BINJAI, SUMUTPOS.CO- Era digital menghapus batas geografis dan mempercepat proses transaksi. Dulu, orang harus ke pasar untuk membandingkan harga dan kualitas barang. Kini, cukup lewat aplikasi atau platform e-commerce.
Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) tahun 2025, Politeknik Negeri Medan (Polmed) membantu pengrajin batik rambutan khas Kota Binjai, Tan Collection menjadi pelaku UMKM yang melek digital.
Sebelumnya, Tan Darwania Makatita selaku pimpin UMKM Tan collection, berharap dapat mempromosikan produk Batik Rambutan Khas Binjai miliknya menggunakan media sosial yang ada saat ini. Dengan begitu, produk batik rambutan khas Binjai buatannya tersebut bisa dikenal oleh masyarakat luas, dan tidak sulit untuk ditemukan di dunia maya.
“Produk kami bagus dan unik, tapi tidak ada yang tahu, karena kami tidak pandai mempromosikannya di media sosial,” ungkap Ibu Tan Darwania kepada tim PKM Polmed.
Tim PKM yang dipimpin Yuyun Yusnida Lase S.Kom., M.Kom bersama empat anggota yaitu Andam Lukcyhasnita, S.DS., M.DS, Santi Prayudani, S.Kom., M.Kom, Harizahayu, S.Si., M.Sc dan Friendly, S.T., M.T memberikan pelatihan komprehensif penggunaan aplikasi CapCut untuk membuat konten promosi menarik. Pelatihan yang digelar pada Hari Jumat (26/9/2025) ini mencakup pembuatan video promosi, editing foto produk, hingga strategi publikasi di Instagram, Facebook, dan TikTok.
Salah satu karyawan Tan Collection dilatih langsung menggunakan laptop yang dihibahkan tim PKM. Dari hasil pelatihan yang dilakukan terlihat adanya peningkatan kemampuan mitra dalam pemahaman capcut, kualitas konten, konsistensi upload dan engagement medsos terhadap produk yang dihasilkan dari sebelumnya.
“Kami fokus mengajarkan cara membuat konten yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mampu menceritakan filosofi dan keunikan batik rambutan,” kata seorang anggota tim yang menangani desain grafis.
Hasilnya, akun media sosial UMKM Tan Collection kini menampilkan konten berkualitas tinggi dengan jumlah pengikut yang terus bertambah. Interaksi audiens meningkat signifikan, ditandai dengan bertambahnya like, komentar, dan share.
“Media sosial terbukti menjadi jembatan efektif untuk memperkenalkan batik rambutan ke pasar yang lebih luas tanpa mengeluarkan biaya promosi besar.” ujar Ketua Tim PKM, Yuyun Yusnida Lase.
Dia berharap, keberhasilan program PKM ini tidak hanya meningkatkan kemampuan digital UMKM, tetapi juga berdampak pada peningkatan penjualan. Produk batik rambutan kini mulai dikenal di luar Sumatera Utara. “Kami berharap program seperti ini dapat diteruskan ke UMKM lainnya di Sumatera Utara, sehingga produk lokal dapat bersaing di pasar nasional dan internasional,” pungkas Yuyun.
Program PKM Polmed ini membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, UMKM tradisional mampu bertransformasi menjadi pelaku usaha modern yang siap menghadapi tantangan era digital. (rel/adz)
BINJAI, SUMUTPOS.CO- Era digital menghapus batas geografis dan mempercepat proses transaksi. Dulu, orang harus ke pasar untuk membandingkan harga dan kualitas barang. Kini, cukup lewat aplikasi atau platform e-commerce.
Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) tahun 2025, Politeknik Negeri Medan (Polmed) membantu pengrajin batik rambutan khas Kota Binjai, Tan Collection menjadi pelaku UMKM yang melek digital.
Sebelumnya, Tan Darwania Makatita selaku pimpin UMKM Tan collection, berharap dapat mempromosikan produk Batik Rambutan Khas Binjai miliknya menggunakan media sosial yang ada saat ini. Dengan begitu, produk batik rambutan khas Binjai buatannya tersebut bisa dikenal oleh masyarakat luas, dan tidak sulit untuk ditemukan di dunia maya.
“Produk kami bagus dan unik, tapi tidak ada yang tahu, karena kami tidak pandai mempromosikannya di media sosial,” ungkap Ibu Tan Darwania kepada tim PKM Polmed.
Tim PKM yang dipimpin Yuyun Yusnida Lase S.Kom., M.Kom bersama empat anggota yaitu Andam Lukcyhasnita, S.DS., M.DS, Santi Prayudani, S.Kom., M.Kom, Harizahayu, S.Si., M.Sc dan Friendly, S.T., M.T memberikan pelatihan komprehensif penggunaan aplikasi CapCut untuk membuat konten promosi menarik. Pelatihan yang digelar pada Hari Jumat (26/9/2025) ini mencakup pembuatan video promosi, editing foto produk, hingga strategi publikasi di Instagram, Facebook, dan TikTok.
Salah satu karyawan Tan Collection dilatih langsung menggunakan laptop yang dihibahkan tim PKM. Dari hasil pelatihan yang dilakukan terlihat adanya peningkatan kemampuan mitra dalam pemahaman capcut, kualitas konten, konsistensi upload dan engagement medsos terhadap produk yang dihasilkan dari sebelumnya.
“Kami fokus mengajarkan cara membuat konten yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mampu menceritakan filosofi dan keunikan batik rambutan,” kata seorang anggota tim yang menangani desain grafis.
Hasilnya, akun media sosial UMKM Tan Collection kini menampilkan konten berkualitas tinggi dengan jumlah pengikut yang terus bertambah. Interaksi audiens meningkat signifikan, ditandai dengan bertambahnya like, komentar, dan share.
“Media sosial terbukti menjadi jembatan efektif untuk memperkenalkan batik rambutan ke pasar yang lebih luas tanpa mengeluarkan biaya promosi besar.” ujar Ketua Tim PKM, Yuyun Yusnida Lase.
Dia berharap, keberhasilan program PKM ini tidak hanya meningkatkan kemampuan digital UMKM, tetapi juga berdampak pada peningkatan penjualan. Produk batik rambutan kini mulai dikenal di luar Sumatera Utara. “Kami berharap program seperti ini dapat diteruskan ke UMKM lainnya di Sumatera Utara, sehingga produk lokal dapat bersaing di pasar nasional dan internasional,” pungkas Yuyun.
Program PKM Polmed ini membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, UMKM tradisional mampu bertransformasi menjadi pelaku usaha modern yang siap menghadapi tantangan era digital. (rel/adz)