Sumut Dicap Peringkat Pertama Peredaran Narkoba, DPRD Sumut: Sumut Perlu Panti Rehabilitasi

1 day ago 8

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status Sumatera Utara dengan peringkat nomor satu peredaran narkoba, seperti yang disampaikan Gubsu Bobby Nasution kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming saat berkunjung ke Medan, merupakan sesuatu yang bukan lagi menjadi rahasia umum.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga kepada Sumut Pos, Rabu (21/5/2025).

Menurut Zeira, fenomena seperti ini menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan dan harus diberantas ke akar-akarnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai, statement dari Wapres jika pengguna narkoba harus dimasukkan ke pesantren kurang sepakat, karena kedepanya nanti masyarakat menganggap bahwa pesantren kebanyakan adalah orang yang menggunakan narkoba.

“Saya rasa apa disampaikan wapres ada benarnya, pemakai dimasukkan ke dalam pesantren, namun bukan berarti orang yang menuntut ilmu di pesantren semuanya pemakai narkoba, itu keliru,” ucapnya.

Ia pun melihat, bahwa peredaran narkoba banyak menimbulkan permasalahan dalam tindakan kriminal. Dan menyakini peredaran narkoba ini menjadi penyebab terjadi kerusuhan dan mengganggu kegiatan Kamtibmas di Sumatera Utara.

Untuk itu, Lanjut Zeira, semua pihak khususnya kepolisian harus siap terlibat untuk pemberantasan narkoba. Dan bila perlu setiap pengedar diberikan hukuman seberat-beratnya.

“Lima sampai sepuluh tahun yang lalu, kita masih mendengar peredaran narkoba hanya masih berukuran ons, namun sekarang sudah berukuran ton sekali tertangkap, dan itu pun kurir yang membawa,”ungkapnya.

“Saya menilai, lebih bagus harus dibuatkan panti-panti rehabilitasi, agar pemakai narkoba bisa dilakukan penyembuhan disitu, bahkan difasilitasi dan sosialisasi semacam mediasi, supaya mereka tidak terfokus lagi pada penggunaan narkoba serta melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga ataupun melakukan kegiatan UMKM,”sambung Zeira.

Kemudian bagi pengedar khususnya, Zeira mengatakan, harus bersama-sama menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya, serta menjaga lingkungan kita orang-orang asing yang berupaya melakukan niat jahat di lingkungan masing-masing.(san)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status Sumatera Utara dengan peringkat nomor satu peredaran narkoba, seperti yang disampaikan Gubsu Bobby Nasution kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming saat berkunjung ke Medan, merupakan sesuatu yang bukan lagi menjadi rahasia umum.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga kepada Sumut Pos, Rabu (21/5/2025).

Menurut Zeira, fenomena seperti ini menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan dan harus diberantas ke akar-akarnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai, statement dari Wapres jika pengguna narkoba harus dimasukkan ke pesantren kurang sepakat, karena kedepanya nanti masyarakat menganggap bahwa pesantren kebanyakan adalah orang yang menggunakan narkoba.

“Saya rasa apa disampaikan wapres ada benarnya, pemakai dimasukkan ke dalam pesantren, namun bukan berarti orang yang menuntut ilmu di pesantren semuanya pemakai narkoba, itu keliru,” ucapnya.

Ia pun melihat, bahwa peredaran narkoba banyak menimbulkan permasalahan dalam tindakan kriminal. Dan menyakini peredaran narkoba ini menjadi penyebab terjadi kerusuhan dan mengganggu kegiatan Kamtibmas di Sumatera Utara.

Untuk itu, Lanjut Zeira, semua pihak khususnya kepolisian harus siap terlibat untuk pemberantasan narkoba. Dan bila perlu setiap pengedar diberikan hukuman seberat-beratnya.

“Lima sampai sepuluh tahun yang lalu, kita masih mendengar peredaran narkoba hanya masih berukuran ons, namun sekarang sudah berukuran ton sekali tertangkap, dan itu pun kurir yang membawa,”ungkapnya.

“Saya menilai, lebih bagus harus dibuatkan panti-panti rehabilitasi, agar pemakai narkoba bisa dilakukan penyembuhan disitu, bahkan difasilitasi dan sosialisasi semacam mediasi, supaya mereka tidak terfokus lagi pada penggunaan narkoba serta melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga ataupun melakukan kegiatan UMKM,”sambung Zeira.

Kemudian bagi pengedar khususnya, Zeira mengatakan, harus bersama-sama menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya, serta menjaga lingkungan kita orang-orang asing yang berupaya melakukan niat jahat di lingkungan masing-masing.(san)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|