Dialog Publik PDIP di Mata Anak Muda, Radipin: Pemimpin Ditempa, Bukan Tumbuh secara Instan

22 hours ago 4

MEDAN, SumutPos.co- Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs Rapidin Simbolon MM membuka Dialog Publik bertajuk “PDI Perjuangan di Mata Anak Muda: Harapan dan Tantangan” di Le Polonia Hotel Medan, Selasa (18/11). Kegiatan ini menjadi wadah komunikasi antara PDI Perjuangan dengan generasi muda dalam membaca dinamika politik serta menyiapkan calon pemimpin masa depan.

Menurut Rapidin, partainya serius menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan bangsa. Karenanya, partainya sengaja merancang dialog publik ini untuk mendekatkan anak muda dengan dunia perjuangan politik dan sosial, agar memahami bahwa kepemimpinan bukanlah sesuatu yang tumbuh secara instan.

“Kepemimpinan itu harus ditempa, dilatih dari bawah, dan ditempuh melalui proses yang panjang. Tidak bisa ujug-ujug. Anak muda harus memahami bahwa menjadi pemimpin berarti siap berjuang,” ujarnya.

Menurut mantan Bupati Samosir ini, perjuangan di mata pemuda untuk menghadapi tantangan ke depan sangat relevan dengan kondisi hari ini, di mana banyak generasi muda terjebak pada pola pikir serba cepat dan instan. Rapidin menilai mentalitas instan itu harus dilawan melalui pendidikan politik, dialog, dan proses pembelajaran yang serius sejak dini.

Ia juga menegaskan, Indonesia sebagai negara besar, negara kepulauan dengan ratusan suku, agama, dan budaya, membutuhkan pemimpin yang matang dan dewasa. “Anak muda harus dipersiapkan untuk memahami kompleksitas bangsa ini. Tidak cukup hanya modal popularitas atau medsos. Mereka harus ditempa dengan nilai perjuangan dan kesadaran kebangsaan,” katanya.

Dialog publik yang dipandu moderator Meryl Saragih ini menghadirkan tiga narasumber dari kalangan muda, yakni Juru Bicara DPP PDI Perjuangan Aryo Seno Bagaskoro, Puteri Remaja Indonesia Pendidikan 2025 dan Puteri Remaja Indonesia Sumut 2025 Sharon JZ Simbolon, dan Wakil Presiden BEM USU M Thoibul Fattah. Menurut Rapidin, kehadiran para narasumber ini sebagai inspirasi bagi Gen Z Sumut. “Mereka memberikan contoh nyata bahwa anak muda bisa produktif, kritis, dan berprestasi,” ujarnya.

Rapidin menjelaskan, proses melahirkan pemimpin tidak bisa hanya dilakukan menjelang Pemilu. Pesta demokrasi hanya berlangsung beberapa bulan, tetapi pembentukan pemimpin membutuhkan waktu bertahun-tahun. “Karena itu, persiapan pemimpin harus dilakukan minimal lima tahun sebelum pemilu. Kita tidak boleh hanya sibuk di momentum pencalonan. Proses pengemblengan harus dimulai jauh hari,” tegasnya.

Sementara dalam dialog tersebut, Aryo Seno Bagaskoro yang didaulat menjadi narasumber, mengajak Gen Z untuk memahami dunia politik secara lebih substansi dan menemukan cara bagaimana mereka bisa berperan di dalamnya. “Memang semua butuh proses tidak ada yang sekali jadi. Berpolitik dengan bergabung dalam partai hanyalah salah satu pilihan,” kata Seno.

Sementara narasumber lainnya, Wakil Ketua BEM USU M Thoibul Fattah menyebut, sekarang ini partai-partai cenderung hanya untuk merebut kekuasaan dan jabatan. Jarang sekali ada partai yang benar-benar tulus bekerja untuk kepentingan rakyat. Termasuk saat ini juga sangat sulit menemukan tokoh-tokoh politik yang benar-benar mengabdi untuk rakyat.

Menurut Fattah, hal itu dikarenakan banyak partai tidak berbasis pengkaderan ideologis. Fattah berharap PDIP dapat mempertahankan dirinya sebagai partai kaderisasi. “PDIP adalah partai kader yang ideologinya jelas. Harapannya itu masih bertahan,” kata Fattah.

Di sisi lain, narasumber lainnya Sharon JZ Simbolon mengatakan, generasi muda harus mendisiplinkan dan mengisi dirinya dengan hal-hal yang positif. Salah satunya dimulai dari menggunakan gadget secara bijak. Putri Remaja Indonesia 2025 yang juga cucu Rapidin Simbolon ini mengatakan, keterikatan Gen Z dengan gadget, akan berpengaruh negatif kepada fungsi otak seseorang.

“Harus bisa meyakinkan diri, setiap hari aktivitas yang dilakukan sesuatu yang positif. Hal yang paling mudah adalah menggunakan gadget untuk yang baik dan perlu pembatasan. Perubahan itu dimulai dari diri sendiri,” kata Sharon. (adz)

MEDAN, SumutPos.co- Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs Rapidin Simbolon MM membuka Dialog Publik bertajuk “PDI Perjuangan di Mata Anak Muda: Harapan dan Tantangan” di Le Polonia Hotel Medan, Selasa (18/11). Kegiatan ini menjadi wadah komunikasi antara PDI Perjuangan dengan generasi muda dalam membaca dinamika politik serta menyiapkan calon pemimpin masa depan.

Menurut Rapidin, partainya serius menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan bangsa. Karenanya, partainya sengaja merancang dialog publik ini untuk mendekatkan anak muda dengan dunia perjuangan politik dan sosial, agar memahami bahwa kepemimpinan bukanlah sesuatu yang tumbuh secara instan.

“Kepemimpinan itu harus ditempa, dilatih dari bawah, dan ditempuh melalui proses yang panjang. Tidak bisa ujug-ujug. Anak muda harus memahami bahwa menjadi pemimpin berarti siap berjuang,” ujarnya.

Menurut mantan Bupati Samosir ini, perjuangan di mata pemuda untuk menghadapi tantangan ke depan sangat relevan dengan kondisi hari ini, di mana banyak generasi muda terjebak pada pola pikir serba cepat dan instan. Rapidin menilai mentalitas instan itu harus dilawan melalui pendidikan politik, dialog, dan proses pembelajaran yang serius sejak dini.

Ia juga menegaskan, Indonesia sebagai negara besar, negara kepulauan dengan ratusan suku, agama, dan budaya, membutuhkan pemimpin yang matang dan dewasa. “Anak muda harus dipersiapkan untuk memahami kompleksitas bangsa ini. Tidak cukup hanya modal popularitas atau medsos. Mereka harus ditempa dengan nilai perjuangan dan kesadaran kebangsaan,” katanya.

Dialog publik yang dipandu moderator Meryl Saragih ini menghadirkan tiga narasumber dari kalangan muda, yakni Juru Bicara DPP PDI Perjuangan Aryo Seno Bagaskoro, Puteri Remaja Indonesia Pendidikan 2025 dan Puteri Remaja Indonesia Sumut 2025 Sharon JZ Simbolon, dan Wakil Presiden BEM USU M Thoibul Fattah. Menurut Rapidin, kehadiran para narasumber ini sebagai inspirasi bagi Gen Z Sumut. “Mereka memberikan contoh nyata bahwa anak muda bisa produktif, kritis, dan berprestasi,” ujarnya.

Rapidin menjelaskan, proses melahirkan pemimpin tidak bisa hanya dilakukan menjelang Pemilu. Pesta demokrasi hanya berlangsung beberapa bulan, tetapi pembentukan pemimpin membutuhkan waktu bertahun-tahun. “Karena itu, persiapan pemimpin harus dilakukan minimal lima tahun sebelum pemilu. Kita tidak boleh hanya sibuk di momentum pencalonan. Proses pengemblengan harus dimulai jauh hari,” tegasnya.

Sementara dalam dialog tersebut, Aryo Seno Bagaskoro yang didaulat menjadi narasumber, mengajak Gen Z untuk memahami dunia politik secara lebih substansi dan menemukan cara bagaimana mereka bisa berperan di dalamnya. “Memang semua butuh proses tidak ada yang sekali jadi. Berpolitik dengan bergabung dalam partai hanyalah salah satu pilihan,” kata Seno.

Sementara narasumber lainnya, Wakil Ketua BEM USU M Thoibul Fattah menyebut, sekarang ini partai-partai cenderung hanya untuk merebut kekuasaan dan jabatan. Jarang sekali ada partai yang benar-benar tulus bekerja untuk kepentingan rakyat. Termasuk saat ini juga sangat sulit menemukan tokoh-tokoh politik yang benar-benar mengabdi untuk rakyat.

Menurut Fattah, hal itu dikarenakan banyak partai tidak berbasis pengkaderan ideologis. Fattah berharap PDIP dapat mempertahankan dirinya sebagai partai kaderisasi. “PDIP adalah partai kader yang ideologinya jelas. Harapannya itu masih bertahan,” kata Fattah.

Di sisi lain, narasumber lainnya Sharon JZ Simbolon mengatakan, generasi muda harus mendisiplinkan dan mengisi dirinya dengan hal-hal yang positif. Salah satunya dimulai dari menggunakan gadget secara bijak. Putri Remaja Indonesia 2025 yang juga cucu Rapidin Simbolon ini mengatakan, keterikatan Gen Z dengan gadget, akan berpengaruh negatif kepada fungsi otak seseorang.

“Harus bisa meyakinkan diri, setiap hari aktivitas yang dilakukan sesuatu yang positif. Hal yang paling mudah adalah menggunakan gadget untuk yang baik dan perlu pembatasan. Perubahan itu dimulai dari diri sendiri,” kata Sharon. (adz)

Read Entire Article
Politik | Local| Daerah| Finance| Sport|