SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Satlantas Polres Sragen resmi menggelar Operasi Patuh Candi 2025 dimulai hari ini. Sebanyak 66 personel diturunkan dalam operasi skala besar ini, dengan menyasar langsung aspek Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah hukum Polres Sragen.
Pada awak media Kasat Lantas Polres Sragen, Iptu Kukuh Satrio Leksono, menyampaikan bahwa Operasi Patuh tahun ini tidak hanya sekadar razia, namun lebih dari itu, sebagai upaya menyelamatkan nyawa dan membangun budaya tertib berlalu lintas di tengah masyarakat.
“Setiap hari ada saja laporan kecelakaan lalu lintas. Maka kami tidak ingin hanya bersikap reaktif, tetapi proaktif dengan pendekatan edukatif, preventif, dan penegakan hukum secara proporsional,” kata Iptu Kukuh Satrio Leksono pada Senin (14/7/2025).
Operasi Patuh Candi 2025 dilaksanakan dengan strategi yang menyeluruh Preemtif (25%) melalui penyuluhan dan edukasi oleh Unit Dikyasa, Preventif (25%) berupa patroli rutin dan pengawasan lalu lintas, Represif (50%) dalam bentuk penindakan pelanggaran lalu lintas, baik dengan tilang manual maupun sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement).
Dalam pelaksanaannya, lima satuan tugas utama akan bergerak secara simultan, yakni 1. Satgas Preemtif, Edukasi & penyuluhan ke sekolah-sekolah, komunitas, dan ruang publik, 2. Satgas Preventif, Patroli dan penjagaan titik rawan pelanggaran & kecelakaan, 3. Satgas Gakkum, Penindakan langsung dan melalui ETLE, 4. Satgas Humas, Sosialisasi melalui media dan kanal informasi masyarakat, 5. Satgas Banops, Dukungan operasional dan teknis selama operasi berlangsung.
Yang menarik, Satlantas Sragen juga menggandeng lintas sektor untuk menyukseskan operasi ini. Di antaranya Dinas Pendapatan Daerah dalam pendataan dan pemutihan pajak kendaraan, Subdenpom TNI dalam penindakan pelat nomor palsu, Dinas Perhubungan terkait penertiban uji kelayakan kendaraan bermotor terutama angkutan umum dan barang memenuhi standart tehnis dan laik jalan (KIR kendaraan), PT KAI untuk pengawasan kepatuhan pengguna jalan di perlintasan kereta api.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama,” lanjut Iptu Kukuh.
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kemacetan dan potensi kecelakaan pun makin besar. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak menunggu ditilang baru sadar. Jadikan keselamatan sebagai kebutuhan, bukan keterpaksaan.
“Operasi ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi menyadarkan. Karena korban kecelakaan itu nyata, dan bisa terjadi pada siapa saja. Mari kita jaga diri, keluarga, dan pengguna jalan lainnya,” pungkas Kasat Lantas.
Operasi Patuh Candi 2025 bukan semata razia, melainkan panggilan moral untuk tertib berlalu lintas.
Karena di balik setiap helm yang dipakai dan sabuk pengaman yang dikaitkan, ada harapan untuk bisa pulang ke rumah dengan selamat.
Huri Yanto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.