WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Belakangan publik dibuat heboh oleh isu soal Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua yang dituding memakai air dari sumur bor. Tuduhan itu langsung dibantah oleh pihak Danone-Aqua, yang menegaskan bahwa air yang digunakan bukan dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer alami di lapisan dalam bumi yang melalui proses penyaringan alami selama bertahun-tahun.
Sementara itu, di Wonogiri, tepatnya di Desa Plosorejo, Kecamatan Kismantoro, justru dilakukan pembangunan sumur bor oleh Kodim 0728/Wonogiri bersama salah satu bank dalam rangka memperingati HUT ke-80 TNI. Bedanya, proyek sumur bor ini bukan untuk kepentingan industri, melainkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga yang kerap kesulitan air setiap musim kemarau tiba.
💧 Aqua Pakai Air Akuifer Dalam, Bukan Sumur Biasa?
Menurut sejumlah ahli, untuk industri mestinya sumber air berasal dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah alami yang berada di kedalaman puluhan hingga ratusan meter di bawah permukaan bumi. Air dari akuifer ini melewati proses penyaringan alami melalui lapisan batuan selama bertahun-tahun, sehingga kualitasnya lebih murni, bersih, dan aman dikonsumsi.
Sebaliknya, air tanah dangkal yang sering digunakan masyarakat untuk kebutuhan harian, berada di kedalaman sekitar 10–30 meter. Air ini lebih mudah terpengaruh aktivitas manusia, misalnya limbah rumah tangga, pertanian, hingga pencemaran permukaan.
🌍 Air Permukaan vs Air Tanah, Ini Penjelasan Singkatnya
Secara sederhana, air di bumi terbagi dua:
✓ Air permukaan — air yang tampak di atas tanah, seperti sungai, danau, waduk, atau kolam.
✓ Air tanah — air yang tersimpan di bawah permukaan bumi, meresap di antara pori-pori batuan.
Nah, batuan penyimpan air ini disebut akuifer. Air yang tersimpan di akuifer bisa dangkal atau dalam, tergantung kedalaman dan struktur geologinya. Air tanah dalam biasanya jauh lebih bersih karena terlindung dari polusi permukaan, dan hanya bisa diakses melalui pengeboran profesional.
💦 Sumur Bor di Wonogiri untuk Warga, Bukan Bisnis
Berbeda konteks, sumur bor yang dibangun di Desa Plosorejo, Kismantoro, Wonogiri, adalah bentuk program tanggung jawab sosial (CSR) yang diinisiasi oleh Kodim 0728/Wonogiri bersama pihak perbankan. Pembangunan sumur bor ini difokuskan di area Masjid Al Barokah, dan diperuntukkan bagi warga sekitar yang kesulitan air bersih saat kemarau.
“Sumur bor ini dibangun bukan hanya untuk warga yang beribadah, tapi juga bagi seluruh masyarakat Desa Plosorejo. Saat kemarau, sumber air berkurang drastis, jadi ini sangat dibutuhkan,” ujar Dandim 0728/Wonogiri, Letkol Inf Edi Ristriyono, Jumat (24/10/2025).
Edi menambahkan, saat musim kemarau, debit air di sejumlah mata air di Kismantoro menurun tajam. Pemerintah daerah biasanya harus menyalurkan air menggunakan tangki BPBD. Dengan adanya sumur bor ini, warga tak lagi bergantung penuh pada suplai dari luar.
🚰 Kenapa Pembangunan Sumur Bor Penting untuk Daerah Kering?
Sejumlah wilayah di Wonogiri, termasuk Kismantoro, dikenal sebagai wilayah rawan kekeringan. Kontur tanah karst dan curah hujan rendah membuat sumber air permukaan cepat habis saat kemarau. Dengan sumur bor baru ini, ribuan warga berpotensi terbantu untuk kebutuhan air minum, mandi, mencuci, hingga berwudu.
“Kami berharap sumur ini bisa jadi solusi jangka panjang untuk masyarakat. Air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak boleh sulit dijangkau,” tambah Dandim.
Sementara perwakilan bank mengklaim CSR digunakan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya dengan membangun sumur bor bagi masyarakat yang kekurangan air bersih. Diharapkan, pembuatan sumur bor bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

9 hours ago
2

















































