Sulit Dikontrol, Penggunaan Gas Air Mata Dikeluhkan

6 hours ago 1

JAYAPURA – Gas air mata sebagai pengendali kerusuhan perlu digunakan secara bijaksana. Pasalnya, paparan gas air mata yang berlangsung lama dengan jumlah yang tinggi dapat berakibat fatal seperti sesak napas hingga meninggal.

Hal ini dirasakan oleh warga Kota Baru Abepura pada Rabu (15/10), saat aparat kepolisian menembak gas air mata kepada masa aksi demonstrasi dari Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) Kota Jayapura.

Tak sedikit masyarakat setempat, baik para pejalan kaki dan pengendara motor mengeluh mengalami mata perih akibat terkena asap dari gas air mata tersebut. Beberapa warga yang sempat ditemui Cenderawasih Pos tampak marah-marah. Beberapa warga berusaha menyirami wajah dengan air untuk menghilangkan perih matanya.

Dalam penanganan aksi kemarin banyak gas air mata yang meledak disekitar rumah dan ruko. alhasil rumah warga dipenuhi asap.

“Saya punya anak bungsu sesak nafas, asap masuk kedalam rumah banyak sekali,” ungkap seorang ibu dengan nada marah.

Sementara itu, Ketua RT 1, RW 8 Kota Baru Marselino Fanghoi mengatakan gas air mata yang digunakan aparat kepolisian sangat menganggu.

Di hadapan aparat kepolisian Marselino mengaku tak sedikit rumah warga sempat dipenuhi dengan asap gas air mata. Dirinya menyesalkan karena aparat keamanan yang menembak gas air mata tidak tepat sasaran, mengingat sekitar lokasi aksi di Lingkaran Abepura itu banyak permukiman warga, anak-anak dan lansia yang rentan.

Ia menjelaskan asap yang memenuhi sekitar permukiman warga itu membuat mata perih dan susah bernafas. Warga bahkan sempat berebut air untuk mencuci mata mereka yang perih. Ada juga yang lari keluar rumah karena asap terlalu banyak di dalam rumah-rumah warga. “Ada anak perempuan tadi dia bilang bapak saya sudah tidak bisa bernapas sudah setengah mati. Untung cepat tertolong,” lanjutnya menyampaikan.

JAYAPURA – Gas air mata sebagai pengendali kerusuhan perlu digunakan secara bijaksana. Pasalnya, paparan gas air mata yang berlangsung lama dengan jumlah yang tinggi dapat berakibat fatal seperti sesak napas hingga meninggal.

Hal ini dirasakan oleh warga Kota Baru Abepura pada Rabu (15/10), saat aparat kepolisian menembak gas air mata kepada masa aksi demonstrasi dari Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) Kota Jayapura.

Tak sedikit masyarakat setempat, baik para pejalan kaki dan pengendara motor mengeluh mengalami mata perih akibat terkena asap dari gas air mata tersebut. Beberapa warga yang sempat ditemui Cenderawasih Pos tampak marah-marah. Beberapa warga berusaha menyirami wajah dengan air untuk menghilangkan perih matanya.

Dalam penanganan aksi kemarin banyak gas air mata yang meledak disekitar rumah dan ruko. alhasil rumah warga dipenuhi asap.

“Saya punya anak bungsu sesak nafas, asap masuk kedalam rumah banyak sekali,” ungkap seorang ibu dengan nada marah.

Sementara itu, Ketua RT 1, RW 8 Kota Baru Marselino Fanghoi mengatakan gas air mata yang digunakan aparat kepolisian sangat menganggu.

Di hadapan aparat kepolisian Marselino mengaku tak sedikit rumah warga sempat dipenuhi dengan asap gas air mata. Dirinya menyesalkan karena aparat keamanan yang menembak gas air mata tidak tepat sasaran, mengingat sekitar lokasi aksi di Lingkaran Abepura itu banyak permukiman warga, anak-anak dan lansia yang rentan.

Ia menjelaskan asap yang memenuhi sekitar permukiman warga itu membuat mata perih dan susah bernafas. Warga bahkan sempat berebut air untuk mencuci mata mereka yang perih. Ada juga yang lari keluar rumah karena asap terlalu banyak di dalam rumah-rumah warga. “Ada anak perempuan tadi dia bilang bapak saya sudah tidak bisa bernapas sudah setengah mati. Untung cepat tertolong,” lanjutnya menyampaikan.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|