Setelah 75 Tahun, Kerangka Jenazah Siswo Martoyo Beristirahat di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Solo

1 month ago 30
Kerangka jenazah Siswo Martoyo saat dibawa masuk ke kawasan Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Solo, Sabtu (7/12/2024) | Foto: Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di bawah langit cerah Sabtu pagi, kerangka jenazah Kopral R. Soedjarwo Siswo Martoyo akhirnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti, Solo.

Sebuah perjalanan panjang bagi seorang pahlawan yang selama 75 tahun dimakamkan di sudut belakang pekarangan rumahnya di Dusun Sidorejo, Desa Ngasem, Colomadu, Karanganyar.

Prosesi pemindahan ini diwarnai dengan penghormatan militer yang khidmat. Dengan disaksikan oleh pihak keluarga dan dipimpin oleh personel Kodim 0735 Surakarta, jenazah Siswo Martoyo dilepas dari pekarangan tempatnya bersemayam selama puluhan tahun.

Tembakan salvo dari regu penghormatan menyambut jenazah sebelum akhirnya dimakamkan dengan prosesi penuh kehormatan di TMP Kusuma Bhakti.

Tembakan salvo menyambut kedatangan kerangka jenazah Siswo Martoyo di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Solo | Foto: Ando

Pemindahan ini merupakan inisiatif keluarga, terutama cucunya, Purnawirawan Mayjen TNI Dokter Dian Andriani.

“Sejak awal, Mbah Siswo Martoyo sebenarnya sudah direncanakan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Tapi istrinya dulu ingin beliau tetap dekat dengan keluarga,” kenang Dian.

Namun, seiring waktu, kondisi rumah di Dusun Sidorejo mulai kosong. Tak ada lagi keluarga yang tinggal di sana, dan tradisi tahunan memperingati perjuangan Siswo Martoyo pun mulai terancam hilang.

“Setiap tanggal 17 Agustus, keluarga menggelar upacara di rumah sambil menabur bunga di makam. Tapi kini, jika rumah itu kosong, siapa yang akan melanjutkan? Maka, kami memutuskan untuk memindahkannya ke TMP Kusuma Bhakti agar sejarahnya tetap hidup,” lanjut Dian.

Kisah heroik Siswo Martoyo tak lepas dari peristiwa berdarah di Jembatan Colomadu pada 8 Februari 1949 silam. Sebagai anggota Staf Resimen 27/Divisi IV, Siswo Martoyo tertangkap oleh pasukan KNIL Belanda bersama rekan-rekannya.

“Beliau disiksa, dipukuli, dan ditembak hingga gugur di tempat. Jenazahnya bahkan sempat ditinggalkan begitu saja,” cerita Dian.

Di antara rekan-rekan seperjuangan Siswo Martoyo, sebagian berhasil melarikan diri, termasuk seorang bernama Harso yang kini berusia 97 tahun.

Namun, perjuangan Siswo Martoyo tidak sia-sia. Ia meninggalkan warisan semangat bagi generasi berikutnya, termasuk lima anak dan seorang istri yang terus mengenang jasa-jasanya.

Proses pemakaman kerangka jenazah Siswo Martoyo di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Solo | Foto: Ando

Pemindahan kerangka jenazah Siswo Martoyo bukanlah proses mudah. Dian mengungkapkan, butuh usaha untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mengukuhkan status Siswo Martoyo sebagai pahlawan.

Namun, berkat dukungan Kodim Surakarta dan Dinas Sosial Karanganyar, cita-cita keluarga untuk memakamkan Siswo Martoyo di TMP Kusuma Bhakti akhirnya terwujud.

“Kami ingin penghormatan kepada beliau tetap terjaga. Upacara militer yang biasa kami lakukan di rumah kini dapat dilaksanakan di makam bersama pahlawan-pahlawan lainnya,” pungkas Dian penuh haru.

Kini, di TMP Kusuma Bhakti, Siswo Martoyo beristirahat dalam damai di tengah deretan makam para pahlawan. Namanya abadi sebagai simbol keberanian dan pengorbanan demi kemerdekaan bangsa. Ando

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|