PEKALONGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Pekalongan, Ryan Zakinnaja Giggs dan Bima Irfan Zidny, berhasil menarik perhatian publik lewat inovasi unik dan ramah lingkungan mereka.
Keduanya menciptakan Mis-qall Lamp, sebuah lampu relaksasi multifungsi yang terbuat dari limbah janggel jagung alias bonggol jagung dan dihiasi motif batik Pekalongan serta kaligrafi Islam.
Inovasi ini bukan sekadar produk kerajinan tangan biasa. Mis-qall Lamp memadukan teknologi aromaterapi, pencahayaan relaksasi, dan musik religi menjadi satu kesatuan yang indah dan menenangkan.
Dari Janggel Jagung Jadi Lampu Relaksasi
Janggel jagung atau bonggol jagung—bagian keras tempat biji jagung menempel setelah dipipil—selama ini dianggap limbah pertanian tak bernilai. Padahal, Indonesia menghasilkan lebih dari 5,7 juta ton limbah janggel jagung setiap tahun, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan.
Melansir laman resmi Kemenag, Senin (20/10/2025), melalui kreativitas dan riset, Ryan dan Bima menyulap bahan buangan tersebut menjadi produk bernilai tinggi. Mis-qall Lamp memanfaatkan serbuk janggel jagung yang dikeringkan, dipadatkan, dan dibentuk menjadi struktur lampu yang kuat namun tetap estetis.
Setiap unit lampu menampilkan desain atap rumah Joglo, dihiasi batik khas Pekalongan dan kaligrafi ayat suci Alquran, menciptakan harmoni antara fungsi, seni, dan spiritualitas.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka gangguan mental pada remaja Indonesia. Berdasarkan survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022, ada sekitar 15,5 juta remaja yang mengalami stres, kecemasan, atau gangguan tidur.
Mis-qall Lamp menjawab tantangan itu dengan cahaya lembut, aroma alami, dan musik religi yang mampu menurunkan tingkat stres.
Hasil uji coba menggunakan sensor gelombang otak MUSE menunjukkan, lampu ini efektif menurunkan stres hanya dalam waktu 5–10 menit.
“Kombinasi aroma lavender dan lantunan ayat suci Alquran membuat saya tidur lebih cepat,” ujar salah satu pengguna di MAN IC Pekalongan.
Produk ini hadir dalam tiga varian:
✓ Calm Bloom – membantu meredakan stres dan menenangkan pikiran
✓ Deep Dream – meningkatkan kualitas tidur
✓ Flow Learn – membantu fokus belajar
Setiap varian dilengkapi warna cahaya dan aroma berbeda, seperti lavender, peppermint, dan rosemary.
Tak hanya menyehatkan pikiran, lampu ini juga membawa pesan ekonomi sirkular. Limbah janggel jagung yang semula dibuang kini menjadi produk bernilai tinggi.
Selain itu, bahan pendukung seperti kayu yang digunakan juga berasal dari limbah furnitur, menjadikan Mis-qall Lamp sepenuhnya ramah lingkungan.
Inovasi ini dikembangkan dengan metode Research and Development (R&D) di bawah bimbingan guru MAN IC Pekalongan serta dukungan Rumah Atsiri Indonesia sebagai penyedia minyak esensial aromaterapi.
Ke depan, mereka berencana mengembangkan versi smart lamp yang bisa diatur lewat aplikasi mobile untuk mengontrol warna cahaya dan musik secara digital.
“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi. Dengan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya lokal, kita bisa menciptakan solusi yang nyata,” ungkap Ryan.
Mis-qall Lamp bukan sekadar lampu, melainkan simbol dari kreativitas, spiritualitas, dan kepedulian lingkungan.
Karya dua siswa ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu menciptakan inovasi yang menyembuhkan jiwa, melestarikan budaya, dan menjaga bumi.
Dengan bahan sederhana seperti janggel jagung, Ryan dan Bima telah menyalakan inspirasi baru—bahwa dari limbah pun, cahaya bisa lahir untuk menerangi dunia.
Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.