Polisi Usut Dugaan Beras Premium Oplosan, 4 Produsen Besar Diperiksa

1 month ago 21
BerasIlustrasi tumpukan beras 10 kilogram. Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Praktik nakal di balik peredaran beras premium kini menjadi sorotan nasional. Kepolisian Republik Indonesia melalui Satuan Tugas (Satgas) Pangan mulai menelisik dugaan pengoplosan beras oleh sejumlah produsen besar yang memasarkan produk bermerek di pasaran.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf mengonfirmasi pihaknya tengah memeriksa empat perusahaan besar, yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, serta PT Sentosa Utama Lestari yang berada di bawah naungan Japfa Group.

“Betul, masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Helfi saat dikonfirmasi, Kamis (10/7/2025).

Langkah penegak hukum ini tak lepas dari laporan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang sebelumnya mengungkap ada 212 merek beras yang terindikasi melanggar ketentuan mutu, volume, hingga harga eceran tertinggi (HET).

Dari total 268 sampel beras yang diuji, lebih dari 85 persen kategori premium dinyatakan tidak sesuai standar mutu, sementara beras medium mencatat pelanggaran hingga 88 persen.

Amran menuturkan, temuan itu bukan sekadar soal kualitas, tetapi juga merugikan konsumen secara ekonomi. Kementan memperkirakan potensi kerugian masyarakat akibat praktik nakal ini bisa mencapai Rp99 triliun per tahun, termasuk akibat penjualan beras premium yang ternyata berisi campuran beras kualitas rendah.

“Kita temukan ketidaksesuaian mutu pada beras premium mencapai 85,56 persen, HET yang dilanggar 59,78 persen, dan ada juga masalah takaran,” kata Amran.

Salah satu modus yang diungkap adalah pengoplosan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Di pasaran, kios hanya memajang sebagian kecil beras SPHP, sementara sebagian besar lainnya diduga dioplos menjadi beras premium dan dijual lebih mahal hingga Rp2.000 per kilogram.

Empat perusahaan yang kini diperiksa kepolisian diketahui mengelola berbagai merek beras terkenal. Dari Wilmar Group, merek yang terlibat pemeriksaan antara lain Sania, Sovia, dan Fortune. PT Food Station Tjipinang Jaya tercatat memproduksi sejumlah varian seperti FS Setra Ramos, FS Sentra Wangi, Alfamart Sentra Pulen, hingga Indomaret Beras Pulen Wangi.

Sementara, PT Belitang Panen Raya memasarkan merek Raja Platinum, Raja Ultima, dan RajaKita. Sedangkan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group) dikenal lewat produk beras Ayana.

Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah polisi mengambil puluhan sampel beras premium dari berbagai daerah, termasuk Aceh, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, hingga wilayah Jabodetabek dan Yogyakarta.

Di sisi lain, PT Sentosa Utama Lestari menyatakan pihaknya selalu mematuhi ketentuan mutu yang berlaku. Kepala Divisi Unit Beras PT SUL, Carmen Carlo Ongko, menyebut pengawasan internal di perusahaannya dilakukan rutin.

“Pengawasan internal kami sangat ketat, baik dari sisi takaran, kebersihan, hingga label produk. Namun kami belum menerima hasil akhir pemeriksaan,” ujar Carmen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan ratusan merek beras oplosan bakal diumumkan ke publik secara bertahap. Ia meminta masyarakat jeli memilih produk agar tidak tertipu oleh label premium yang ternyata tidak sesuai kualitas.

“Kami akan umumkan merek-merek yang melanggar. Masyarakat harus tahu, supaya tidak tertipu,” tegas Amran.

Ia berharap pengusutan kasus ini tuntas hingga ke akar-akarnya. Menurutnya, inilah momentum untuk menindak tegas mafia pangan yang selama ini meraup keuntungan besar dengan merugikan konsumen.

“Kalau 1 juta ton dioplos dan selisih Rp2.000 saja, kerugian negara sudah Rp2 triliun per tahun,” pungkas Amran.

Pemerintah dan kepolisian kini bahu-membahu menuntaskan perkara ini agar industri perberasan nasional kembali bersih dan kepercayaan masyarakat terjaga. [*]  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|