JAYAPURA – Usai kantongi dua nama dari pelaku yang melakukan penembakan ke arah rombongan Komnas HAM Papua dan juga aparat kepolisian yang berada di camp, kejadian ini langsung dilaporkan ke Komnas HAM Republik Indonesia. Frits yang saat dihubungi Cenderawasih Pos mengaku apa yang menimpa mereka menjadi atensi berbagai pihak. Kini, tim Komnas HAM Papua sedang dalam perjalanan dari Bintuni menuju Jayapura.
”Apa yang menimpa kami sudah dilaporkan kepada Ketua Komnas HAM RI,” kata Frits saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (1/5).
Frits pun menerangkan, tujuannya ke daerah konflik atau tergabung dalam pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat tidak lepas dari aduan yang masuk ke Komnas HAM pusat.
Selain itu ada undangan untuk Komnas HAM Papua agar ikut mengawasi proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi. “Sehingga posisi Komnas HAM disana (Moskona-red) menjadi penting untuk melihat seluruh proses yang dilakukan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Termasuk tidak menyentuh masyarakat sipil,” terang Frits.
Juga mengecek apakah alat-alat yang digunakan personel sudah memenuhi standar, dan apakah personel yang diterjunkan memiliki pegalaman dalam proses SAR. Yang berikutnya kata Frits, pihaknya melihat secara langsung kondisi alam di lokasi kejadian.
Kondisi alam saat pagi, siang dan malam hari. Bagaimana dengan ancaman geografis, binatang buas dan derasnya air sungai. Dengan begitu, Komnas HAM punya bayangan untuk dijadikan bahan laporan.
“Apa yang diamati komnas HAM menjadi penting untuk melihat ancaman di lapangan. Saya menyaksikan sendiri betapa rawannya lokasi itu, dan ternyata masih ada kelompok sipil bersenjata dan menunjukan eksistensi mereka,” bebernya.
Frits menerangkan, pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat dibagi dalam tiga zona. Zona kuning, zona hijau dan zona merah. Dan Frits sendiri berada di zona merah.
JAYAPURA – Usai kantongi dua nama dari pelaku yang melakukan penembakan ke arah rombongan Komnas HAM Papua dan juga aparat kepolisian yang berada di camp, kejadian ini langsung dilaporkan ke Komnas HAM Republik Indonesia. Frits yang saat dihubungi Cenderawasih Pos mengaku apa yang menimpa mereka menjadi atensi berbagai pihak. Kini, tim Komnas HAM Papua sedang dalam perjalanan dari Bintuni menuju Jayapura.
”Apa yang menimpa kami sudah dilaporkan kepada Ketua Komnas HAM RI,” kata Frits saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (1/5).
Frits pun menerangkan, tujuannya ke daerah konflik atau tergabung dalam pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat tidak lepas dari aduan yang masuk ke Komnas HAM pusat.
Selain itu ada undangan untuk Komnas HAM Papua agar ikut mengawasi proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi. “Sehingga posisi Komnas HAM disana (Moskona-red) menjadi penting untuk melihat seluruh proses yang dilakukan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Termasuk tidak menyentuh masyarakat sipil,” terang Frits.
Juga mengecek apakah alat-alat yang digunakan personel sudah memenuhi standar, dan apakah personel yang diterjunkan memiliki pegalaman dalam proses SAR. Yang berikutnya kata Frits, pihaknya melihat secara langsung kondisi alam di lokasi kejadian.
Kondisi alam saat pagi, siang dan malam hari. Bagaimana dengan ancaman geografis, binatang buas dan derasnya air sungai. Dengan begitu, Komnas HAM punya bayangan untuk dijadikan bahan laporan.
“Apa yang diamati komnas HAM menjadi penting untuk melihat ancaman di lapangan. Saya menyaksikan sendiri betapa rawannya lokasi itu, dan ternyata masih ada kelompok sipil bersenjata dan menunjukan eksistensi mereka,” bebernya.
Frits menerangkan, pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat dibagi dalam tiga zona. Zona kuning, zona hijau dan zona merah. Dan Frits sendiri berada di zona merah.