WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Ada yang unik, menggelitik, sekaligus menohok dari nasib ratusan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Wonogiri. Meski sudah resmi berbadan hukum, bahkan akta notarisnya sudah dikantongi, koperasi-koperasi ini justru bingung: Mau usaha apa ya?
Ya, meskipun koperasi ini sudah terbentuk sekitar satu bulan lalu dan digadang-gadang menjadi ujung tombak ekonomi desa, kenyataannya hingga kini arah usaha masih abu-abu. Bukan karena malas mikir, tapi karena duitnya belum ada!
Simpanan pokok cuma Rp20.000 per orang dan simpanan wajib Rp2.000 per bulan jelas nggak cukup buat buka apotek, gerai sembako, apalagi cold storage. Apalagi kalau mimpi buka klinik desa atau logistik, bisa-bisa baru jalan 10 tahun lagi kalau cuma ngandelin iuran anggota.
Padahal, jenis usaha yang katanya bisa dijalankan sudah ditentukan dari awal:
🔹 Gerai sembako
🔹 Apotek desa
🔹 Outlet kantor
🔹 Gerai simpan pinjam
🔹 Klinik desa
🔹 Cold storage
🔹 Logistik/distribusi
Tapi… semua itu perlu modal segunung, dan sumber pendanaannya belum jelas sampai sekarang.
Menurut salah satu pengurus, jika tidak ada campur tangan pemerintah, koperasi ini nyaris mustahil bisa hidup. Pemerintah pusat pun belum merilis petunjuk pelaksanaan (juklak) dan teknis (juknis) soal bantuan modal koperasi merah putih.
“Kalau cuma ngandelin simpanan anggota, ya nggak jalan-jalan. Kita butuh suntikan modal, bukan cuma semangat nasionalisme,” ujar dia.
Masalah makin pelik ketika muncul pertanyaan: Apakah nantinya koperasi ini akan memonopoli penyaluran barang subsidi seperti pupuk dan gas elpiji 3 kg? Selama ini ‘kan sudah dijalankan oleh masyarakat desa melalui kios dan pangkalan.
Bupati Wonogiri Setyo Sukarno sendiri mengingatkan agar jangan sampai koperasi ini justru jadi alat baru yang mematikan pelaku ekonomi desa lainnya.
“Kami tidak ingin ada monopoli. Koperasi harus jadi penggerak ekonomi, bukan pemangsa ekonomi rakyat kecil,” tegas Bupati Wonogiri Setyo Sukarno.
Sisi positifnya, Pemkab Wonogiri sudah memfasilitasi kontak bisnis antara koperasi dengan sejumlah BUMN dan BUMD seperti Pertamina Patra Niaga, Bulog, Pupuk Indonesia, dan BPD Bank Jateng. Diharapkan dari sinilah nanti muncul core business koperasi.
Tapi ya balik lagi, kalau modalnya nihil, mitra bisnis pun cuma jadi bahan foto bareng dan tukar nomor WhatsApp.
Apakah Koperasi Merah Putih akan jadi harapan baru ekonomi desa, atau sekadar proyek formalitas berbungkus nasionalisme? Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.