Dampak Fisioterapi terhadap Kualitas Hidup Pasien Penderita Osteoartritis Lutut

1 month ago 26
Ilustrasi pasien penderita osteoartritis lutut | tribunnews
Shifa Febri Salsabilah
Prodi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan sendi. Penyakit osteoartritis umumnya menyerang sendi yang menanggung beban berat, seperti lutut, panggul, dan vertebra.  Namun, OA juga dapat mempengaruhi bahu, sendi jari tangan, dan pergelangan kaki. Osteoartritis yang sering ditemukan, yaitu osteoartritis pada lutut dengan gejala nyeri di area tulang patella atau yang dikenal dengan tempurung lutut. Individu yang bekerja dalam kondisi fisik yang menuntut, seperti mengangkat beban berat atau berjongkok dalam waktu lama, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan osteoartritis lutut.

Osteoartritis lutut memiliki beberapa derajat tingkatan berdasarkan keluhan yang dialami dan berdasarkan pemeriksaan radiologis, yaitu derajat 0-IV. Pada derajat yang lebih tinggi akan merasakan nyeri secara terus menerus sehingga mengganggu mobilitas penderita. Faktor usia, jenis kelamin, dan obesitas merupakan beberapa faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap perkembangan osteoartritis lutut. Semakin bertambahnya usia, terjadi perubahan pada sistem muskuloskeletal.

Tulang rawan di dalam sendi menjadi lebih tipis, dan komponen tulang rawan mengalami perubahan, sehingga mengakitkan sendi kurang tahan dan lebih rentan terhadap kerusakan, proses tersebut bisa menyebabkan osteoarthritis. Selain itu, faktor genetik juga dapat menjadi penyebab utama dengan riwayat keluarga menderita osteoartritis cenderung lebih rentan terkena penyakit tersebut. Penurunan aktivitas fisik akan mempengaruhi pasien dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dan akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Akibat lanjut dari OA dapat terjadinya penurunan aktivitas fungsional terutama kesulitan dari bangkit ke duduk, berjalan, naik turun tangga, dan lain-lain. Seseorang dengan nyeri OA akan mengalami disfungsi sendi dan otot sehingga akan mengalami keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan keseimbangan otot.

Sekitar 18% mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam beraktifitas, kehilangan fungsi kapasitas kerja dan penurunan kualitas hidup. Nyeri yang tidak terkontrol memiliki efek buruk terhadap kualitas hidup pasien karena dapat mengakibatkan gangguan emosi atau kecemasan, mengganggu kapasitas fungsional, dan menghalangi kemampuan untuk memenuhi peran dalam keluarga, sosial, dan pekerjaan. Pada kondisi normal, sel-sel tulang rawan terus menerus menghasilkan komponen matriks ekstraseluler untuk memperbaiki kerusakan. Kerusakan tulang rawan pada osteoartritis lutut diperparah oleh terganggunya proses perbaikan sendi. Kondisi tersebut menyebabkan nyeri, peradangan, dan penurunan fungsi lutut.

Mikrobioma, khususnya pada mikrobioma usus sangat berperan penting dalam terjadinya patogenesis osteoartritis Perubahan komposisi mikrobioma dapat memicu respons peradangan yang kronis dan mempercepat degradasi tulang rawan. Usia di bawah 45 tahun frekuensi terkena osteoartritis kurang lebih akan sama antara pria dan wanita, tetapi ketika usia diatas 50 tahun (terutama setelah menopause), frekuensi osteoartritis akan lebih banyak pada wanita daripada pria. Terapi yang diberikan kepada pasien lebih banyak berfokus kepada pengendalian rasa nyeri serta memperbaiki fungsi gerak agar kualitas hidup pasien masih dapat terpenuhi.

Untuk mengetahui adanya osteoartritis lutut pada tubuh, langkah awal akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter atau ahli terapis. Apabila terdapatnya tanda-tanda terkena osteoartritis lutut, maka dapat dilakukan tindakan seperti foto rontgen pada sendi lutut, MRI pada lutut, pemeriksaan cairan sendi, dan lain sebagainya. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam penyembuhan penyakit osteoartritis lutut, baik pengobatan secara tradisional maupun modern. Osteoarthritis Pengobatan secara tradisional dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kompres air hangat, tujuannya agar mengurangi nyeri pada lutut yang mengalami osteoartritis lutut.

Penderita osteoartritis lutut disarankan untuk menurunkan berat badan, karena semakin obesitas tumpuan yang ditahan oleh lutut semakin berat. Hal tersebut dapat menyebabkan penipisan pada tulang rawan yang ada dilutut, jika semakin tipis dapat menyebabkan pertemuan antara tulang dengan tulang yang menimbulkan rasa nyeri pada lutut. Pemberian terapi akupunktur pada kasus osteoartritis dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam memperbaiki sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang lancar sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan dan pemulihan jaringan tubuh, termasuk pada sendi yang terkena osteoartritis. Hasil stimulasi melalui akupunktur, aliran darah di sekitar sendi yang bermasalah dapat meningkat, sehingga membantu membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk perbaikan.

Peningkatan sirkulasi darah juga dapat mempercepat pengeluaran limbah metabolik dari jaringan sendi. Terapi akupunktur juga berperan dalam memperbaiki matriks tulang rawan dan mengurangi penyempitan tulang sendi. Tulang rawan yang rusak akibat osteoartritis dapat diperbaiki melalui stimulasi titik-titik tertentu pada tubuh, yang mendorong proses regenerasi. Terapi akupunktur dapat merangsang produksi zat yang mendukung kesehatan tulang rawan, sehingga mengurangi penyempitan ruang sendi yang sering terjadi pada penderita osteoartritis. Selain itu, terapi juga efektif dalam menghilangkan rasa nyeri yang sering mengganggu pasien.

Terapi akupuntur dapat menjadi pilihan yang efektif dalam mengelola gejala osteoartritis dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Beberapa ahli terapis menunjukkan bahwa pasien yang mengikuti program rehabilitasi yang komprehensif, termasuk terapi fisik dan perubahan pola makan, melaporkan perbaikan yang signifikan dalam kualitas hidup pasien. Penting untuk menyadari bahwa pendidikan pasien mengenai osteoartritis dan manajemen nyerinya juga memainkan peran krusial dalam keberhasilan terapi, seperti memahami kondisi pasien dan cara-cara untuk mengelola gejala, pasien dapat lebih proaktif dalam menjalani perawatannya. Program pendidikan yang terintegrasi dalam fisioterapi dapat memberikan wawasan tentang teknik pengelolaan nyeri yang dapat dilakukan di rumah, serta pentingnya menjaga aktivitas fisik untuk mendukung kesehatan sendi jangka panjang. [*]

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|