BTM Tegaskan Pernyataannya Hanya Perumpamaan

6 hours ago 2

Masyarakat Diharapkan Tidak Terprovokasi

JAYAPURA-Calon Gubernur Papua nomor urut 01, Benhur Tomi Mano (BTM), memberikan klarifikasi terkait potongan video orasinya yang viral di media sosial dalam dua hari terakhir.

Video berdurasi 23 detik itu menampilkan BTM saat berkampanye di Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, pada Selasa (1/7/2025), yang memicu kontroversi karena penggunaan istilah “babi hutan”.

Dalam video tersebut, BTM terdengar mengatakan, “Pagar rumah ini tidak boleh ada babi hutan yang masuk di rumah ini. Tombak dia, bunuh dia, demi untuk iparnya berdiri sebagai gubernur di Provinsi Papua.”

Pernyataan itu kemudian menuai reaksi beragam, dianggap menyinggung dan bernuansa provokatif oleh sebagian warganet. BTM menegaskan bahwa kalimat tersebut adalah perumpamaan politik yang dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menjaga basis dukungan menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua yang dijadwalkan pada 6 Agustus 2025.

“Itu adalah perumpamaan tentang bagaimana masyarakat harus menjaga suara mereka seperti menjaga kebun dari gangguan hama atau binatang. Potongan video itu sengaja diambil sepotong dan dipelintir untuk menjatuhkan elektabilitas saya,” kata BTM, Rabu (2/7).

BTM menyayangkan tindakan oknum yang memotong dan menyebarkan bagian tertentu dari orasinya tanpa konteks utuh. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk kampanye negatif yang tidak sehat.

“Itulah cara licik orang yang hanya mencari kesalahan. Kalau kalimat itu didengar dari awal, masyarakat pasti tahu maksudnya menjaga suara dan dukungan. Silakan masyarakat yang menilai,” tegasnya.

BTM juga menjelaskan bahwa perumpamaan seperti itu biasa digunakan dalam budaya masyarakat adat Tabi, khususnya di wilayah Genyem dan Nimbokrang, sebagai cara berkomunikasi yang mudah dipahami.

“Itu bahasa kampung, dan semua orang di sini tahu maksudnya. Saya sering juga menggunakan perumpamaan lain, seperti menyapu rumah. Tuan rumah pasti menyapu hingga dapur, tamu hanya menyapu di ruang tamu. Itu filosofi cara kerja saya yang berbeda,” jelas mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini.

Masyarakat Diharapkan Tidak Terprovokasi

JAYAPURA-Calon Gubernur Papua nomor urut 01, Benhur Tomi Mano (BTM), memberikan klarifikasi terkait potongan video orasinya yang viral di media sosial dalam dua hari terakhir.

Video berdurasi 23 detik itu menampilkan BTM saat berkampanye di Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, pada Selasa (1/7/2025), yang memicu kontroversi karena penggunaan istilah “babi hutan”.

Dalam video tersebut, BTM terdengar mengatakan, “Pagar rumah ini tidak boleh ada babi hutan yang masuk di rumah ini. Tombak dia, bunuh dia, demi untuk iparnya berdiri sebagai gubernur di Provinsi Papua.”

Pernyataan itu kemudian menuai reaksi beragam, dianggap menyinggung dan bernuansa provokatif oleh sebagian warganet. BTM menegaskan bahwa kalimat tersebut adalah perumpamaan politik yang dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menjaga basis dukungan menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua yang dijadwalkan pada 6 Agustus 2025.

“Itu adalah perumpamaan tentang bagaimana masyarakat harus menjaga suara mereka seperti menjaga kebun dari gangguan hama atau binatang. Potongan video itu sengaja diambil sepotong dan dipelintir untuk menjatuhkan elektabilitas saya,” kata BTM, Rabu (2/7).

BTM menyayangkan tindakan oknum yang memotong dan menyebarkan bagian tertentu dari orasinya tanpa konteks utuh. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk kampanye negatif yang tidak sehat.

“Itulah cara licik orang yang hanya mencari kesalahan. Kalau kalimat itu didengar dari awal, masyarakat pasti tahu maksudnya menjaga suara dan dukungan. Silakan masyarakat yang menilai,” tegasnya.

BTM juga menjelaskan bahwa perumpamaan seperti itu biasa digunakan dalam budaya masyarakat adat Tabi, khususnya di wilayah Genyem dan Nimbokrang, sebagai cara berkomunikasi yang mudah dipahami.

“Itu bahasa kampung, dan semua orang di sini tahu maksudnya. Saya sering juga menggunakan perumpamaan lain, seperti menyapu rumah. Tuan rumah pasti menyapu hingga dapur, tamu hanya menyapu di ruang tamu. Itu filosofi cara kerja saya yang berbeda,” jelas mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|