JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para orang tua yang memiliki anak kecil diimbau lebih waspada. Belakangan ini aksi penculikan anak kembali marak dengan berbagai modus, mulai dari bujuk rayu uang receh hingga cokelat yang tampak tak berbahaya.
Kasus terbaru terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang pria diduga hendak menculik balita di kawasan Pa’baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, pada Jumat malam (24/10/2025). Aksinya berhasil digagalkan warga setelah orang tua korban yang nmemergoki pelaku tengah menggendong anaknya.
Warga pun segera mengejar dan mengamankan pria tersebut hingga akhirnya diserahkan ke polisi. Dalam video yang viral di media sosial, pelaku tampak diinterogasi oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Pa’baeng-baeng, Brigpol Andi Ruil Syal.
“Pelaku sempat memberi anak itu cokelat, lalu langsung digendong. Untung warga cepat menegur dan mengejar,” kata Brigpol Andi saat dikonfirmasi.
Pelaku yang bukan warga sekitar itu sempat berpura-pura mengalami gangguan kejiwaan saat diinterogasi. Namun, polisi belum menemukan bukti yang menguatkan klaim tersebut. Saat ini ia masih menjalani pemeriksaan di Mapolrestabes Makassar.
Kasus di Makassar ini mengingatkan publik pada peristiwa serupa yang terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah, dua tahun lalu. Pada 2022, seorang bocah kelas 2 SD di Desa Bawang menjadi korban penculikan dengan modus serupa: diiming-imingi uang Rp5.000.
Kapolsek Bawang saat itu, Iptu Edy Widya Pramono, menjelaskan bahwa pelaku berpura-pura mengenal kakek korban untuk mendapatkan kepercayaan anak tersebut. Bocah malang itu kemudian diajak ke area persawahan dan diperlakukan tidak senonoh.
“Korban dibujuk ikut dengan alasan mengenal keluarganya. Setelah dibawa ke pinggir sawah, pelaku menyuruh korban duduk dan memperlakukannya tidak pantas,” ujar Edy.
Pelaku akhirnya ditangkap dan diduga mengalami gangguan kejiwaan, namun polisi tetap menelusuri kemungkinan adanya unsur pelecehan dalam tindakan tersebut.
Kepala Desa Bawang, Galih Purwandaru, mengatakan peristiwa itu sempat membuat warganya panik. “Anak itu sedang bermain di sekitar rumah ketika ada orang asing datang pura-pura tanya alamat. Ternyata dia punya niat jahat,” katanya.
Dua peristiwa dengan jarak waktu dua tahun itu menunjukkan pola serupa: pelaku menyasar anak-anak yang bermain tanpa pengawasan dan menggunakan pendekatan yang tampak tidak mencurigakan — seperti menawarkan cokelat atau uang receh.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terutama di area publik dan lingkungan terbuka. “Anak-anak mudah percaya dengan orang yang terlihat ramah. Ini yang harus diwaspadai,” tegas Brigpol Andi Ruil.
Para orang tua juga diingatkan agar selalu memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk tidak mudah percaya pada orang asing, sekecil apa pun bentuk pemberiannya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

5 hours ago
3

















































