
SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan pentingnya integritas dan inovasi bagi aparatur sipil negara (ASN) yang mengemban tanggung jawab kepemimpinan.
Hal itu disampaikan Sumarno saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XVIII yang digelar di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jawa Tengah, Selasa (1/7/2025).
“Pemimpin tidak cukup hanya menduduki jabatan. Ada tanggung jawab moral untuk menjadi panutan. Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan, menggerakkan orang-orang di sekitarnya, dan mendukung dari belakang,” ucap Sumarno.
Ia juga mengingatkan bahwa inovasi bukan hanya slogan. Setiap pemimpin, kata dia, wajib melahirkan terobosan nyata yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Pelatihan ini punya ruang untuk menghasilkan aksi perubahan. Itu bentuk inovasi nyata. Pemimpin dituntut bekerja lebih cepat, lebih baik, dan punya akselerasi,” tegasnya, sebagaimana dilansir dari Jatengprov.go.id.
Sumarno berharap PKN Tingkat II mampu melahirkan pemimpin yang tidak hanya berintegritas, tetapi juga berkinerja unggul, sehingga birokrasi semakin adaptif, inovatif, dan berdampak di daerah masing-masing.
PKN Tingkat II kali ini diikuti 52 peserta yang berasal dari berbagai instansi daerah di Jawa Tengah maupun dari luar provinsi. Pelatihan dijadwalkan berlangsung hingga 31 Oktober 2025.
Kepala BPSDMD Jawa Tengah, Uswatun Khasanah, mengatakan pelatihan ini bertujuan menyiapkan ASN agar mampu memenuhi kompetensi manajerial sebagai syarat Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama.
“Peserta diharapkan punya kemampuan merumuskan kebijakan yang solutif, menyelaraskan arah kinerja unit kerja, sekaligus membangun kapabilitas yang memberi dampak nyata,” kata Uswatun.
Pelatihan ini dilaksanakan sesuai regulasi yang mengatur pengembangan kompetensi ASN, baik Undang-Undang ASN, Undang-Undang Pemerintah Daerah, maupun berbagai aturan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kegiatan ini didanai oleh APBD Jawa Tengah 2025 serta kontribusi biaya dari instansi peserta.
Peserta berasal dari berbagai daerah, dengan 25 peserta dari Jawa Tengah, mencakup daerah seperti Banjarnegara, Banyumas, Boyolali, Cilacap, Jepara, Pemalang, Purbalingga, Sukoharjo, Tegal, Magelang, hingga Kota Semarang. Tercatat pula dua pejabat JPT dari lingkungan provinsi.
Sementara 25 peserta lainnya datang dari luar Jawa Tengah, antara lain Kalimantan Utara, Maluku Barat Daya, Dompu, hingga Kotabaru.
Deputi Transformasi Pembelajaran ASN LAN RI, Erna Irawati, menekankan pentingnya aparatur publik memiliki visi ke depan sekaligus mampu mengeksekusi gagasan.
“Transformasi bukan sekadar wacana. Pemimpin mesti mampu menjalankan gagasan menjadi aksi agar keberadaan ASN tetap relevan dan dipercaya publik,” tutur Erna.
Senada, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan BPSDM Kemendagri, Budi Santosa, mengingatkan agar ASN senantiasa membantu kepala daerah membangun pemerintahan yang rasional dan stabil.
“Prinsip pemerataan, stabilitas politik, serta pertumbuhan ekonomi harus jadi pedoman dalam berpikir. Tanpa stabilitas, penyelenggaraan pemerintahan daerah akan terganggu,” katanya.
Salah seorang peserta asal Kalimantan Utara, Andi Amriani, menyatakan kesiapannya mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama pelatihan ke daerah asal.
“Kami ingin ilmu yang kami dapatkan membawa perubahan positif bagi pelayanan publik, baik di Kalimantan Utara maupun secara nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPSDM Kalimantan Utara, Rohadi, yang hadir mewakili Sekda Kalimantan Utara, mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan BPSDMD Jawa Tengah.
“Kalimantan Utara masih provinsi baru. Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini demi meningkatkan kapasitas ASN, sekaligus mendukung visi Presiden Prabowo dalam reformasi birokrasi dan percepatan pembangunan,” ungkap Rohadi. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.