JAYAPURA-Komisi IV DPR RI menyoroti kondisi infrastruktur Balai Besar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Pertanian Papua yang dinilai sangat jauh dari kata layak. Hal ini terungkap saat para anggota Komisi IV bersama Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kantor Satuan Pelayanan Karantina Papua yang berada di Pelabuhan Jayapura, Jumat (31/10).
Dari pantauan para wakil rakyat tersebut, fasilitas kantor Karantina Papua yang berukuran kecil dengan sarana yang terbatas dinilai tidak sebanding dengan tanggung jawab besar yang diemban instansi itu dalam menjaga ketahanan pangan dan sumber daya hayati di Tanah Papua.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, keberadaan kantor karantina di Papua sangat tidak selaras dengan fungsi strategis lembaga itu sebagai garda terdepan dalam mengawasi lalu lintas hewan, tumbuhan, dan hasil pertanian.
“Kasihan Karantina kita di Papua ini. Padahal mereka adalah garda terdepan menjaga ketahanan pangan, tapi kantornya seperti kos-kosan. Sementara di pusat, fasilitasnya sangat mewah,” ujar Ahmad kepada wartawan.
Ia menegaskan bahwa peran Karantina sangat penting dalam menjaga kualitas pangan nasional. Namun, tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, fungsi pengawasan dan pencegahan penyebaran hama serta penyakit dari luar daerah tidak akan berjalan optimal.
Menurut Ahmad, kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Papua kali ini juga bertujuan untuk meninjau potensi besar sumber daya alam Papua, baik di sektor pertanian, perikanan, maupun sumber daya manusia. Ia menilai, Papua memiliki potensi luar biasa yang perlu dikelola secara serius dan berkelanjutan.
“Papua ini sangat potensial. Karena itu, Komisi IV datang ke sini untuk memastikan bahwa ke depan Papua harus punya kantor karantina yang lebih memadai, laboratorium yang lengkap, dan fasilitas pendukung lainnya. Hewan, tumbuhan, dan ikan yang masuk ke Papua harus sehat dan bebas virus, agar tidak merusak kekayaan pangan dan keanekaragaman hayati yang kita miliki,” jelasnya.
JAYAPURA-Komisi IV DPR RI menyoroti kondisi infrastruktur Balai Besar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Pertanian Papua yang dinilai sangat jauh dari kata layak. Hal ini terungkap saat para anggota Komisi IV bersama Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kantor Satuan Pelayanan Karantina Papua yang berada di Pelabuhan Jayapura, Jumat (31/10).
Dari pantauan para wakil rakyat tersebut, fasilitas kantor Karantina Papua yang berukuran kecil dengan sarana yang terbatas dinilai tidak sebanding dengan tanggung jawab besar yang diemban instansi itu dalam menjaga ketahanan pangan dan sumber daya hayati di Tanah Papua.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, keberadaan kantor karantina di Papua sangat tidak selaras dengan fungsi strategis lembaga itu sebagai garda terdepan dalam mengawasi lalu lintas hewan, tumbuhan, dan hasil pertanian.
“Kasihan Karantina kita di Papua ini. Padahal mereka adalah garda terdepan menjaga ketahanan pangan, tapi kantornya seperti kos-kosan. Sementara di pusat, fasilitasnya sangat mewah,” ujar Ahmad kepada wartawan.
Ia menegaskan bahwa peran Karantina sangat penting dalam menjaga kualitas pangan nasional. Namun, tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, fungsi pengawasan dan pencegahan penyebaran hama serta penyakit dari luar daerah tidak akan berjalan optimal.
Menurut Ahmad, kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Papua kali ini juga bertujuan untuk meninjau potensi besar sumber daya alam Papua, baik di sektor pertanian, perikanan, maupun sumber daya manusia. Ia menilai, Papua memiliki potensi luar biasa yang perlu dikelola secara serius dan berkelanjutan.
“Papua ini sangat potensial. Karena itu, Komisi IV datang ke sini untuk memastikan bahwa ke depan Papua harus punya kantor karantina yang lebih memadai, laboratorium yang lengkap, dan fasilitas pendukung lainnya. Hewan, tumbuhan, dan ikan yang masuk ke Papua harus sehat dan bebas virus, agar tidak merusak kekayaan pangan dan keanekaragaman hayati yang kita miliki,” jelasnya.


















































