
KENDAL, JOGLOSEMARNEWS.COM — Hidup dalam keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangat dua gadis kembar asal Desa Truko, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, untuk terus menuntut ilmu. Fitriyatul Lutfiyah dan Tazkiyatul Lutfiyah, putri pasangan Rohmat dan Hidayah, kini bisa tersenyum lega lantaran mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke SMA tanpa biaya, berkat program Sekolah Kemitraan yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Sejak lulus Madrasah Tsanawiyah, Fitri dan Tazki bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA meski perekonomian keluarga mereka serba pas-pasan. Ayah mereka hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tak menentu, sementara sang ibu berjualan sayur dan jajan tradisional keliling kampung menggunakan sepeda onthel.
“Kami ingin terus sekolah. Kami memang hidup sederhana, bapak buruh tani, ibu jualan keliling. Tapi kami ingin bisa sekolah tinggi,” kata Fitri, seperti dilansir dari Jatengprov.go.id.
Harapan mereka sempat goyah lantaran biaya sekolah kian mahal. Namun titik terang datang lewat Program Sekolah Kemitraan Gubernur Luthfi yang memungkinkan siswa dari keluarga kurang mampu melanjutkan pendidikan di sekolah swasta secara gratis, jika tidak lolos seleksi sekolah negeri.
“Alhamdulillah, kami akhirnya bisa sekolah di SMA NU Ma’arif Kangkung tanpa biaya. Semuanya ditanggung pemerintah,” tutur Tazki penuh syukur.
Fitri bercita-cita menjadi guru, sementara Tazki ingin menjadi pengusaha. Keduanya mengaku program tersebut bukan hanya meringankan beban orang tua, tetapi juga menyulut semangat mereka untuk belajar lebih giat.
Rohmat, sang ayah, mengaku lega dengan adanya program tersebut. Kondisi kesehatannya yang kian menurun membuatnya tak bisa bekerja terlalu berat, sehingga biaya pendidikan anak menjadi salah satu kekhawatirannya.
“Saya sangat bersyukur ada program ini. Saya sudah tidak bisa kerja berat lagi, sementara anak masih sekolah. Sekarang beban saya berkurang. Semoga si kembar bisa jadi anak solehah yang bermanfaat bagi keluarga dan bangsa,” ucap Rohmat.
Wakil Kepala Kesiswaan SMA NU Ma’arif Kangkung, Meilinda Estuningsih, juga mengapresiasi kebijakan Gubernur Luthfi. Menurutnya, program Sekolah Kemitraan sejalan dengan visi sekolah untuk memberikan hak pendidikan yang sama bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
“Banyak masyarakat di Kecamatan Kangkung yang ekonominya menengah ke bawah. Program ini sangat membantu agar anak-anak tidak putus sekolah. Kami perlakukan siswa kemitraan sama seperti siswa reguler, agar tidak ada kesenjangan sosial,” kata Meilinda.
Saat ini, SMA NU Ma’arif Kangkung telah menampung 14 siswa penerima program kemitraan dari kuota 36 kursi yang tersedia.
Meilinda berharap program serupa terus berlanjut agar semakin banyak anak-anak dari keluarga kurang mampu yang dapat meraih pendidikan lebih tinggi. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.