untuk dikonsumsi.

Dijumpai seusai acara debat Sigit menjelaskan, jikalau pengambilan air WKO semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga maka itu biayanya akan terlalu tinggi. Namun jika diintegrasikan dengan pengembangan pertanian, pengembangan wisata pengembangan aspek-aspek lain di luar rumah tangga biayanya justru akan tertutup.

“Surplusnya, impact-nya, akan menjadi besar, yang penting cara berpikirnya integratif ketika mengambil air dari Waduk Kedung Ombo tidak semata-mata untuk rumah tangga tapi untuk kebutuhan perdagangan dan pertanian,” kata Sigit.

Sedangkan Paslon Bupati Wakil Bupati Bowo-Suwardi menyampaikan, ide gagasan yang disampaikan Sigit Pamungkas bukan hal baru dan pernah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sragen. PDAM dan pihak ketiga telah melakukan kajian. Hanya saja untuk mengolah air bersih dari WKO biayanya terlalu besar.

“Waktu itu pernah kita lakukan dulu, namun kualitas airnya tidak memungkinkan karena terjadi pendangkalan dari waduknya juga dari residu-residu makanan ikan jadi tidak layak untuk dikonsumsi,” kata Bowo.

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu memilih cara yang lebih realistis yakni dengan bantuan sumur dalam yang dikelola masyarakat.

“Kalau bicara solusi kedepannya kalau saya yang realistis saja bikin sumur dalam dulu seperti saya bantu di beberapa kecamatan seperti Kalijambe Rp 400 juta juga bisa untuk mengaliri tiga RT.

Bowo mengatakan, masalah yang terjadi di utara Bengawan itu tidak saja susah mencari sumber mata air, tetapi air yang keluar terkadang asin. Sementara itu untuk membuat jaringan PDAM dari wilayah selatan bengawan ke utara bengawan dibutuhkan investasi yang sangat besar. Namun lanjut Bowo itu masih bisa dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga, atau bantuan pusat.

“PDAM memang tinggi tapi bukan hanya kita, bisa NGO, bisa pihak ketiga yang penting kita komitmen ada pancingan dari kita insya Allah pusat mendukung.”ujarnya.

Huri Yanto

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|