6 Rumah Jadi Markas Server Judol Internasional, Dikendalikan Bandar di Tiongkok-Kamboja

7 hours ago 3

SUMUTPOS.CO – Bandar judi online di Tiongkok dan Kamboja mengendalikan server yang tersebar di empat kota di Indonesia. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Mabes Polri menggerebek enam rumah yang dijadikan markas server dan menangkap 22 tersangka.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan, para pelaku ditangkap di beberapa lokasi. Yaitu, sebuah rumah di kawasan Cibubur Country, Cluster Cotton Field, Bogor; dua rumah di Jalan Haji Harun IV No 39 dan No 07, Kelurahan Jatirahayu, Bekasi; dua rumah di Perumahan Villa Tangerang Regensi Baru, Kabupaten Tangerang, Banten, dan di Denpasar, Bali.

“Ke-22 tersangka memiliki berbagai peran. Seperti operator, pengelola server, dan admin keuangan,” ujar Djuhandhani kemarin (18/7). Mereka mengoperasikan dua situs judi online, yaitu tanjung988.com dan akasia899.com.

Dalam penggeledahan polisi menyita sejumlah barang bukti. Antara lain, 354 unit handphone, 23 set komputer (CPU), 8 unit laptop, 9 flashdisk, 11 router wifi, 1 unit mobil, 1 unit modem, 2.648 kartu perdana dari berbagai provider, 5 buku tabungan, dan 18 kartu ATM. “Semua perangkat itu digunakan untuk mengoperasikan judi online,” jelasnya.

Sehari Bisa Bikin 500 Akun WA

Djuhandhani menambahkan, jaringan ini dikendalikan dari luar negeri. Para pelaku di Indonesia hanya berperan sebagai pelaksana teknis. “Kami bekerja sama dengan Interpol untuk memburu aktor intelektual di balik jaringan ini,” tegasnya.

Para pelaku memanfaatkan kartu perdana yang sudah terdaftar untuk membuat akun WhatsApp (WA). Akun tersebut dipakai untuk mengirim pesan promosi secara massal ke jutaan nomor. “Dalam sehari, satu operator bisa membuat hingga 500 akun WhatsApp dan menyebar ribuan pesan broadcast berisi ajakan bergabung, kemudahan deposit, dan janji kemenangan,” ujarnya.

Komunikasi internal jaringan dilakukan melalui grup WhatsApp dan Telegram untuk berbagi data nomor ponsel dan mengelola omzet. Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa keuntungan dari kejahatan ini disamarkan menggunakan rekening atas nama orang lain (nominee). Ada sebagian keuntungan dibelikan kripto dan dicairkan lewat berbagai payment gateway seolah berasal dari transaksi jual beli barang.

“Para pelaku meraup keuntungan hingga ratusan miliar rupiah hanya dalam waktu satu tahun,” ungkap Djuhandhani. (idr/eko/jpg)

SUMUTPOS.CO – Bandar judi online di Tiongkok dan Kamboja mengendalikan server yang tersebar di empat kota di Indonesia. Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Mabes Polri menggerebek enam rumah yang dijadikan markas server dan menangkap 22 tersangka.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan, para pelaku ditangkap di beberapa lokasi. Yaitu, sebuah rumah di kawasan Cibubur Country, Cluster Cotton Field, Bogor; dua rumah di Jalan Haji Harun IV No 39 dan No 07, Kelurahan Jatirahayu, Bekasi; dua rumah di Perumahan Villa Tangerang Regensi Baru, Kabupaten Tangerang, Banten, dan di Denpasar, Bali.

“Ke-22 tersangka memiliki berbagai peran. Seperti operator, pengelola server, dan admin keuangan,” ujar Djuhandhani kemarin (18/7). Mereka mengoperasikan dua situs judi online, yaitu tanjung988.com dan akasia899.com.

Dalam penggeledahan polisi menyita sejumlah barang bukti. Antara lain, 354 unit handphone, 23 set komputer (CPU), 8 unit laptop, 9 flashdisk, 11 router wifi, 1 unit mobil, 1 unit modem, 2.648 kartu perdana dari berbagai provider, 5 buku tabungan, dan 18 kartu ATM. “Semua perangkat itu digunakan untuk mengoperasikan judi online,” jelasnya.

Sehari Bisa Bikin 500 Akun WA

Djuhandhani menambahkan, jaringan ini dikendalikan dari luar negeri. Para pelaku di Indonesia hanya berperan sebagai pelaksana teknis. “Kami bekerja sama dengan Interpol untuk memburu aktor intelektual di balik jaringan ini,” tegasnya.

Para pelaku memanfaatkan kartu perdana yang sudah terdaftar untuk membuat akun WhatsApp (WA). Akun tersebut dipakai untuk mengirim pesan promosi secara massal ke jutaan nomor. “Dalam sehari, satu operator bisa membuat hingga 500 akun WhatsApp dan menyebar ribuan pesan broadcast berisi ajakan bergabung, kemudahan deposit, dan janji kemenangan,” ujarnya.

Komunikasi internal jaringan dilakukan melalui grup WhatsApp dan Telegram untuk berbagi data nomor ponsel dan mengelola omzet. Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa keuntungan dari kejahatan ini disamarkan menggunakan rekening atas nama orang lain (nominee). Ada sebagian keuntungan dibelikan kripto dan dicairkan lewat berbagai payment gateway seolah berasal dari transaksi jual beli barang.

“Para pelaku meraup keuntungan hingga ratusan miliar rupiah hanya dalam waktu satu tahun,” ungkap Djuhandhani. (idr/eko/jpg)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|